Mohon tunggu...
Hanna Chandra
Hanna Chandra Mohon Tunggu... lainnya -

Bernafaslah selagi gratis, tersenyumlah selagi tiada larangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Nararya, Kami Bersamamu.....

7 Agustus 2014   16:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:10 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak kemarin saya melihat satu postingan berita duka yang cukup menjadi tanda tanya besar di hati saya. Pak Nararya, sosok yang sangat dikenal di kalangan kompasianer menuangkannya dalam kalimat duka dan diakhiri tanpa sanggup membalas komentar. Akhirnya saya hanya bisa memberi vote sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Namun, artikel tsb akhirnya menghilang.

Seseorang mengirimkan pesan singkat kepada saya dan mengatakan, mbak Hanna...apa itu benar ada anak Pak Nar yang berpulang? Saya tidak berani mengatakan ya ataukah tidak, saya hanya bilang tulisan Pak Nar tidak selalu bisa dimaknai secara harfiah, kita perlu menunggu perkembangan lebih lanjut.

Dan perkembangan yang saya nanti terjawab sudah. Putra yang sangat dikasihi Pak Nar, adik Aryananda Ranggabuana, demikian nama akun kompasianernya, telah berpulang mendahului kita semua. Yah.... berpulang karena telah menyelesaikan tugas akhirnya di dunia. Kita semua kelak menghadapi hal yang sama.

Ini berita yang sangat memilukan, kami tahu betapa beratnya bagi Pak Nararya untuk menerima ujian ini. Kami tahu bahwa rasa simpati kami yang mendalam tak sanggup menggantikan rasa duka yang tergores bertubi-tubi. Kami tahu seandainya boleh memilih pak Nar tentu tidak akan membiarkan ini terjadi. Kami tahu bahwa masa-masa kedukaan sulit dilalui. Kami tahu Bapak sungguh berduka.

Ijinkan kami memberi simpati kami, dari hati yang terdalam. Pak Nararya, kami bersamamu....bukan hanya dalam suka berbagi, tetapi dalam suasana duka yang mendalam, ijinkan kami hadir dan turut merasakan sakit yang sama. Ijinkan kami berkata, pak Nar kami bersamamu, kami tahu dukamu, kami merasakan kesusahanmu... Tataplah kami dan terimalah uluran simpati kami.

Dik Nanda telah mencapai garis akhir. Tuhan telah menjemputnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, adalah Tuhan yang sama yang akan menyediakan hal baik di kemudian hari. Pak Nar, yakinlah.. di Surga sana Nanda berkata, “Daddy aku bangga kepadamu, aku bangga menjadi anakmu”, teruskanlah kebanggaan itu Pak Nar. Sebagai seorang ayah engkau telah diijinkan merawat dan membesarkan Nanda, jika kini ia kembali kepada pencipta-Nya, biarlah menjadi kenangan indah bahwa engkau pernah dipercayakan untuk merawat dan membesarkannya.

Pak Nar, kami tahu dukamu tak tergantikan, bahkan oleh kata-kata kami. Ijinkanlah Nanda kembali kepada-Nya, bukankah Dia yang memberi, Dia pula yang berhak mengambil milik kepunyaan-Nya. Teruskanlah kebanggaan Nanda terhadap engkau, Daddynya, bagi sekitar, teruskanlah kebanggaan itu, menjadi kebanggaan yang sempurna saat bertemu Nanda kembali dan berkata, “Nanda, Daddy pun bangga berjumpa engkau kembali, anakku”.

Pak Nar, saya tidak sanggup berkata-kata lagi, Tuhan besertamu dan keluarga, menguatkan dan memberikan penghiburan sejati. Pandanglah kepada-Nya dan rasakan pimpinan-Nya. Tuhan menguatkan engkau Pak Nar!

Catatan:

Artikel ini saya persembahkan bagi Pak Nar & Keluarga

Mohon maaf saya tidak akan membalas semua komentar yang masuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun