Novel ini berkisah tentang seorang laki-laki bernama Azzam yang menyukai Ana. Azzam mulai menyukai Ana ketika pak Ali memberikan informasi kepada Azzam. Mendengar perkataan pak Ali, Azzam mulai niat kuat untuk melamar Ana.
Selama proses kuliah di mesir Azzam mulai sedikit terkendala dimasalah perekonomian. Uang nya tidak cukup untuk kuliah dan pada akhirnya Azzam mencoba untuk menunda kuliah nya dan mulai mencari pekerjaan.
Setelah seminggu Azzam keterima kerja di perusahaan bakso, Azzam ketemu dengan wanita cantik yang bernama Elina, Azzam tertarik dengan dia karena parasnya yang cantik, tapi Azzam sadar diri bahwa dia tidak sebanding dengan nya. Elina orang kaya dan dia putri duta besar Mesir.
Setelah uang terkumpul Azzam berencana untuk menyelesaikan kuliah nya, tapi sore ibu nya telpon kalo ibu sakit-sakitan. Adik nya menenengi Azzam supaya tidak usah hawatir karena Ayyatul Husna yaitu adik nya sudah bekerja, jadi cukup uang nya untuk berobat. Azzam begitu semangat untuk menyelesaikan kuliah hingga akhirnya tamat kuliah dan balik ke Indonesia.
Sampai di tanah air tercinta, Azzam mendengar bahwa Ana sudah menikah dengan Furkon sahabat Azzam. Hari itu Azam sangat sedih tapi Azam tetap mendoakan yang terbaik untuk keuda pasangan mereka. Mungkin memang Azzam belum berjodoh dengan Ana.
Pernikahan Furqon dan Ana di laksanakan hari minggu. Azzam menghadiri acara tersebut walau hati terasa begitu sakit. Pada malam pertama Furqon mencoba melakukan hubungan layaknya suami istri, tapi Furqon tidak jadi melakukan karena masalah pribadinya. Malam kemarin dia ditelpon oleh seorang wanita yang mengaku kalo dia pernah berhubungan intim bersama Furqon, tapi forqon tidak percaya.
Anna merasa sedih karena belum pernah dapat sentuhan pertama dari suaminya. Hingga suatu malam Ana mendengar percakapan Furqon dengan wanita itu. Ana mengabil hp nya dan minta bercerai. Dengan wajah sedih Furqon menjelaskan semua yang terjadi tetapi Ana tidak percaya. Akhirnya mereka berceari. Umi dan abi juga setuju kalau mereka bercerai.
Pagi yang cerah Azzam membantu ibu nya memasak, lalu pada pagi menjelang siang Azzam mengajar disalah satu tempat pesantren yang didirikan oleh kiai Lutfi. Azzam memberikan pidato kepada ibu-ibu, banyak yang terpesona oleh Azzam karena ketampanan dan kecerdasan nya. Mendengar hal tersebut kiai Lutfi memanggil Azzam untuk datang ke rumah nya.
Ternyata Azzam ingin di jodohkan dengan anak nya bernama Ana. Ana yang mendengar hal tersebut sangat senang karena Ana diam-diam menyukai Azzam. Mereka pernah ketemu di Mesir ketika Ana terkena musibah tas nya kecopetan lalu Azzam yang menolong nya.
Azzam juga senang wanita yang dijodohkan yaitu Ana tapi Azzam sedikit mengalami kejanggalan, ''bukankah Anna sudah menikah ?'' kata Azzam. Lalu orang tua nya menjelaskan kalau Ana dan Furqon sudah bercerai. Akhirnya Azzam menerima kekurangan Ana dan mereka menikah, hidup bersama dengan kekasih nya.
Saya membaca novel ini terharu sekali dengan kisah cinta Azzam dan Ana. Memang betul kalau jodoh tidak kemana-mana, semua sudah di atur sama Allah dan tercatat di Lauhul Mahfudz. Novel ini juga mengangkat kehidupan mahasiswa Indonesia bernama Azzam yang sedang belajar di luar negeri Al-azhar Cairo. Saya suka lika-liku kehidupan Azzam saat belajar di Cairo karena ia adalah seorang mahasiswa Indonesia yang miskin bukan sembarang miskin.