Kirim paket dari pelosok ke kota : sampai gak ya?
Kala tinggal di pelosok, kami jadi paham mengapa harga barang lebih mahal daripada di Jawa dan kota. Karena barang itu melalui rantai distribusi dan perjalanan panjang.
Sederhananya, dari Jawa ke Kalimantan, agar cepat sampai, kita naik pesawat. Kalau menggunakan jalur laut, maka pengiriman menyesuaikan jadwal kapal menyeberang. Menuju daerah tujuan, dilanjutkan dengan jalur darat. Semakin panjang perjalanan, biaya semakin tinggi. Makin cepat pengiriman, ongkos kirim makin mahal. Inilah yang membuat kami berpikir ulang kala mengirim barang : selain ongkos kirim, paket bisa sampai nggak ya ?
Jangan bayangkan kondisi kota kabupaten di daerah seperti kota besar di Jawa ya. Kalau ke kota kebupaten, ini kesempatan untuk bertemu ATM, pom bensin, dan pasar. So manakala tinggal di Hulu Sungai Selatan (HSS) di Kalimantan Selatan, hati senang karena menemukan kantor agen JNE Kandangan (ibu kota HSS). Yes, daerah ini terjangkau ekspedisi ! Tidak berlebihan, namun keberadaan ekspedisi pengiriman menjadi indikasi kemajuan ekonomi dan keterbukaan akses.
Tersebutlah Negara, sebuah daerah di Hulu Sungai Selatan Kalsel, salah satu penghasil ikan air tawar khas Borneo. Di sini berkembang UMKM yang mengolah ikan. Ada ikan sepat kering, ikan gabus/ haruan asin, krupuk ikan, dll. Ikan gabus/haruan asin dari sini ukurannya besar, dagingnya bersih, tanda masih baru dan bagus. Ikan sepat yang diasinkan ditata berjajar seperti pagar dan dibentuk bintang, dijemur sinar matahari.
Sebagai daerah pengrajin ikan, harga iwak sapat karing di Negara lebih murah daripada di pusat oleh-oleh di Banjar atau Martapura. Konsumen bisa melihat langsung ikan-ikan yang dijemur di halaman rumah di atas sungai dan bercakap dengan Acil. Untunglah ada agen JNE di Kandangan, mun handak kirim iwak sapat karing (kalau mau kirim ikan sepat kering) ke Jawa, kawa ai (bisa) !
Kepincut songket Sumbawa : kirim ekspress antar pulau
Suatu kali berkesempatan pergi ke Lombok NTB dan mengikuti seminar, saya menemukan tenun cantik produk UMKM setempat. Kemenparekraf - penyelenggara seminar, mengundang UMKM terpilih untuk berpameran. Terpana dengan indah dan halusnya songket Sumbawa dan tenun Lombok, saya membeli masker cantik songket sebagai cindera mata.
Sepulang dari Lombok, saya pun mengontak ibu pemilik @RumahNamia untuk membeli masker (lagi). Motif masker ini menyesuaikan perca tenun/songket setelah dibuat baju sehingga motifnya tidak pasaran. Hanya dengan berkomunikasi lewat DM di IG dan WA, kami sepakat. Ibu Maya Namia langsung memilihkan ekspedisi pengiriman beserta ongkosnya. Saya tidak bertanya banyak tentang ekspedisi apa, namun saya yakin penjual pasti memperhitungkan keamanan, kecepatan dan kepastian produk sampai ke konsumen.
Dalam waktu 2 hari, masker songket dari Nusa Tenggara Barat itu sudah mendarat di Jawa ! Senangnya hati kala mendengar suara merdu Abang kurir yang berteriak “Paket !...” Tak sangka pengiriman akan secepat ini mengingat timingnya di hari minggu, menjelang libur Nataru, dan antar pulau. Ternyata, setelah saya cek, ekspedisinya pakai JNEMajuIndonesia. Ah..pantas..
Needed : jasa pengiriman produk fragile
Kakak saya sedang merintis UMKM kue. Usaha rumahan ini dimulai di masa pandemi. Untuk pengiriman dalam kota, biasanya menggunakan jasa kurir online. Dalam perkembangannya, konsumen mulai menghendaki pengiriman ke luar kota, untuk kolega, teman atau kerabat. Kami pun mencari ekspedisi yang mampu mengirim paket berisi makanan dalam waktu cepat dan handling rapi. Ada satu ekspedisi yang bisa melakukan itu, namun jangkauannya masih terbatas di kota besar.
Manakala ada konsumen yang ingin memesan kue ke Cikarang, Magelang, Wonosari, Sragen atau Denpasar, pilihan pertama kami jatuh pada JNE. Kami pilih layanan yakin esok sampai (YES) agar barang sesegera mungkin diterima konsumen. Sayangnya di masa pandemi ini, layanan satu hari sampai JNEMajuIndonesia untuk sementara hanya berlaku di Jawa. Untuk pengiriman ke luar Jawa, hanya bisa menggunakan layanan reguler.
Awalnya agak deg-degan mengingat produk kue ini bukanlah paket yang aman bisa dilempar dan ditumpuk. JNE pun tidak memberikan garansi bahwa posisi produk tidak akan dibolak-balik dan tetap aman. Namun JNE memasang stiker ‘fragile’ berwarna merah sebagai tanda bahwa paket ini membutuhkan kehati-hatian.
