BAB I
TERLAMBAT
Seorang gadis cantik, berbulu mata lentik masih tetidur pulas dikasur bergambar kucing miliknya, jam sudah menunjukkan pukul 06.55, namun ia tak kunjung bangun.
Zefana Putri Hutomo namanya, seorang gadis kelas XII yang memiliki cita-cita masuk Perguruan Tinggi Negeri favorit di Bandung, tetapi kerjaannya hanya menonton drakor, dan berhalu untuk menjadi istri idolanya, Na Jaemin. Meskipun kerjaannya hanya seperti itu, tapi sedari SD ia sering mendapatkan peringkat 1 dikelasnya, karena memang sedari  kecilnya ia sudah pintar, terbukti ada beragam piala yang berjejer dilemari kacanya dan banyak sertifikat yang tertempel menghiasi dinding kamarnya. Ia merupakan putri satu-satunya dari Ayah Ardi Hutomo dan Ibu Vania. Ia tinggal bersama ibunya berdua, sang Ayah yang jarang ada dirumah, karena sering  keluar kota.
 Hingga suara gedoran pintu yang membuatnya terbangun dari tidur cantiknnya. Â
"Dug dug dug" Suara gedoran pintu
"Nana cepat bangun! Ini sudah pukul 06:55, apa kamu tidak akan pergi sekolah?" Teriak ibu
"Apa sih bu? Nana masih ngantuk" Jawab nana sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06:55, matanya terbelak sambil teriak "IBUUUUU!! Nana terlambatttttt" Teriak nana sambil berlari kearah kamar mandi .
Sudah sekitar lima belas menit gadis berambut sebahu berwana cokelat pirang itu mengemasi barang-barang kebutuhan sekolahnya, dimulai dari buku, pulpen, ponsel, topi, dasi hingga laptop dengan beragam sticker yang menghiasi, ia masukkan kedalam tas ransel hitam miliknya.
Cepat. Itu yang harus Nana lakukan. Bagaimana tidak? Hari ini hari senin, hari dimana semua orang harus melaksanakan aktifitas seperti biasanya, setelah bermalas-malasan pada hari minggu.Nana terlambat bangun karena semalam  menonton drama korea sampai larut , dan ditambah keran air panas yang tidak mau berfungsi, terpaksa ia mandi menggunakan air dingin.  Masa bodoh dengan muka nya yang sedikit kucel karena tidak menggunakan polesan apapun, yang penting aku masih cantik, pikirnya.
Setelah semuanya selesai, Nana bergegas menyampirkan tas ransel di kedua bahu mungilnya. Sedikit berlari menuruni tangga, mungkin jika Nana tidak berhati-hati kepalanya bisa bocor karena terpeleset.
"Zefana, sarapan dulu ibu sudah memasak nasi goreng  kesukaanmu" Teriak ibu vania yang mengelegar seantero rumah
"Engga bu , Nana terlambat gak ada waktu buat sarapan" Jawab Nana sambil memakai sepatu
"Yasudah untuk bekal saja, yang penting perutmu terisi, hati-hati dijalan anak ibu" Ucap ibu sambil memberikan kotak makan kepada Nana
"Terimakasih bu, Nana berangkat Assalamualaikum" Ucap nana sambil berlari keluar rumah
"Waalaikumssalam" Jawab ibu
Untung saja jarak rumah Nana tidak terlalu jauh dengan jalananan kota jadi ia bisa cukup berlari sekitar lima menit saja untuk sampai kesana. Setelah sampai di depan jalan. Tangan mungilnya menjulur kedepan, mengisyaratkan angkot berwarna abu itu untuk berhenti. Ia masuk kedalam angkot yang ternyata sudah penuh oleh penumpang lainnya, ia duduk dibarisan kursi paling belakang. Dan sialnya ia duduk berhadapan dengan seorang laki-laki berpakaian lusuh dan mata yang merah dan seperti memperhatikannya.
Sadar akan seperti ada yang memperhatikannya, Nana menoleh dengan wajah masam lalu berkata.
"Ngapain sih liat-liat? Risih tau gak?" Tanya Nana ketus
Dahi laki-laki itu pun mengkerut, dan mengalihkan pandangannya. Setelah itu, Â laki-laki itu pun mengetuk tiga kali atap angkot, laki-laki itu pun berkata.
"Kiri depan mang!"
Supir memberhentikan kendarannya, lalu laki-laki itu pun beranjak dari hadapan Nana menuju keluar.
"Apaan sih ga jelas banget" gumam Nana dalam hati
Supir pun kembali menjalankan kendaraannya. Sepuluh menit berlalu Nana pun sampai di depan komplek sekolahnya. Ia bergegas turun dan tak lupa meberikan selembar uang berwarna cokelat  kepada supir angkot. Nana pun berlari dengan cepat, ternyata gerbang sekolah telah ditutup. Nana melihat ada sekumpulan murid perempuan yang sedang beradu mulut dengan satpam sekolah. Ternyata sekumpulan itu adalah sahabat Nana sewaktu masih kelas IX SMP yang sering disebut dengan sebutan Sobat'Q, yang sampai sekarang masih satu sekolah bahkan tiga tahun berturut-turut mereka satu kelas. Mereka adalah Elsa, Rafsa, Ara, Neya, Monic, dan Ilham. Nana pun menghampiri sahabat-sahabat nya.
