Bagi masyarakat China, Cap Go Meh menjadi perayaan puncak yang sangat dinantikan setelah tahun baru Imlek, tepatnya pada malam ke-15 berdasarkan penanggalan China.Â
Mereka biasanya menjalankan ritual dengan membawa sesajen berupa kue keranjang ke Kelenteng, kemudian dilanjutkan dengan sembahyang memanjatkan doa. Tradisi turun-temurun ini diyakini akan membawa berkah sepanjang tahun.Â
Tidak hanya sampai di situ saja. Cap Go Meh ini dihiasi dengan berbagai kemeriahan, seperti atraksi barongsai, liong (tarian tradisional China), dan festival lampion.
Sebagaimana di daerah lainnya, kota Sukabumi juga tentu melaksanakan perayaan sebagai tanda penutup tahun baru Imlek tersebut. Banyak orang ikut meramaikannya; mulai dari kalangan tua, muda, sampai anak-anak. Mereka turut bahagia menyaksikan berbagai pertunjukan yang telah  dipersembahkan tanpa melihat suatu keyakinan atau perbedaan.Â
Keseruan Cap Go Meh makin terlihat saat berlangsungnya pertunjukan barongsai. Masyarakatpun berbondong-bondong untuk dapat melihat bagaimana kelihaian atraksi yang jarang sekali dihadirkan itu.
Tak mengenal siapa dan dari mana asalnya, Cap Go Meh menjadi pesta bagi rakyat yang bisa menjamahnya. Mereka turut berbahagia atas warisan budaya yang telah lahir sejak lama tanpa mencolek apa yang diyakininya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H