Mohon tunggu...
Hanna Hanifah
Hanna Hanifah Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Officer Event Officer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

I am skilled in administration, management, social media content, public relations, and English language. Experienced both in the regional government offices and in the startup industry, I would love to connect with as many different beliefs and perspectives. Let's connect!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Zero-Day Vulnerability, Masa Uji Coba Ketahanan Sistem Dari Serangan Siber

7 November 2023   10:47 Diperbarui: 7 November 2023   11:32 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/id

Zero-Day Vulnerability adalah jenis kerentanan keamanan yang belum diketahui oleh pihak pengembang atau pemilik perangkat atau aplikasi yang terpengaruh. Ini adalah kerentanan yang belum pernah ditemukan atau diumumkan kepada publik, dan oleh karena itu, belum ada pemecahan atau tindakan pencegahan yang tersedia. Zero-Day Vulnerability sangat berharga bagi penyerang, karena mereka dapat mengeksploitasinya tanpa resiko deteksi atau upaya pencegahan.

Dalam konteks penetration testing, pengujian penetrasi sering kali mencakup upaya untuk menemukan dan mengeksploitasi zero-day vulnerabilities. Ini penting untuk melihat sejauh mana organisasi rentan terhadap serangan yang dapat mengambil keuntungan dari kerentanan yang belum diketahui.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi Zero-Day Vulnerability dalam penetration testing:

  1. Metode Penetrasi: Pentester mungkin mencoba untuk menemukan zero-day vulnerabilities dengan menggunakan teknik-teknik yang sering digunakan oleh penyerang, seperti fuzzing, analisis kode, atau analisis kerentanan. Mereka juga bisa mencari tahu apakah ada kerentanan yang mirip dengan yang pernah ditemukan di masa lalu.

  2. Keterbatasan: Zero-Day Vulnerability adalah kerentanan yang belum ditemukan sebelumnya, jadi tidak ada pembaruan atau tindakan pencegahan yang tersedia. Ini membuat tindakan mitigasi menjadi sulit, sehingga perusahaan perlu memiliki rencana darurat jika kerentanan ditemukan dan dieksploitasi.

  3. Etika dan Izin: Pentester harus memiliki izin dan mendekati tes penetrasi dengan etika profesional. Mereka tidak boleh mencoba mengeksploitasi zero-day vulnerabilities tanpa izin eksplisit dari pemilik sistem yang diuji.

  4. Kerjasama: Hasil pengujian penetrasi yang melibatkan zero-day vulnerabilities harus disampaikan kepada pemilik sistem secara hati-hati dan kooperatif, sehingga tindakan pencegahan yang sesuai dapat diambil.

Penting untuk dicatat bahwa menemukan dan mengeksploitasi zero-day vulnerabilities adalah langkah yang ekstrem, dan seringkali, organisasi lebih fokus pada memperbaiki kerentanan yang telah ditemukan dan dikenal daripada mencari zero-day vulnerabilities. Upaya ini dapat menjadi bagian dari upaya pengujian penetrasi lanjutan, dimana organisasi mencoba menilai sejauh mana mereka tahan terhadap serangan yang sangat canggih dan terfokus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun