Tawangmangu, sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini menyimpan banyak keindahan alam yang sangat asri, salah satunya Bukit Mongkrang. Bukit ini memiliki ketinggian 2194 mdpl, dengan menaiki bukit ini kita dapat menikmati keasrian Tawangmangu dan melihat gunung lawu diseberangnya.
Sebelum memulai pendakian di Bukit Mongkrang, terdapat serangkaian registrasi yang harus dilakukan oleh pendaki. Registrasi yang dilakukan disini yaitu pembelian tiket seharga Rp10.000,00 per orang. Petugas registrasi memberikan karcis bagi para pendaki yang telah membayar, serta memberi arahan bahwa akan dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai pada puncak Bukit Mongkrang.
Setelah melakukan langkah registrasi, pendaki diperbolehkan mendaki Bukit Mongkrang. Disini perjalanan dimulai, para pendaki disambut oleh sekumpulan burung unta liar yang akan mengikuti sekitar 5 menit perjalanan awal. Udara dingin mulai terasa dan suara musik dangdut khas hajatan desa terdengar lirih. Â Tanjakan demi tanjakan dilalui pendaki dengan nafas yang mulai tersengal-sengal, betis dan perut sudah mulai terasa keras. Tak disangka ternyata pos peristirahatan pertama sudah didepan mata.
Sembari istirahat, terlihat jelas hamparan sawah, ladang, dan kebun yang terlihat asri dari atas. Mata pendaki seolah -- olah dimanjakan oleh pemandangan yang penuh dengan warna hijau tersebut. Pada pos peristirahatan tersebut ada sebuah warung kecil, namun terlihat kondisinya memprihatinkan sebab kayu -- kayu yang menopang warung tersebut sudah mulai dimakan oleh rayap.
Setelah dirasa siap, perjalanan kembali dilanjutkan. Medan selanjutnya yang akan dilalui semakin berat, lutut sudah mulai terasa bergetar dan bibir sudah mulai pucat. Tanjakan -- tanjakan bisa dilampaui sekaligus sambil berlarian kecil, terkadang berhenti sejenak hanya sekedar untuk menarik nafas dalam-dalam. Semakin atas, terlihat hamparan semak -- semak liar dan pepohonan. Suasana sekitar seperti negeri diatas awan, udara terasa semakin dingin ditambah dengan kabut tebal. Setibanya di pos peristirahatan kedua, hujan rintik -- rintik membasahi semak-semak, pohon, dan tanah di Bukit Mongkrang.
Suasana berubah menjadi mencekam akibat turun hujan ditambah tertutup oleh kabut, menjadikan mata tidak dapat menjangkau kondisi disekitar bukit. Tak lama kemudian hujan mulai reda, langit masih gelap, sehingga tidak memungkinkan untuk tetap melanjutkan perjalanan sampai pada puncak, sebab pendakian harus segera dihentikan pada pukul 16.00 WIB.
Trek yang dilalui untuk menuruni bukit menjadi sangat licin akibat gerimis yang mengguyur sebelumnya. Hari semakin gelap dan dingin, para pendaki bergegas menuruni bukit hanya dengan berpijak pada akar-akar pohon agar tidak terpeleset. Pada perjalanan menuruni bukit ini, diiringi oleh sholawat anak-anak pondok seusia Sekolah Dasar (SD) yang serombongan melakukan pendakian di Bukit Mongkrang. Perjalanan menjadi seru, sebab anak-anak ini tanpa menggunakan alas kaki tetap bersemangat melalui rintangan trek yang sulit.
Pendakian segera usai ditandai dengan mulai terlihatnya loket registrasi, para pendaki mulai disambut oleh segerombolan burung unta liar, terlihat pula para pendaki yang mendirikan tenda untuk bermalam di Bukit Mongkrang.
Selain digunakan untuk latihan fisik sebelum mencoba mendaki gunung, akan ditemui banyak pengalaman baru bagi pemula ketika mendaki Bukit Mongkrang ini. Salah satunya yaitu para pendaki yang sangat ramah, walaupun tidak pernah mengenal sebelumnya namun apabila para pendaki berpapasan di trek maka akan saling bertegur sapa dan membantu apabila mengalami kesulitan.
"Halo kak"
"Hati -- hati kak, selamat menikmati pendakiannya"