Mohon tunggu...
Hanindyo Benayekti
Hanindyo Benayekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu komunikasi Universitas Pembangunan Jaya

Saya sangat tertarik dengan dunia event dan senang berinteraksi dengan orang lain. Saya juga memiliki ketertarikan yang tinggi dalam mencoba dan memulai sesuatu hal yang baru. Saya pun selalu turut serta ambil bagian dalam berbagai kegiatan karena disitulah saya bisa belajar banyak hal yang sebelumnya tidak saya tahu dan saya berharap bisa berproses didalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminisme adalah Wajah Neoliberalisme

13 Desember 2023   17:47 Diperbarui: 13 Desember 2023   17:51 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hani amalia 2022041148 - ilmu komunikasi 

Feminisme adalah wajah neoliberalisme yang dapat diterima, kebanyakan masyarakat sulit keluat dari kungkungan kapitalisme. Manusia tidak dapat mengubah dunia, melalui kinerja gender mereka. Feminisme postmodernisme menekankan bahwa identitas perempuan di bangun dan dikontruksikan secara sosial. Yang berarti secara sosial, identitas Perempuan dan pengalaman nya di pengaruhi oleh konteks sosial, budaya dan sejarah.
Feminisme, pada hakikatnya, bukanlah sekadar upaya perjuangan hak-hak perempuan semata. Sebaliknya, feminisme adalah pendekatan analitis terhadap struktur kekuasaan yang bersumber dari perbedaan gender. Meskipun sering kali dikaitkan dengan perjuangan perempuan menuju kesetaraan, feminisme juga mencakup usaha untuk menyelidiki dan mengatasi ketidaksetaraan gender yang merasuki struktur sosial secara menyeluruh.
Perlu diingat bahwa feminisme bukanlah gerakan yang terbatas pada satu jenis kelamin. Ini melibatkan pemahaman mendalam mengenai konstruksi sosial peran gender, baik pada perempuan maupun laki-laki. Feminisme mengajak untuk memandang beragam pengalaman dan dampak kebijakan gender pada semua lapisan masyarakat.
Feminisme mendorong evaluasi stereotip gender yang mempersempit pilihan hidup individu, bukan hanya perempuan tetapi juga laki-laki. Gerakan ini berupaya melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam meruntuhkan norma-norma patriarki yang tidak hanya membatasi perempuan, tetapi juga menciptakan ekspektasi yang merugikan laki-laki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun