Ketemu lagi nih temen-temen,, jangan bosen yaa bacain artikel-artikel yang aku buat, semoga bermanfaat,,,
Kalian pernah denger istilah relasi makna dalam bahasa Indonesia? Pasti pernah yaa,, atau kalau ada yang belum tau nih ku kasih tau, Relasi makna dalam bahasa Indonesia khususnya dalam konteks diksi adalah suatu kata yang memiliki pertalian atau keterkaitan sehingga kita dapat memilih kata yang tepat untuk digunakan dalam suatu kalimat. Untuk menulis cerita, puisi, artikel, maupun jurnal diperlukan diksi agar terkesan indah, dapat menyampaikan maksud dari si penulis, dan agar pembaca juga lebih mudah mengerti informasi atau cerita yang dibuat oleh penulis.
Relasi makna dalam diksi antara lain:
- Denotatif, adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya, atau dengan kata lain makna sebenarnya. Contoh: ketika musim semi daun dan bunga berguguran
- Konotatif, Â adalah makna kiasan, atau makna tambahan, atau yang muncul karena nialirasa. Contoh: Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. 'Gugur' bermakna meninggal dunia
- Sinonim, adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Contoh: benar-betul
- Antonim, Â adalah dua kata atau lebih yang pada mempunyai makna yang berlawanan. Contoh: atas>
- Homonim, adalah kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan. Contoh: malang (kota) -- malang (nasib)
- Homograf, adalah kata yang sama ejaannya, tetapi berbeda lafal dan maknanya. Contoh: Â apel (buah) - apel (upacara)
- Homofon, kata yang sama lafalnya dengan kata lain,tetapi berbeda ejaan dan maknanya Contoh : bang (kakak) - bank (tempat)
- Polisemi, merupakan bentuk bahasa (kata,frasa, dsb.) yang mempunyai makna lebih dari satu. Contoh: Tanganku terluka - paman itu adalah tangan kanan ayahku - Ibu pulang membawa buah tangan - Orang itu sangat ringan tangan kepada anaknya
- Hiponim dan Hipernim, Hiponim memiliki makna yang masih umum, sedangkan hipernim memiliki makna yang khusus. Contoh: Hiponim : Warna dan Hipernim : Merah, hijau, biru, putih, hitam
Wahh lumayan banyak yaa relasi makna,, semoga dapat membatu dan bermanfaat buat kita semua yaa,, sampai bertemu di artikelku yang akan datang, Dadaaahh,,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H