Ketika bayi sudah berusia 6 bulan, jadwal makan bayi memang harus diatur. Meskipun tidak seketat ketika dewasa, tetapi pengaturan ini sebaiknya mulai dibiasakan. Apa alasan dibalik penjadwalan jam makan untuk buah hati?
Makanan merupakan sumber gizi yang wajib diberikan pada bayi. Makanan memiliki peran krusial untuk pertumbuhannya. Bayi yang mendapatkan nutrisi berimbang akan lebih sehat, pertumbuhannya juga lebih normal.
Ketika masih usia di bawah 6 bulan, sumber nutrisi utama berasal dari asi. Setelah usia 6 bulan, bayi sudah mulai dibiasakan dengan makanan padat. Cuma, makanan ini masih bersifat sebagai makanan tambahan.
Permasalahan yang muncul biasanya bayi tidak begitu tertarik dengan makanan tambahan. Padahal, makanan ini akan menjadi makanan utama ketika usianya bertambah. Dicontohkan bila bayi sudah mulai menginjak usia 1 tahun.
Supaya bayi tergugah seleranya dengan makanan lain, para ibu memang perlu menstimulasi anak. Salah satunya dengan mengenalkan makanan, kemudian membuat jadwal makan untuk bayi.
Apa Pentingnya Membuat Jadwal Makan Bayi?
Setiap ibu tentunya ingin buah hatinya lebih sehat. Kesehatan bayi dikenali langsung dengan pertumbuhannya yang normal. Misalnya berat badannya bertambah, tingginya juga bertambah, dan kecerdasannya mulai meningkat.
Kunci utama untuk mendapati kesehatan adalah sumber gizi. Sumber gizi ini tentu berasal dari makanan yang dikonsumsi di tiap harinya. Di balik itu, kemampuan sistem metabolisme juga diharapkan meningkat.
Supaya sistem metabolisme terbentuk dengan sempurna, kebiasaan makan di jam-jam tertentu menjadi kuncinya. Artinya, sistem metabolisme akan lebih aktif ketika berada di waktu yang sesuai.
Misalnya sistem metabolisme akan bekerja maksimal di jam 7 pagi. Pasalnya, ini adalah jam dimana bayi telah terbiasa untuk makan. Intinya, sistem metabolisme bayi akan terbentuk dan berfungsi maksimal jika terbiasa bekerja di jam-jam tertentu.
Berbeda jika bayi makan di jam yang tidak menentu. Kondisi ini membuat sistem metabolisme keliru mengenali. Alhasil, sistem pencernaan tidak terbentuk, apalagi berfungsi sebagaimana mestinya.