Demi mengupayakan agar kue tidak rusak dalam proses pengiriman, kami melakukan pengemasan ekstra. Kue dibungkus dengan plastic wrap food grade, dibungkus lagi dengan bubble wrap, lalu dimasukkan ke kotak. Kotak dibungkus lagi dengan bubble wrap, lalu diakhiri dengan plastic wrap dan label pengiriman. Prinsipnya adalah mengupayakan celah sekecil mungkin antara barang dengan kemasan untuk meminimalisir goncangan yang bisa merusak bentuk. Syukurlah sejauh ini apple pie dan fruit cake produksi @Arundyaskitchen aman sampai tujuan.
Ada kalanya kami bertemu daerah tujuan yang belum terlayani JNE dengan cepat. Manakala hendak mengirim apple pie ke Gemolong Sragen, ternyata butuh waktu 7 hari pengiriman dari Jogja.
Seperti prinsip perjalanan, ternyata pengiriman kota ke kota akan lebih cepat dibanding pengiriman kota ke daerah. Pengiriman Mataram-Jogja akan lebih cepat daripada Jogja-Gemolong. Dengan modal jaringan di penjuru nusantara, tampaknya JNE perlu terus memperkuat jaringan pelayanan.
Kami juga berharap JNE mengakomodasi pengiriman produk fragile dengan handling yang rapi, misalnya untuk pengiriman kue. Produk tidak hancur, bentuknya masih cantik, adalah harapan dari pengirim maupun penerima barang. Ini peluang yang menjanjikan mengingat UMKM makanan makin menggeliat dan kebutuhan pengiriman cepat makin meningkat.
Pengemasan ulang oxobiodegradable
Salah satu ciri khas JNE dalam memberi pengamanan ekstra adalah dengan membungkus dokumen/paket dengan plastik tambahan. Fyi, tidak semua ekspedisi memberikan plastik tambahan. Inilah yang membuat para penjual online membungkus paket dengan kemasan plastik agar aman dari terkena air.
Nah, di JNE, plastik tambahan ini menyesuaikan jenis pengiriman. Untuk reguler menggunakan plastik bening. Paket YES (yakin esok sampai) menggunakan plastik merah bertuliskan ‘kiriman prioritas’. Jadi hanya dengan melihat plastiknya saja, kita bisa tahu, jenis pengiriman apakah itu.
Para konsumen online pasti punya banyak sampah plastik dari packaging paket. Kerennya, plastik kemasan JNE dibuat 100% degradable plastic. “This plastic bag is made from oxobiodegradable materials. Please reuse it,” tertera di sana. Inilah plastik yang ditambah senyawa agar dapat hancur saat kena oksigen dalam waktu singkat. Meskipun ada kontroversi mengenai pengelolaan jenis plastik ini, namun JNE turut memperhatikan lingkungan dengan penggunaan bahan material plastik yang relatif ramah lingkungan.
JNE31Tahun : 3M dan fintech
Seiring perkembangan teknologi, tuntutan kebutuhan cashless, serta kondisi pandemi, JNE mempermudah proses pembayaran menggunakan aplikasi financial technology, misalnya lewat gopay dan dana. Buka aplikasi, klik tulisan pay, lalu scan barcode. Dengan dibantu petugas konter JNE, konsumen bisa melakukan transaksi pengiriman non tunai. Namun sebelumnya, pastikan dulu saldo gopay terisi agar bisa membayar ya. Dengan demikian kita bisa meminimalisir pertukaran uang tunai dan resiko penyebaran virus corona.
Para penjual di marketplace dapat menggunakan layanan cashless. Penjual cukup mengantar barang ke agen, ongkos kirim diatur cashless melalui marketplace dan JNE secara online. Konsumen JNE yang ingin mengirim barang dalam jumlah banyak pun bisa melakukan request pick up. Kurir akan datang ke rumah dan melakukan pick up barang. Layanan ini tentu sangat mempercepat proses pengiriman. Tak perlu datang dan antri di konter, tak perlu membayar cash, semua langsung terhubung dalam sistem. Keren kan !
Di masa pandemi, masuk ke konter agen yang tak berapa luas, tentu membawa sebersit rasa khawatir. Namun pesan tertulis di pintu mengurasi kekhawatiran itu. Wajib pakai masker, cuci tangan/gunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak. Bukan hanya itu, di pintu masuk dipasang tulisan : ‘Bagi yang tidak berkepentingan dimohon untuk menunggu di luar.’
Agen pun menyediakan sabun dan sarana cuci tangan. Di meja konter, ada hand sanitizer. Kursi diatur sedemikian rupa dan tanda jaga jarak. Pengaturan ini tentu membuat konsumen cerdas ikut menerapkan prokes manakala hendak mengirim paket. Dengan demikian semua merasa aman dan terlindungi.
Peran ekspedisi dalam perekonomian
Begitulah pengalaman kami menggunakan JNE31Tahun di pelosok daerah maupun di kota, sebagai pengirim maupun penerima barang. Ada rasa bahagia kala menerima paket dari abang kurir, namun lebih bahagia kala kiriman paket fragile kami diterima konsumen dalam kondisi utuh aman.
Di manapun, ekspedisi pengiriman berperan penting dalam roda perekonomian dengan distribusi barang antar daerah, antar pulau, dan antar negara. Tanpa ekspedisi, distribusi barang terhenti. Produk UMKM seperti kami yang tidak memiliki toko dan display besar pun tidak mengalami kendala karena pemasaran bisa dilakukan secara online. Pembeli tidak harus datang ke toko, namun cukup kontak DM, wa, atau melalui market place, maka barang dari Kandangan, dari Lombok, dari Jogja, dapat sampai ke manapun berada.
Keamanan, kenyamanan, dan sistem yang jelas akan menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih jasa layanan. Semoga JNEMajuIndonesia yang menjangkau ke pelosok nusantara, terus meningkatkan layanan dan berperan mendukung kemajuan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H