Mohon tunggu...
Hanna Wida
Hanna Wida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Kewarganegaraan dan Masa Depan Bangsa

31 Januari 2018   18:14 Diperbarui: 31 Januari 2018   18:17 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia pendidikan kewarganegaraan sudah dimulai sejak dini. Anak-anak penerus bangsa dibekali pendidikan kewarganegaraan dengan harapan dapat membangun serta mengembangkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Sayangnya, rasa peduli anak bangsa terhadap pendidikan kewarganegaraan masih rendah. Padahal berdampak besar bagi masa depan bangsa Indonesia.

Dengan mengenal dan memahami pendidikan kewarganegaraan, kita dapat memandang segala masalah dengan pikiran terbuka dan mementingkan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi ataupun golongan. Di kedepannya, penyelesaian segala persoalan ada di tangan dan pundak anak-anak bangsa. Oleh sebab itu, kita harus berusaha keras membekali mereka dengan nasionalisme yang tinggi.

Salah satu cara untuk meningkatkan nasionalisme adalah dengan memberikan dengan sungguh pendidikan kewarganegaraan. Yang terpenting di dalam pendidikan kewarganegaraan bukan lagi teori melainkan lebih ke penanaman rasa nasionalisme yang dapat direalisasikan di kehidupan sehari-hari, misalnya dengan saling menghargai teman dan menghargai pendapat masing-masing.Dengan bekal penanaman nasionalisme, perbedaan suku, ras, dan agama tidak dipandang sebagai hambatan melainkan perbedaan itu melengkapi satu sama lain. Dimana orang tidak menjatuhkan satu sama lain demi kepentingan pribadi.

Rasa cinta tanah air yang mulai pudar menimbulkan kekhawatiran dari banyak pihak. Banyak masalah baru yang muncul di tanah air akhir-akhir ini. Dengan memudarnya rasa nasionalisme dapat menghancurkan masa depan bangsa Indonesia. Hal ini menyebabkan Indonesia mudah dijajah. Penjajahan tidak lagi dalam bentuk fisik melainkan bisa dalam bentuk mental. Penjajahan mental jauh lebih mematikan daripada penjajahan fisik. Oleh sebab itu masihkah kita akan menutup dari memupuk rasa nasionalisme? Masihkah kita mengabaikan pendidikan kewarganegaraan? Masa depan bangsa Indonesia ada di tangan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun