Suatu kali ada seorang turis tersasar dari jalanan kota menuju desa terpencil. Karena tidak hati-hati, mobil yang dikemudikannya masuk ke dalam kubangan lubang besar berlumpur. Berbagai cara sudah diusahakannya, namun tidak jua membuahkan hasil. Mobil sama sekali tidak bergeming dari kubangan lumpur itu. Dengan pasrah si turis menunggu orang yang lewat dan bersedia membantunya.
Waktu menjelang, seorang petani melewati mobil yang terjebak itu. Dengan rasa penasaran pak petani mendekati dan berniat menolong. Dia membawa seekor kuda besar tunggangannya yang bernama Poni. Segera setelah tahu, pak tani mengikat tali penarik ke tubuh Poni dan menyambungkannya dengan mobil turis yang mogok tsb. Lalu dengan suara lantang dan keras pak petani berseru, “Ayo Dandy, tarik yang kuat!” Si Poni pun diam tak bergerak sama sekali.
Lalu si petani berteriak lagi dengan suara yang lebih nyaring,”Tarik Witon, ayo tarik yang kuat!” Si Poni tetap tidak menanggapi, diam dan cuek saja.
Dengan suara yang lebih keras lagi pak tani berteriak,”Coco, tarik yang kuat!” Tetap tidak terjadi apa-apa. Poni tenang-tenang saja ditempat. Lalu pak petani dengan tenang dan mantap berkata,”Tarik Poni, tarik yang kuat!” Seketika mobil bergerak dan si Poni dengan mudah berhasil menarik mobil mogok itu keluar dari kubangan lumpur yang dalam.
Sang turis sangat berterima kasih pada pak petani yang baik. Tapi dengan rasa penasaran, ia bertanya,”Pak petani yang baik hati, kenapa bapak memanggil kuda bapak sampai 3 kali dengan nama yang salah?” Sambil tersenyum simpul pak petani berkata,”Bung, si Poni ini matanya tertutup, kalau dia kira hanya dia yang dipanggil dan harus menarik, belum tentu dia mau dan sanggup melakukannya!” Ketika dia tau ada teman disekelilingnya, itu membangun kekuatan dan keinginannya memberi yang terbaik sehingga dia mampu menarik mobil Bung keluar dari kubangan lumpur itu”.
Dari ilustrasi di atas kita belajar bahwa Poni yang matanya tidak melihat, tetap setia menjalankan tugasnya sekuat tenaga yang dimilikinya.
Hari ini saya mendapat informasi A1 bahwa salah seorang kompasianer berbakat yaitu mbak Fidiawati, yang sering menulis artikel tentang putrinya tercinta Key, sedang berbahagia merayakan ultah putrinya yang ke sepuluh. Selamat Ulang Tahun Key, berbahagialah kau, Nak karena mempunyai seorang mama yang sangat mencintai dan menyayangimu, tercermin dari tulisan-tulisan yang dibuat dan diposting oleh mamamu. Jadilah anak yang membanggakan bagi kedua orangtuamu, jadilah anak yang bertumbuh besar dan kuat, berprestasilah di sekolahmu, berbakti kepada Tuhan dan orang tuamu.
Kepada mbak Fidia, ilustrasi di atas menggambarkan bahwa kekuatan menjadi sempurna tatkala dibangun dengan dua figur yang saling melengkapi, ayah dan bunda. Sebagai seorang mama, anak bisa menemukan sisi kelembutan dari jiwa feminim yang terdapat dalam hati dan kasih seorang ibu. Dia belajar bagaimana bertumbuh menjadi seorang anak yang memiliki perasaan, hati dan jiwa seorang wanita, yang penuh kesabaran dan kasih membimbing dan merawatnya, bertumbuh dewasa menjadi seorang pribadi yang lemah lembut dan sabar. Kasih sayang yang besar membuat dia memiliki kepercayaan diri yang kuat sejak masa kecilnya.
Dari bapaknya, dia mendapat perlindungan yang kuat, disayangi dan diajarkan bagaimana hidup disiplin dan bertanggung jawab sejak masa dini. Ketegasan seorang ayah membuat anak bertumbuh menjadi pribadi yang menghormati orang lain, mau mendengar, dan tidak berlaku kurang ajar. Ketika dilatih menggunakan logikanya, anak akan bertumbuh menjadi pandai, memiliki cara berpikir yang masuk akal dan tidak ribet. Tumbuh kembang anak tidak akan lengkap tanpa perhatian seorang ibu saja, ataupun dari seorang ayah saja. Dari keduanya mereka belajar bagaimana kelengkapan emosi (perasaan) dan akal budi (logika) berpadu.
Hari-hari ini kita banyak menemukan gejala kenakalan anak sekolah dalam bentuk tawuran, bullying, pelecehan serta berbagai kenakalan anak lainnya karena tidak mendapatkan kasih sayang yang sempurna. Contoh yang paling kentara belum lama ini terjadi pada AQJ, putra seorang pesohor terkenal Ahmad Dhani, yang bercerai dengan Maia Estianti bundanya. Kasih sayang seorang ayah sekalipun diberikan dengan cara paling lengkap pun tidak akan sempurna tanpa peranan seorang bunda. Itulah yang terjadi dalam diri seorang AQJ yang mengalami goncangan jiwa tatkala kedua orang tuanya harus bercerai. Didikan yang sempurna bagi seorang anak membuat dia bertumbuh dewasa dan matang ketika menghadapi kesulitan yang terjadi di depan.
Menutup tulisan ini, saya ingin mengajak para orang tua kembali berpikir tepatkah mementingkan rasa egoisme sepihak tatkala jalan berpisah ditempuh, bukankah ketika anak yang mereka rencanakan ada, dilahirkan tanpa dosa, ada pula tanggung jawab yang besar untuk merawat, membesarkannya sampai menjadi sosok yang bertumbuh dewasa, menjadi mandiri dan berguna. Kiranya refleksi singkat ini dapat memberi kesadaran bagi para orang tua pentingnya menggandakan kekuatan agar sempurna dalam membesarkan buah hati yang dianugerahkan dan dipercayakan bagi kita.