[caption id="attachment_258859" align="aligncenter" width="375" caption="Illustrasi"][/caption]
Pada hari rabu 7 Agustus 2013 sekitar pukul 22.00 WIB di Rumah dinas Lapas Wirogunan RT 30 RW 08 Wirogunan, Kel Gunungketur Pakualaman Yogyakarta telah terjadi penembakaan yang dilakukan oleh dua orang tidak dikenal terhadap seorang sipir Lapas Wirogunan. Korban bernama Agus Susetyo ,43 th Pegawai Lapas (pekerja bagian dapur dan pernah menjabat sebagai sipir) mengalami luka pada bagian dada dan perut.
Kronologis kejadian, sekitar Pukul 22.00 WIB korban sedang duduk dikursi depan rumahnya, tiba - tiba datang dua orang dan salah satunya mengeluarkan tembakan kearah korban dua kali hingga jatuh tersungkur. Dua orang rekan kerja korban yaitu Dodi dan Siswanto ketika melihat kejadian tersebut segera memberikan pertolongan kepada Agus yang sudah mengeluarkan darah dibagian perut. Agus segera dibawa ke RS. Bethesdha Lempuyangan Wangi agar segera mendapat pertolongan ditemani istrinya Yeni Rela Krisnani.
Menurut keterangan dari anak korban pelaku berambut panjang dan berboncengan menggunakan sepeda motor jenis bebek warna gelap dan salah satu pelaku turun memakai helm,dan langsung mengeluarkan tembakan sebanyak dua kali kemudian melarikan diri ke selatan.
Keterlibatan Agus Dengan Kelompok Preman
Tentu kita akan bertanya, kenapa ada seseorang yang menjadikan seorang sipir sebagai target penembakan ? Perlu bagi kita untuk mendalami hal ini selain mempelajari motif si penembak kita juga perlu mengetahui latar belakang korban kenapa dijadikan sebagai sasaran. Bila seseorang melakukannya secara acak hal ini bisa dikatakan sebagai teror, tapi lain lagi apabila si penembak memang sudah menentukan targetnya.
Menurut beberapa informasi lokal, penembakan terhadap sipir yang bertugas sebagai juru masak di LP Wirogunan kuat dugaan masih ada kaitannya dengan kelompok - kelompok preman di Jogja dan masih ada kaitannya dengan kelompok Decky Cs yaitu salah satu tersangka pembunuhan Serka Heru Santoso dan mati dalam penyerbuan di LP Cebongan. Dugaan ini berdasarkan pada sejumlah informasi bahwa Agus selain berperan sebagai pemegang KAS pendanaan kelompok Decky Cs juga berperan sebagai orang yang mengkaryakan para napi, membackup serta melakukan sejumlah rekurtment untuk kelompok Decky Cs. Tekniknya, Agus sebagai sipir melokalisir siapa saja napi yang berpotensi dijadikan sebagai sumber pendanaannya yang kemudian di bina dan dimasukkan kedalam kelompok Decky Cs, setelah mereka keluar dari lapas secara otomatis sudah tergabung dalam jaringan Decky. Selain agus, juga disinyalir adanya keterlibatan oknum aparat lain yang menjaga operasional Agus diluar pekerjaannya sebagai sipir dan menyetor sejumlah uang. Di kalangan preman agus tidak lain adalah salah satu “the God Father” yang memegang beberapa wilayah di Jogja.
Sangatlah tidak lazim bagi seorang sipir bisa mengkoleksi sejumlah Motor Gede (Moge) Harley Davidson sampai dengan yang type Mercy Boxer dengan plat nomer L 1089 JT dimana harga pajak keseluruhannya per tahun tidaklah sedikit bila dibandingkan dengan penghasilannya sebulan sebagai seorang sipir.
Lantas apa hubungannya dengan penembakan tersebut dan kenapa Agus bisa menjadi sasaran tembak ? Seperti yang kita ketahui, Jogja memiliki segudang cerita termasuk diantaranya adalah bercokolnya sejumlah kelompok preman bak Mafioso. Hal ini bisa dilihat dari maraknya kelompok – kelompok preman seperti kelompok Decky Cs, Kelompok Marcel Cs, Kelompok Sotong Cs dan lain sebagainya yang kadang terlibat pertikaian hanya masalah lahan. Penembakan pada malam lebaran tidak terlepas dari adanya pembagian JAPREM (Jatah Preman) yang dianggap tidak adil oleh sejumlah anggota kelompok Decky Cs sehingga diyakini ada yang berbuat nekad dengan menembak dirinya saat tengah bersantai di depan rumahnya. Agus sendiri juga kurang disukai di daerahnya mengingat banyak yang tahu bahwa Agus kerap terlibat dekat dengan sejumlah kelompok preman di jogja.
Penggiringan Opini Pelakunya Kopassus
Tidak dapat kita pungkiri, sejak terjadinya kasus pembunuhan Serka Heru Santoso di Hugos Kafe dan penyerbuan LP Cebongan oleh 11 anggota Kopassus, beredar kabar bahwa beberapa rekan dari satuan elit komando tersebut masih tidak terima dan melakukan perburuan terhadap preman yang bercokol di Jogja.
Berbagai media jejaring sosialpun ramai menyerukan adanya perburuan kopassus terhadap gembong preman dan ternyata hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang memiliki kepentingan terkait maraknya isu perburuan tersebut. Terbukti dari begitu maraknya media dan sejumlah pihak mengatakan pelaku penembakan adalah orang terlatih (lagi - lagi kata terlatih disebut), menggunakan pistol jenis FN Berreta kal 9mm (FN standart TNI), ditambah dengan ungkapan keponakan Agus berinisial AD yang mengatakan dirinya tidak tahu menahu tentang pamannya apakah ikut terlibat dalam kasus pembunuhan di Hugos Cafe, 19 Maret 2013 yang secara tidak langsung mengatakan pelakunya adalah Kopassus. Padahal Kopassus sendiri saat ini tengah konsentrasi dengan pengadilan 11 anggotanya yang sedang di adili di Dilmil II-11 Jogjakarta. Terus apa untungnya bagi Kopassus melakukan perburuan disaat mereka sendiri sedang dalam permasalahan serius, sama halnya dengan bunuh diri.
Saya yakin, prajurit sekaliber mereka tidak akan berbuat sembrono dan mudah terpancing situasi yang sengaja di hembuskan oleh pihak - pihak yang menginginkan prajurit kebanggaan rakyat Indonesia tersebut runtuh moril dan terpuruk keadaan. Tetaplah semangat dan tegar komandoku, percayalah rakyat akan selalu mendukungmu...
Demikian tulisan ini di buat agar kita semuanya tidak mudah terseret kedalam penyesatan informasi yang selalu di hembuskan oleh sejumlah pihak yang tentunya sangat berkepentingan dengan setiap permasalahan di kota pelajar Jogja, khususnya bagi kelompok – kelompok yang berusaha menyetir larinya opini publik yang menyatakan bahwa ini adalah kerjaan dari Kopassus.
Link tulisan terkait :
Pembunuhan Serka Heru Santoso : Inilah Denah CCTV Hugos Café Yang Tidak Diketahui Publik
Polda DIY Tersudutkan Densus 88 Masuk Menggelar Operasi Intelijen
Kasus LP Cebongan Tidak Terencana
http://hankam.kompasiana.com/2013/08/04/kasus-lp-cebongan-tidak-terencana-581770.html
Latar Belakang Pembunuhan Serka Heru Santoso Di Hugos Cafe
Alasan Warga Yogya Mendukung Kopassus Dilihat Dari Sisi Historis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H