Entah darimana orang tua Saya mendapatkan kisah-kisah mistis yang dinarasikan ke Kami ketika sedang berhimpun bersama kakak-kakak ataupun sebagai pengantar tidur. Kemungkinan jua orang tua Kami dituturkan cerita-cerita yang sama oleh orang tua mereka secara berulang turun temurun hingga akhirnya tiba ke Kami. Mulai dari pengisahan mengenai Nyi Roro Kidul, Malinkundang, Malam 1 Suro, Buaya Putih Jelmaan, Jelangkung, Kuntilanak, Tuyul hingga yang kekinian Babi Ngepet.
Lakon babi ngepet hari-hari ini menjadi warta yang tiada membatas. Hampir di seluruh lini sosial media online maupun offline memberitakan hal itu. Sulit untuk mengelak ketika niat mencari takjil, perbincangan yang ditemui masih terlingkup membicarakan mahkluk gaib ini. Gegara nun jauh di selatan tenggara Kota Jakarta Selatan heboh pemberitaan babi ngepet lengkap dengan aktornya yang konon menahbiskan dirinya kyai. Kasus sudah selesai dan ditangani oleh pihak Kepolisian.
Yang tak tuntas justru bualan dan ceracau di masyarakat yang bergayut merunuti pemberitaan atas babi ngepet dengan tambahan-tambahan fiksi super dan hiper supranatural. Terus menggeliat dalam mantik sebuah pertanyaan mengapa topik tersebut “laku keras” ?
Dari riwayat yang pernah dirawikan orang tua, babi ngepet merupakan mahkluk jejadian berupa manusia yang merubah diri menjadi seekor babi. Tidak diketahui pasti alasan pemilihan hewan babi sebagai jelmaan karena tentu pilihan hewan-hewan eksotis lain lebih pantas untuk di sortir. Diketahui pula tugas menjadi babi ngepet mirip dengan tokoh Tuyul, yakni semata untuk mencuri uang atau emas atau kalung dan benda berharga lain milik orang yang tinggal disekitar ekosistem si manusia babi. Rasionalitas Saya turut menyoal bagaimana seekor hewan babi membawa materi berharga dengan raganya yang berkaki empat itu. Tentu karena babi ngepet merupakan teater mistis maka jawabannya juga merujuk pada kemistisisan.
Tentu Kita semua masih ingat dengan riwayat perkembangan masyarakat Indonesia yang menyendikan pada kelautan dan pertanian. Pola dan kehidupan masyarakat bahari dan agraria bergerak, hidup serta berkembang dalam atmosfer riwayat dan penokohan. Untaian riwayat dan penokohan berjalan melewati semiotika masa dan waktu, angkatan dan generasi serta terhubung dalam budaya lisan yang kendur sehingga rangkaian ceritanya sangat renggang, dapat menjadi bertambah atau mengurangi substansi. Tambahan dan pengurangan isi cerita termasuk didalamnya hal yang berupa supranatural, klenik dan mistis. Tema klenik dan mistis, yang awalnya sebagai selipan justru menjadi gaung utama yang dikedepankan oleh penutur karena keasyikan pendengar tatkala menyimak hal-hal tak lazim dan irasional terasa rekreatif. Sehingga tak heran beberapa dekade lalu acara televisi Kita marak dengan sajian klenik dan mistis seperti itu. Glorifikasi masyarakat atas subjek narasi mistis kemudian berkembang menjadi komposisi lakonan yang berdiri sendiri seperti halnya babi ngepet
Secara akademis klenik dan mistis sulit untuk direkognisi karena lepas dan berjarak dari episteme kelimuan. Sebaliknya mistisisme dapat dimengerti dan dinalar dengan keilmuan. Secara sosiologis fenomena sosial seperti ini diistilahkan sebagai eskapisme sosial, yakni sebuah tindakan menarik diri baik fisik dan mental dari hal-hal tidak menyenangkan dalam realitas. Sebagai sebuah tindakan, eskapisme sosial sekaligus merupakan respon subjek atau manusia atas situasi dan kondisi yang ada. Lakunya mewujud dalam berbagai hal yang menghibur dan rekreatif bagi sang subjek.
Seperti di sampaikan sebelumnya, bahwasanya ketidaklaziman dan sesuatu yang berwatak supranatural dan klenik merupakan bagian dari bentuk pelipuran dalam masyarakat. Cara masyarakat mendapatkan penghiburan dari rutinitas hidup -pun di masa modern ini dari kesumpekan keseharian masih membutuhkan selimut fantasi kemistisan. Jerat dan peristiwa kehidupan membuat subjek-subjek dalam masyarakat menjadi traumatik terhadap realitas sesungguhnya sehingga klenik dan mistis menjadi naungan dan pelarian. Sehingga kemudian tak heran karater-karakter teater mistis seperti tuyul dan babi ngepet mencuat kembali.
Begitulah, kehidupan sebagai manusia memang mebutuhkan bumbu namun harus bumbu racikan yang berkualitas bukan sekedar garam dan gula penggurih sesaat. Ingat, Elon Musk sudah membangun pesawat yang akan terbang dan lepas sandar secara vertikal. Ketika itu tampil, jangan sampai kelambu mistisisme ini menempel dan masih menutupi wajah peradaban masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H