Pencak Silat merupakan suatu ilmu kesenian bela diri yang asli berasal dari Indonesia. Kesenian tersebut juga dapat disebut sebagai sebuah sarana untuk mempererat silaturrahmi antar semua golongan masyarakat tanpa melihat status sosial ataupun jabatan yang dipegang oleh tiap-tiap individu di suatu daerah tertentu.
Ditilik dari sejarahnya, pencak silat sudah ada pada masa kerajaan prabu siliwangi yang sering digunakan oleh Prabu Kian Santang. Prabu Kian Santang menggunakan gaya kesenian silat/pencak silat sebagai sarana untuk mempererat silaturrahmi kepada warga atau masyarakat pada saat itu. Karena kerajaan siliwangi dan masyarakat dapat memiliki tali silaturrahmi yang erat tanpa melihat status sosial.
Karena kata silat diambil dari kata silaturrahmi, maka silat diartikan sebagai silaturrahmi. Di zaman sekarang pencak silat semakin berkembang dengan adanya pagelaran, komunitas, perguruan atau paguron pencak silat. Maka para masyarakat dapat saling bersilaturrahmi kepada sesama masyarakat lainnya. Hasil dari perkembangan silat itu sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu, pencak silat yang berfungsi sebagai hibur diri dan pencak silat sebagai bela diri.
Dari hasil observasi dan wawancara ke Kampung Pasanggrahan, Desa Majasari, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut tentang Pencak Silat Sebagai Sarana Silaturrahmi Untuk Menghibur Diri dan Bela Diri. Nilai-nilai luhur dalam pencak silat dapat dimengerti dari berbagai aspek, yaitu aspek olahraga, aspek seni gerak, dan aspek beladiri. Ditemukan bahwa pencak silat memiliki dua arti atau fungsi yaitu, pencak silat sebagai ajang untuk menghibur diri dan pencak silat sebagai bela diri.
Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional. Pencak silat sebagai menghibur diri merupakan seni bela diri yang digunakan sebagai hiburan atau pun tontonan masyarakat pada saat upacara adat, hari-hari besar nasional dan pernikahan adat setempat yang diiringi dengan lantunan alat musik tradisional, silat yang berfungsi sebagai hibur diri biasanya digunakan dengan menggunakan gaya silat dari berbagai macam gaya, seperti : gaya cimande, gaya parered, gaya garut, gaya jawa, gaya sumatera dan sebagainya.
Gaya gerakan dari silat tersebut pun mengadaptasi dari gerakan-gerakan hewan, seperti, monyet dan macan sehingga menggabungkan antara gerakan-gerakan dasar silat dengan gerakan dari hewan-hewan yang akhirnya mempertontonkan gerakan-gerakan silat yang indah dan berbeda apabila dibandingkan gerakan-gerakan dasar silatnya, cara mengadaptasi gerakannya pun sesuai dengan gerakan hewan tersebut. Misalnya mengadaptasi gerakan macan maka gerakannya pun sama seperti macan. Kekuatan jurus ini berkutat pada kedua kaki saat pasang kuda-kuda. Kaki melebar dan sedikit jongkok. Sedangkan posisi tangan, masing-masing terbuka seperti mulut macan yang lagi mengaung. Kemudian jika musuh atau lawan datang, tangan digoyang ke kanan dan kiri untuk melayangkan pukulan dan gerakan kaki sendiri berbarengan dengan ayunan tangan. Namun, kekuatan tetap bertumpu pada kaki-kaki yang mana suatu saat melakukan tendangan. Gerakan monyet maka tersebut layaknya seperti monyet. Cara melakukan gerakan monyet yaitu dengan berdiri dengan badan tegak dan pandangan lurus ke depan kemudian kedua kaki dibuka sejajar dengan bahu, lutut ditekuk kedalam dan kedua tangan di depan badan dengan membengkokkan siku seperti monyet.
Berbeda halnya dengan hibur diri, Aspek Beladiri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu beladiri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis beladiri pencak silat pencak silat yang berfungsi sebagai bela diri gaya ataupun gerakannya lebih menggunakan gerakan-gerakan dasar yang khas pencak silat pada umumnya. Seperti : Kuda-kuda, Sikap dan Gerak, Langkah, Kembangan, Buah, Jurus, Sapuan dan Guntingan, Kuncian.
Akan tetapi, kesenian pencak silat untuk beladiri dari Kampung Pasanggrahan Desa Majasari Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut ini difokuskan untuk menjaga diri apabila ada suatu ancaman yang mengancam dengan menggunakan jurus-jurus yang dirasa cukup untuk mematikan bagi lawan dengan menggunakan anggota tubuh tertentu untuk mematikan lawan.
Jurus-jurus yang dipakai untuk melawan dari ancaman yaitu dari kepala sampai dengan kaki dengan jarak satu jengkal tiap anggota tubuh yang diserang, seperti dari mata, karena mata merupakan anggota tubuh paling vital untuk diserang karena akan menyebabkan kebutaan, kemudian turun dengan jarak satu jengkal ke bagian tenggorokan, apabila bagian ini diserang maka tenggorokan bisa saja patah dan kelu lidah, kemudian turun lagi dengan jarak satu jengkal ke bagian dada atau ulu hati, jika bagian tubuh ini deserang maka akan menyebabkan kerusakan pada organ dalam dan bisa saja menyebabkan kematian, dan kemudian turun lagi dengan jara satu jengkal ke bagian bawah perut yang akan menyebabkan kerusakan pada bagian dalam perut dan sesak nafas.
Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh sebagai olahraga yang diperuntukkan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dan juga digunakan sebagai cabang olahraga pada perlombaan yang sangat populer, seperti : PON dan Sea Games. Pada perlombaan tersebut tidak hanya sebagai beladiri saja tetapi bisa juga untuk perlombaan cabang olahraga untuk menghibur dan menjadi tontonan.
Sehingga dapat dibedakan bahwa pencak silat untuk hibur diri difokuskan untuk menghibur masyarakat dalam acara upacara adat (pernikahan, menyambut bulan ramadan) dan peringatan hari besar nasional (memperingati kemerdekaan RI, hari besar islam) dengan menggabungkan gerakan silat pada umumnya dan mengadaptasi gerakan-gerakan dari hewan sehingga membentuk suatu rangkaian gerakan silat yang unik dan indah. Sedangkan pencak silat untuk bela diri difokuskan untuk membekali diri dengan gerakan-gerakan silat pada umumnya dan juga menggunakan jurus-jurus tertentu untuk menyerang lawan dengan mengarahkan pada bagian tubuh tertentu apabila ada yang menyerang ataupun mengancam diri.