Mohon tunggu...
Hani Nurfitria
Hani Nurfitria Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

tahun ini saya seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Literasi terhadap Perilaku Berbelanja Online

24 Januari 2023   18:08 Diperbarui: 24 Januari 2023   18:11 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyaknya pengguna aplikasi belanja online mempengaruhi gaya literasi digital,

Dari banyaknya kegiatan belanja online masyarakat perlu mempunyai kecakapan dalam literasi khususnya dalam berbelanja online. 

Di dalam perkembangannya, UNESCO memperkuat istilah literasi digital. Menurut Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut, literasi digital berhubungan dengan kecakapan (life skill) karena tidak hanya melibatkan teknologi, melainkan meliputi kemampuan untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk menghasilkan kompetensi digital.

Adapun Online shop atau yang disebut dengan toko online adalah sistem belanja online yang mana pembeli dapat menanyakan harga atau pertanyaan apapun terkait produk kepada penjual secara langsung, salah satu aplikasi belanja online yang paling sering digunakan masyarakat adalah Shopee.

Shopee adalah situs elektronik komersial yang berkantor pusat di Singapura yang dimiliki oleh Sea Limited, yang didirikan pada 2009 oleh Forrest Li. Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura pada tahun 2015, dan sejak itu memperluas jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Berdasarkan data Similar Web for App Performance tentang aplikasi e-commerce di Indonesia, Shopee memiliki jumlah daily active user (DAU) atau pengunjung aktif harian yang melampaui Tokopedia. Selama Desember 2021, jumlah pengunjung aktif harian Shopee mencapai 33,27 juta.

Sering kali terdapat pengguna Shopee komplain soal pesanan yang tidak sesuai, padahal dia tidak membaca deskripsi produk terlebih dahulu. Dan kejadian ini sering terjadi kepada orang-orang yang malas membaca.

Terbukti, Hasil survei UNESCO pada 2011 menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih mau membaca buku secara serius (tinggi).  

bagaimana keadaan literasi digital di indonesia?

Secara keseluruhan, Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 mencapai 3.49 dari skala 1-5, atau naik dari pencapaian tahun sebelumnya 3.46. Pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 dilakukan melalui survei tatap muka kepada 10.000 responden di 514 kabupaten/kota di Indonesia.

Oleh karena itu diharapkan para pengguna aplikasi belanja online bisa lebih teliti saat berbelanja. Agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain dan juga bisa meningkatkan indeks literasi digital di indonesia.

Ada Suatu ungkapan bahwa membaca bisa meningkatkan kualitas suatu bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun