Siapa sih yang tidak kenal dengan Tasya Farasya? Wanita dengan 4,6 juta followers Instagram dan 3,8 juta subscribers Youtube ini merupakan salah satu content creator paling banyak diminati konten kontennya. Diawali dengan kemahirannya dalam memoles make up dan mereview berbagai skincare kecantikan membawa kesempatan emas karena konten yang dia publish banyak ditonton dan disukai para pengguna media sosial. Lalu apa sih definisi content creator sebenarnya? Dan apa saja potensi beserta kekurangan perangkat media yang kita gunakan.
Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, saya merupakan mahasiswi semester empat berusia Sembilan belas tahun bernama Hani Rosiana Julianti. Saat ini saya menempuh pendidikan S1 di perguruan tinggi swasta di Kota Yogyakarta yakni Universitas Ahmad Dahlan. Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipungkiri sangatlah pesat. Inovasi-inovasi baru muncul tak henti seiring pertumbuhan manusia dan dukungan fasilitas yang memadai terlampau  modern. Penggunaan media semakin interaktif dan efisien dalam menyebarkan informasi maupun berselancar di media sosial. Platfrom digital menyentuh angka mengesankan dalam mewadahi berbagai kreativitas para penggunanya. Muncullah istilah-istilah baru yang kemudian trend di kalangan pengguna media. Salah satunya yaitu Content Creator. Apa sih content creator itu? Content creator merupakan sebutan bagi seseorang yang menciptakan berbagai materi konten baik berupa tulisan, gambar, video, suara maupun gabungan dari berbagai bentuk tersebut yang diunggah pada platform digital. Platform digital yang digunakan dapat berupa Instagram, Youtube, Tiktok, Snapchat, Wattpad,  Wordpress maupun platform lain sejenisnya. Konten memuat berbagai topik yang sesuai dan diinginkan oleh pengunggahnya sehingga sangat bagus untuk wadah maupun ajang untuk mengembangkan diri. Topik-topik yang dipilih oleh content creator juga beragam, mulai dari kuliner, fashion, kecantikan, daily vlog atau konten edukasi dan berbagai konten dengan topik lainnya.
Sebagai contet creator, seseorang dapat dengan bebas mengekspresikan kecintaan nya terhadap sesuatu topik maupun kegiatan yang dilakukannya selama konten yang dipublish tidak merugikan orang lain. Malah hal itu bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah loh. Terlebih lagi jika dikomersilkan seperti upload konten di Youtube, maka kamu akan mendapat pemasukan yang lumayan dan semakin banyak orang yang mengetahui dirimu dan kemampuan mu maka masuklah pemasukan lain melalui endorsment yang kamu terima. Dibalik kesempatan emas yang muncul saat kamu memulai untuk menjadi content creator, kamu ditantang untuk selalu upgrade diri dan memacu diri sendiri untuk membuat topik yang sekiranya menarik perhatian masyarakat. Kamu dipacu untuk selalu kreatif dan belajar cara mengatur maupun memperbaiki berbagai kekurangan konten yang kamu sebarluaskan.
Pada tahun 2018, saya mulai mencoba menulis disebuah platform digital bernama Wattpad. Mengapa saya memilih menulis di wattpad dan apa keuntungannya?. Saya menulis sebuah cerita fiktif dengan tema percintaan anak muda SMA yang dilatarbelakangi perbedaan prinsip dalam agama  yang kala itu sedang banyak digandrungi para remaja dan sedang trend di aplikasi wattpad ini. Sekitar tahun 2018 aplikasi wattpad ini sedang banyak diakses oleh remaja karena memuat bacaan yang sangat beragam sehingga kita dapat memilih berbagai bacaan yang tersedia secara gratis. Pada saat itu saya hanya berniat iseng saja dan sekedar ingin menuangkan ide cerita dan media yang saya anggap cocok saya gunakan yaitu wattpad maka dari itu saya menulis disana. Saya sangat senang dengan respon positif para pembaca. Menyenangkan sekali melihat karya kita dihargai dan banyak yang menyukai nya, padahal sebenarnya menulis di wattpad dapat mendatangkan uang namun saya belum mengerti dan saya baru tau saat cerita saya sudah selesai. Menurut saya platform wattpad ini memiliki banyak potensi. Platform tersebut bisa menjadi wadah bagi para content creator untuk mengembangkan skill menulis dan menyalurkan hobi serta bakat sehingga bisa lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan diri.
Munculnya  berbagai contet creator ini mengisyaratkan bahwa sebenernya banyak sekali masyarakat Indonesia yang kreatif dan inovatif. Penggunaan media yang sesuai dan pemilihan topik yang menarik akan mendatangkan simpati dan perhatian masyarakat. Bentuk dari implementasi karya inilah yang membuat masyarakat semakin terpacu untuk membangun ide-ide kreatif dan pengembangan diri positif sehingga atmosfer media yang tercipta semakin membaik.
Dibalik kemajuan media dan efek positif maupun potensinya, sebenarnya fakta lapangan menunjukan bahwa tidak semua konten yang beredar baik dikonsumsi publik. Kita sendiri pun tidak dapat mencegah berbagai perbuatan buruk yang dilakukan orang lain di konten miliknya, dalam hal apapun itu di dunia ini tidak mungkin semua hal hanya memiliki sisi positif. Namun dengan berbagai upaya preventif yang dilakukan sedikit banyak dapat mengurangi jumlah efek negatif yang timbul. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) sendiri mengaku kesulitan memberantas berbagai konten negatif yang tersebar di platform online sebab media tersebut bersifat retail, maka sulit untuk melacak dan memberantasnya. Namun Rudiantara mengajak turut serta netizen untuk saling membantu mendeteksi berbagai akun yang mempublikasikan konten negatif yang kebanyakan mengunggah konten-konten tidak senonoh dan asusila.
Memang tidak bisa dipungkiri kekurangan dari mudahnya mengakses media ini akan menimbulkan berbagai reaksi maupun berkembangnya sebuah kegiatan negatif karena mereka menganggap akan semakin banyak yang tertarik jika dipublikasikan melalui media yang notabene sangat mudah diakses oleh siapapun. Maka dari itu kunci dari pengendalian iklim media yang sehat ini berasal dari diri sendiri. Setiap orang perlu memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang akan dipublikasikan karena hubungannya dengan apa yang orang lain konsumsi juga. Langkah preventif perlu dilakukan oleh pemerintah demi menekan penyebaran berbagai konten negatif yang akan mempengaruhi pola pikir dan tindakan orang lain yang tidak melakukan kesalahan. Sungguh miris melihat anak-anak terkontaminasi dengan berbagai konten yang beredar di media. Mereka terpapar konten negatif dari berbagai tayangan maupun bacaan di platform digital. Sebagai contoh, saya merupakan pengguna dan salah satu pengarang cerita di aplikasi wattpad, entah mengapa bacaan-bacaan yang tidak bermanfaat dan bersifat vulgar sangat mudah dijumpai di aplikasi tersebut padahal kebanyakan pengguna wattpad merupakan anak remaja yang sangat belum pantas untuk mengakses konten bersifat dewasa tersebut. Maka dari itu perlunya keamanan dan pembatasan umur secara detail dan sangat ketat sehingga penggunannya sesuai dengan apa yang ditujukan.Â
Harapan saya dengan semakin berkembangnya media ini dapat membuat semua masyarakat yang menggunakannya menjadi aware terhadap apa yang perlu dilakukan dan apa yang harus dihindari sehingga pikiran yang bersih muncul dari perilaku yang terjaga pula. Saya juga berharap dengan saya menulis artikel ini dapat menjadi pemacu saya dalam mengembangkan diri dan tak henti belajar untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat bagi banyak orang dan membantu membangun atmosfer media yang positif. Semoga tulisan saya bermanfaat bagi para pembaca dan tulisan ini murni pendapat pribadi. Mohon maaf bila terdapat banyak penulisan kata. Tulisan ini merupakan sedikit pengalaman saya dalam membuat sebuah konten dan saya pribadi mengajak para pembaca untuk selalu mengembangkan diri sesuai minat dan bakat masing-masing sehingga kita terjauh dari perbuatan buruk yang dapat merusak orang lain pula. Jadilah kreatif dan inovatif tanpa membawa pengaruh buruk bagi orang lain. Sekian terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H