Belakangan ini Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat tengah menjadi perhatian publik sehubungan dengan langkahnya kembali bermain sinetron, yang tayang selama bulan ramadhan. Begitu juga iklan, yang semula dijanjikan hanya menyelesaikan sisa kontrak ternyata tetap berlanjut. Pro dan kontra pun bermunculan. Tak kurang KPK mengingatkan agar sebagai penyelenggara negara seharusnya waktunya digunakan untuk melayani masyarakat.
Deddy berdalih syuting yang dilakukan tidak mengganggu kegiatannya sebagai Wagub Jabar, lagipula jadwal syuting selama ini dilakukan atas kehendak dan kemauan dirinya. "Saya syuting saat kosong. Kalau sudah enggak ada kegiatan Wagub lagi"
Bahkan bawahannya pun dibuat bertanya-tanya, kapan sih pak Wagub menjalani syuting. "Pak Rudy (Kabiro Humas dan Protokoler) saja tidak tahu. Karena semua pekerjaan saya kerjakan semua," kilah Deddy.
Ia memberi contoh, jika dirinya sedang ada tugas ke Jakarta, kemudian tak ada lagi agenda lain maka ia akan menghubungi pihak rumah produksi untuk menanyakan apakah ada scene dirinya yang bisa dilakoni. "Saya tanya, ada jadwal scene ga. Kalau ada, ya saya mampir untuk syuting," katanya. Deddy mengganggap hal tsb wajar saja dilakukan, ia membandingkan dengan pejabat lainnya yang boleh menggunakan waktu senggangnya untuk bermain golf.
Lalu kita lihat bagaimana tanggapan Mendagri, sebagai pihak yang paling berhak menilai kinerja bawahannya.
"Memang tidak ada peraturan yang tegas soal itu dan tidak dimuat dalam UU. Boleh atau tidak, belum ada aturan yang tegas," kata Gamawan
"UU 32 tidak tegas menyebut larangannya sehingga tidak bisa melarang”.
Nah, pro kontra pun sampai sekarang bermunculan, boleh enggak, etis enggak. Setelah berpikir keras saya memiliki beberapa alasan tersendiri mengapa Deddy Mizwar (baca Demiz) tetap enjoy melakukan side job, Cekidot;
-
Mungkin Demiz takut lupa bagaimana berakting kalo terlalu lama ditinggalkan. Bayangkan, jika kelamaan tidak menjalani scene tiba-tiba didepan kamera jadi garing bak moderator debat capres kemaren, kan enggak lucu.
-
Mungkin Demiz lagi berpikir bagaimana caranya mempopulerkan dirinya bukan hanya di kalangan masyarakat Jabar, tapi juga masyarakat seluruh pelosok tanah air. Ibaratnya, jika dulu doi begitu ngetop dengan panggilan “Nagabonar”, dia mau masyarakat tetap mengenangnya demikian.
-
Mungkin Demiz merasa bermain golf lebih banyak susahnya daripada main sinetron. Untuk mencari pelatih golf, gampang-gampang susah. Ingat peristiwa tertangkapnya pelatih golf Rudy Rubiandini, membuat Demiz pikir-pikir panjang apa olahraga golf cocok dan tepat buat dirinya.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!