TPA Piyungan membantu masyarakat dengan menyediakan tempat yang tepat untuk pembuangan sampah mereka. Tanpa tempat pembuangan yang sesuai, limbah dapat menumpuk di lingkungan, menyebabkan masalah kesehatan dan kebersihan yang serius. Namun saat ini, TPA Piyungan telah mencapai kapasitas maksimumnya dan tidak dapat menerima limbah tambahan.Â
Penumpukan sampah yang terlalu banyak dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penumpukan sampah di TPA Piyungan telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk pencemaran tanah, air, dan udara. Hal ini menjadi perhatian serius bagi kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Penutupan TPA Piyungan dapat memiliki dampak pada epidemiologi penyakit menular. Tanpa fasilitas pengelolaan limbah yang memadai, ada potensi peningkatan risiko penularan penyakit melalui kontaminasi lingkungan dan air tanah. Ini dapat mengakibatkan peningkatan kasus penyakit salah satunya yaitu leptospirosis.
Penyakit leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui air atau tanah yang terkontaminasi dengan urin hewan yang terinfeksi. Tumpukan sampah yang tidak tertutup atau tergenang air di TPA Piyungan, Yogyakarta, dapat menjadi tempat berkembang biak bagi tikus, salah satu pembawa penyakit leptospirosis. Jika air atau tanah yang terkontaminasi dengan urin tikus tersebut terpapar kepada manusia, maka risiko terinfeksi leptospirosis dapat meningkat. Oleh karena itu, pengelolaan tumpukan sampah yang tepat dan pemantauan kesehatan lingkungan yang baik sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi penularan penyakit leptospirosis di TPA Piyungan, beberapa langkah dapat diambil seperti, perlu dilakukan pengendalian populasi hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis, seperti tikus dan hewan liar lainnya di sekitar TPA. Pastikan TPA Piyungan dikelola dengan baik, termasuk sistem pengelolaan dan pemrosesan limbah yang efektif untuk mengurangi risiko penyebaran bakteri leptospirosis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H