"Ko kalian pada diluar sih? Ga pada masuk? Atau lagi nyogok pak satpam buat bolos?" Tanya Nana becanda
"Kita semua telat Na, enak aja nyogok pak satpam, ini kita lagi rayu pak satpam supaya bisa masuk" Jawab Ara
Nana pun melihat arloji yang terpasang di tangannya, ternyata benar waktu menunjukkan pukul 07:45, yang artinya Nana dan sahabat-sahabtnya telat lima belas menit masuk sekolah. Nana pun mencoba memutar otaknya untuk mencari cara bagaimana bisa masuk ke sekolah, dan mulai merayu Pak satpam. Â
"Kali aja di rayu, pak satpam bisa luluh" Ucap Nana dalam hati
"Pa bolehin kita masuk dong paak, bapak kan baik hati dan tidak sombong" Ucap Nana sambil mengedipkan sebelah matanya
"Gabisa neng, kalian ini udah telat lima belas menit, liat tuh siswa lain mah udah pada baris buat upacara" Jawab pak satpam dengan logat sunda nya
"Ayolah paaakk, bolehin kita masuk kali ini aja" Ucap Neya sambil memohon
"Iya pak sekali ini aja bolehin kita masuk, lagian kita baru kali ini terlambatnya, Iya kan temen-temen?" Ucap Ara
"Gabisa neng, kalian udah telat. Ini bukannya waktu masuk sekolah, lagian kalian ini apa ga liat jam? kan sekolah tuh masuk jam 07:30, ini jam segini baru nyampe di sekolah, Aneh." Ucap Pak satpam
"Sekali ini deh pak bolehin kita masuk, kita janji deh ga telat-telat lagi, lagian tadi jalanan macet juga itu faktor utama kita terlambat, jadi pak kita boleh masuk kan?" Ucap Elsa tenang
"Euhhh yasudah deh kalian boleh masuk, asalkan kalian janji gak terlambat lagi" Ucap Pak satpam seraya membukakan gerbang sekolah
"Wahh terimakasih pak" Ucap mereka serempak
Nana dan yang lainnya pun jalan mengendap-endap lewat lobby sekolah, tapi siapa sangka Bu Rika selaku guru killer SMA PELITA sedang berkeliling sekolah untuk mencari anak murid yang tidak mengikuti upacara.
"Heiii kalian, kenapa tidak mengikuti upacara?" Teriak bu Rika seraya menghampiri Nana dan teman-temannya
"Anu bu, kita terlambat" Ucap Rafsa sambil senyum tak berdosa
"Iya bu, soalnya tadi jalanan macet total bu, jadi kita terlambat deh bu" Ucap Monic
"Terlambat-terlambat, alasan sekali kalian ini, liat teman-teman kalian mereka tidak terlambat tuh, sekarang cepat baris di belakang barisan kalian, ibu itung sampai 5" Ucap Bu Rika
"1....2....3....4.....5....." Ucap Bu Rika
"Iya buu sebentar" Ucap mereka sambil berlari menuju lapangan
Mereka pun menikmati upacara pagi ini dengan tenang, hingga upacara selesai, semua siswa SMA PELITA Â pun bergegas memasuki ruang kelasnya.
Nana dan teman-temannya pun beriringan masuk ke kelas XII IPA, mereka mulai duduk di bangkunya masing-masing.
Sudah dua puluh menit berlalu tapi guru matematika tak kunjung datang, hingga suara Mulki ketua murid XII IPA yang mengeleggar memberitahu bahwa guru matematika sedang rapat ujian sekolah dan kelulusan untuk kelas XII, jadi mereka dibebaskan dan hanya diberikan tugas yang dikumpulkan esok hari.
BAB II
PERKARA TUGAS MATEMATIKA, ARA NGAMBEK
Hari selasa, hari favorite Nana karena semua pelajaran dihari selasa itu pelajaran yang Nana suka. Setelah sampai dikelas Nana pun langsung duduk dibangku nya, ternyata sahabat-sahabat Nana sudah datang dan duduk manis di bangku  sambil mengobrol.
Kringgg "semua siswa/siswi SMA PELITA diharapkan memasuki kelasnya masing-masing, karena pelajaran pertama akan segera dimulai." Ucap guru piket SMA PELITA
Pak Wawan sudah masuk kelas dan mata pelajaran Matematika pun dimulai, pak Wawan mulai menjelaskan materi tentang trigonometri. Semua murid memperhatikan dengan seksama.
"Sampai sini, kalian paham? Ada yang ingin ditanyakan tidak?" Tanya Pak Wawan
"Siap tidak Pak!" Ucap siswa serentak
"Baik kalo seperti itu, tugas yang kemarin bapak berikan kumpulkan di ruang guru ya seusai istirahat, materi ini sampai sini saja, terimakasih. Assalamualaikum Wr.Wb" Ucap Pak Wawan seraya keluar kelas XII IPA.