Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Terjadinya krisis moral karena remaja gagal mencapai integrasi kedua.
3. Kontrol Diri yang Lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku yang tidak terpuji. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
4.Pelampiasan Rasa Kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal positif, maka ia akan berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya.
5. Pengaruh lingkungan dan Media massa
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya atau teman sepermainannya. Begitu juga peran media massa, sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku.
7. Dorongan Kebutuhan Ekonomi
Perilaku menyimpang yang terjadi karena adanya dorongan kebutuhan ekonomi.
Dengan demikian, pendidikan nilai - nilai moral dan agama, menjadi sangat mutlak bagi terbangunnya tata kehidupan masyarakat yang damai, adil makmur dan bermartabat. Terlebih lagi, dalam konteks kehidupan global yang semakin transparan dan penuh kompetisi, nilai- nilai agama dan moralitas merupakan benteng agar setiap individu tidak terjerumus dalam praktik kesewenag-wenangan dan ketidak adilan.Â
2.7 Mencegah Dampak / Pengaruh Globalisasi Dengan adanya globalisasi, budaya negeri sendiri juga dapat bergeser karena  dominasi pengaruh budaya luar yang berakibat munculnya disorientasi, dislokasi atau krisis sosial-budaya dalam masyarakat. Pengaruh globalisasi dalam bidang budaya terhadap anak muda juga begitu kuat.Â