Mohon tunggu...
Right Man
Right Man Mohon Tunggu... profesional -

Selalu tertarik dengan hal – hal baru dan eksis dalam kesederhanaan. Menulis adalah kebutuhan!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

TNI on Duty II : Kekompakan Timbul Saat Senasib Sepenanggungan

15 Mei 2011   02:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:41 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_108096" align="aligncenter" width="640" caption="satgas merapi"][/caption] Pertengahan 2010 yang lalu bangsa Indonesia sedang mengalami kesusahan saat Gunung Merapi di Jawa tengah sudah mulai menunjukkan aktivitasnya. Barak-barak pengungsi bertebaran dimana-mana bercampur dengan hewan peternakan yang ada disekelilingnya. Entah berapa banyak jumlah pastinya korban tewas yang timbul akibat letusan gunung merapi disertai wedhus gembel serta menghancurkan tempat tinggal dan seluruh harta benda pemiliknya.

Melihat musibah tersebut agar tidak semakin meluas dan menimbulkan banyak korban, TNI atas instruksi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono segera melakukan tindakan cepat dengan mengevakuasi seluruh warga yang terjebak dalam letusan tersebut. Satu Brigade Plus yang terdiri dari : Yonif 407 sebanyak 582 personil, Yonif 403 sebanyak 475 personil, Yonzipur 4 sebanyak 274 personil, Paskhas TNI AU Madiun sebanyak 418 personil, Yon Marinir di Klaten sebanyak 366 personil, Yonkes sebanyak 40 orang medis dan 4 orang dokter sedangkan Yonbekang dari Div II Kostrad sedang dalam perjalanan menuju Poskodal termasuk Kopassus.

[caption id="attachment_108097" align="alignright" width="368" caption="satgas merapi"][/caption] Tidak tanggung-tanggung seluruh kemampuan dan kekuatan di kerahkan untuk membantu warga yang terjebak meski harus kejar-kejaran dengan wedhus gembel di lereng merapi. Ada sebagian warga yang nekat kembali kerumahnya setelah berhasil dievakuasi, meski sempat membuat repot tapi dengan sedikit pengertian dan pendekatan yang dilakukan oleh paara prajurit TNI dilapangan akhirnya warga mengurungkan niatnya dan menuju ke barak-barak pengungsian.

Seharian penuh tim relawan bersama TNI melakukan pencarian tanpa peduli nyawa menjadi taruhan, Yang ada dibenak mereka hanya satu “Bagaimanapun caranya warga merapi harus selamat” dengan begitu mereka terus mencari sampai ketemu meski harus terbirit-birit setelah melihat awan panas yang dimuntahkan merapi mengarah menuju mereka. Pasca penyelamatan dan penyisiran yang dilakukan oleh relawan dan TNI merekapun kembali turun gunung menuju Poskodal. Suara HT dan Radiocom tidak ada henti-hentinya memberikan laporan hasil pantauan tim dilapangan, namun yang mengejutkan dari sekian banyak relawan hanya lima yang belum kembali dan dinyatakan gugur dalam misi penyelamatan di wilayah Glagaharjo. Kelima relawan tersebut adalah Slamet Ngatiran, Ariyanto B, Samiyo, Juprianto serta Supriyadidan kelimanya adalah anggota dari Taruna Tanggap Bencana (Tagana). Melihat resiko yang dialami rekannya, tim relawan tidak surut tekadnya untuk terus melakukan evakuasi.

Kejadian diatas adalah kejadian satu tahun yang lalu yang membuat seluruh negeri ini pilu melihat nasib saudara sebangsanya yang diterpa bencana. Lewat media televisi dan berbagai sarana yang disediakan pemerintah maupun swasta, ternyata rakyat dari berbagai status dan golongan berbondong-bondong memberikan berbagai sumbangan dan bantuan ala kadarnya untuk meringankan beban saudaranya yang sedang tertimpa kesusahan. Di sekitar merapi banyak warga yang juga turut memberikan bantuan tempat tinggal, dan yang membuat saya terharu adalah seorang petani miskin yang rela memberikan rumahnya sebagai tempat tinggal para korban bencana padahal dia sendiripun juga sedang kesusahan. Rumahnya yang kecil penuh sesak banyak orang yang tinggal didalamnya.

[caption id="attachment_108100" align="alignright" width="368" caption="Relawan sedang berusaha menolong korban merapi"][/caption] Saya tertegun dan berpikir dalam hati, sebenarnya bangsa kita itu saling menyayangi satu sama lain dan saling mengerti ketika saudaranya sedang di rundung kesusahan. Rasa senasib dan sepenanggungan telah menyatukan dan menyadarkan mereka betapa pentingnya hidup ini bila saling terjalin kebersamaan. Saya sendiri juga merasakan emosi yang sama ketika menyaksikan dari layar televisi bahwa semua rekan dan saudara saya juga turut didalamnya berusaha mengevakuasi warga merapi yang sudah tidak punya apa-apa lagi.

Saya sangat mencintai negeri ini seperti saya menyakini bahwa Tuhan YME akan selalu bersama kami. Ya Tuhan, ingatkan kami yang sombong ini dan tegurlah kami yang hampir lupa diri…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun