Mohon tunggu...
Hanna Muniira
Hanna Muniira Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hobi menggambar dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab dan Dampak Playing Victim di Media Sosial terhadap Kehidupan Nyata

16 Juli 2023   20:34 Diperbarui: 16 Juli 2023   20:45 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : www.pexels.com

           Sudah tidak asing lagi mendengar kata playing victim di zaman sekarang, terlebih lagi dalam media sosial. Sering kali kita menemukan orang yang membahas tentang playing victim. Sebenarnya apa itu playing victim? Apakah playing victim itu wajar?  Playing victim, perilaku dimana seseorang merasa bahwa dia merupakan korban dan menyalahkan orang lain  dalam suatu permasalahan. Namun, ialah yang sebenarnya bersalah atau pelaku dalam permasalahan tersebut. 

Singkatnya playing victim itu perilaku seseorang seolah-olah ia yang tersakiti. Orang yang melakukan playing victim ini dapat dikatakan sebagai orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab, karena dia suka menyalahkan orang lain atas kesalahnnya. Dapat dipastikan ada banyak orang-orang seperti ini yang kita temui di media sosial, lingkungan sekitar kita atau bahkan diri sendirilah yang melakukan playing victim. Dari pejelasan itu dapat disimpulkan bahwa playing victim merupakan perilaku yang menyimpang dan tidak wajar.

sumber: www.pexels.com
sumber: www.pexels.com

       Di media sosial, khususnya twitter yang sering disebut sebagai tempat berkeluh kesah, tidak sedikit orang-orang yang mengeluh, mengasihani diri sendiri seolah-olah dia adalah orang yang paling mederita, sering membandingkan dirinya dengan orang lain, dan menyalahkan orang lain atas kesalahannya. Contoh kasus playing victim di media sosial yang sedang ramai di twitter, tiktok dan instagram, yaitu perdebatan antara penggemar grup K-pop BTS dan EXO. 

Dimana dari sudut pandang penggemar grup K-pop BTS yang disebut ARMY, beberapa dari mereka mengatakan bahwa penggemar grup K-pop EXO atau disebut dengan EXO-L sering melakukan playing victim. Ada dari beberapa EXO-L yang membuat pernyataan seolah-olah idola mereka yang mendapat serangan terlebih dahulu dari ARMY dan mereka merasa paling tersakiti. Padahal kenyataannya EXO-Llah yang terlebih dahulu menghina BTS dan karena alasan itu, ARMY membalas dengan menghina EXO dan penggemarnya, sebagai bentuk rasa tidak terima jika idolnya dihina. 

Begitu juga sebaliknya, dari sudut pandang beberapa EXO-L, mereka beranggapan bahwa ARMYlah yang melakukan playing victim. Bagi kalian yang merupakan seorang fangirl maupun fanboy pastilah pernah merasa jika idol kalian adalah milik kalian dan karena itu, kalian ingin melindungi, menjaga, mencintai sepenuh hati idola kalian, keadaan tersebut disebut dengan sense of belonging. 

Sehingga apabila ada idol  mendapat serangan kebencian atau apapun yang membuat nama idol itu buruk, maka penggemarnya akan berusaha untuk melindunginya. Sama seperti yang dilakukan oleh ARMY dan EXO-L, berusaha untuk melindungi idolanya. Namun mereka melakukan dengan cara yang kurang tepat.

sumber: www.pexels.com
sumber: www.pexels.com

     Pertanyaanya, apakah perilaku orang-orang yang melakukan playing victim di media sosial untuk melindungi idolnya itu akan terbawa di kehidupan nyata? Sebenarnya kehidupan di dunia maya dan kehidupan nyata saling berhubungan. Apapun yang dilakukan di media sosial pasti ada kaitannya dengan kehidupannya di dunia nyata. Bisa jadi, mereka yang melakukan playing victim di media sosial, juga akan melakukan hal yang sama kepada orang-orang di sekitar mereka seperti, teman, pasangan, keluarga dan lain sebagainya. 

Atau mereka melakukan playing victim di media sosial sebagai bentuk meluapkan emosi karena adanya masalah di kehidupan nyata. Sehingga playing victim di media sosial bisa mempengaruhi prilaku seseorang di kehidupan nyata. Prilaku playing victim ini tidak muncul begitu saja, tentu saja ada alasan seseorang melakukan playing victim, baik itu disadari oleh pelaku playing victim maupun tidak disadari. Penyebab orang melakukan playing victim ini beragam, yaitu:

  • Adanya gangguan kepribadian manipulasi dan narsistik , bisa saja orang yang melakukan playing victim merupakan orang yang manipulatif. Karena ia menggunakan playing victim untuk memanipulasi orang lain agar mendapatkan perhatian, belas kasih, dan simpati dari orang lain. Dan ada kemungkinan bahwa orang yang melakukan playing victim adalah orang yang narsistik atau bisa disebut orang yang haus akan perhatian.
  • Adanya dendam kepada orang yang sukses, adanya rasa iri terhadap orang yang lebih sukses darinya dan kemudian berlanjut menjadi rasa dendam dapat menimbulkan perilaku playing victim. Pada saat ada kesempatan, orang yang memiliki dendam akan kesuksesan orang lain ini akan mengeksploitasi orang lain agar kesalahan yang ia lakukan dapat mencemari nama baik orang lain tersebut.
  • Adanya trauma masa kecil, seseorang yang memiliki trauma masa kecil yang mendalam. Seperti sering disalahkan oleh orang-orang terdekatnya, ia akan melakukan playing victim sebagai bentuk pertahanan diri. Hal ini terjadi karena ada perubahan struktur kimia dalam otak yang disebabkan oleh stres masa lalu.
  • Mendapatkan pengalaman dikecewakan oleh orang lain, perilaku playing victim bisa muncul ketika seseorang dikhianati berkali-kali. Seseorang yang merasakan kekecewaan akibat penghianatan akan sulit untuk mempercayai orang lain. Akibatnya ia merasa bahwa ia adalah seorang korban dan orang lain yang melakukan kesalahan. Sehingga ia menyalahkan orang lain dan menjebak mereka atas rasa bersalah tersebut.
  • Adanya rasa tidak percaya diri, Orang yang memeiliki kepercayaan diri yang rendah atau lebih sering disebut insecure dan suka memikirkan hal-hal yang negatif tentang dirinya, seperti sering menganggap bahwa dirinya adalah orang yang lemah, tidak bisa apa-apa dan lain sebagainya. Biasanya orang-orang tersebut berkemungkinan untuk melakukan playing victim.

     Apabila kalian merasa sering melakukan playing victim cobalah berusaha untuk mengurangi perilaku tersebut dengan meminimalisir penyebab munculnya perilaku tersebut. Mulailah dari hal-hal kecil seperti tingkatkan kepercayaan diri dengan  memikirkan hal-hal positif pada diri kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun