Mohon tunggu...
Hanindhiya Khalisa Nasywa
Hanindhiya Khalisa Nasywa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

topik yang paling saya sukai mengenai keselamatan dan kesehatan kerja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Low Back Pain di Kalangan Mahasiswa

15 Desember 2023   18:00 Diperbarui: 15 Desember 2023   18:03 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FENOMENA LOW BACK PAIN DI KALANGAN MAHASISWA

Hanindhiya Khalisa Nasywa1, Nisrina Tiara Banowati2

1,2Occupational Health and Safety Department, Faculty of Public Health Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok 16424, Indonesia

e-mail: hanindhiya.khalisa@ui.ac.id1, nisrina.tiara@ui.ac.id2

Kesehatan serta kebugaran fisik merupakan dambaan semua orang. Ketika kita mempunyai fisik yang sehat, maka kita akan lebih nyaman beraktivitas dan melakukan kegiatan sehari-hari. Sayangnya, tidak semua orang menyadari pentingnya menjaga kesehatan serta kebugaran fisik. Saat ini, banyak orang yang mulai mengeluhkan kondisi fisiknya, tidak terkecuali orang-orang di kelompok umur dewasa awal. Salah satu keluhan kesehatan yang paling banyak ditemui di masyarakat adalah keluhan nyeri pada pinggang atau punggung bawah yang dikenal dengan istilah low back pain (LBP). Gejala LBP bisa terjadi pada usia berapa pun. Selain kelompok umur, keluhan LBP terjadi pada seluruh masyarakat yang bekerja pada berbagai jenis pekerjaan, baik formal maupun informal. Keluhan ini dapat menjadi penyebab utama kecacatan dan dapat mempengaruhi kualitas hidup serta kinerja seseorang. 

LBP merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan menurunnya produktivitas manusia. Di negara maju seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, hingga 80% penduduknya mengalami LBP. Proporsi kasus meningkat seiring bertambahnya usia. Pada tahun 2009, NHIS melaporkan jumlah kasus LBP di Amerika Serikat adalah 28,5%. Nyeri dapat membuat Anda sulit beraktivitas, menyebabkan Anda kehilangan jam kerja yang panjang, atau memerlukan perawatan medis. Sebab, jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi nyeri punggung kronis (Arinda, 2017).

Pada tahun 2018, tenaga kesehatan Indonesia mendiagnosis 11,9% kasus penyakit muskuloskeletal, dan 24,7% kasus didiagnosis berdasarkan gejala yang dialami. Proporsi penderita LBP di Indonesia diperkirakan sebesar 7,6-37% pada tahun 2018. Pada tahun yang sama, ditemukan sekitar 26,74% penduduk pekerja Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengeluhkan nyeri pinggang. Seiring bertambahnya usia, kekuatan otot kita menurun, membuat kita lebih rentan terhadap masalah kesehatan (Kumbea et al., 2021). Faktor risiko LBP termasuk penuaan, kebiasaan olahraga yang buruk, dan kesehatan yang buruk. Penyebab lainnya adalah fisik. Postur tubuh yang tidak tepat saat duduk, tidur, atau berdiri dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan gejala LBP. 

Mahasiswa menjadi salah satu kelompok yang rentan terkena Low Back Pain, hal ini karena sebagai seorang mahasiswa, mereka sering menghabiskan waktunya untuk berkegiatan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mahasiswa sering menghabiskan waktu lama untuk duduk. Proses perkuliahan offline maupun online serta penyelesaian tugas-tugas seperti penulisan makalah, dan pembuatan materi dalam format Power Point seringkali mengharuskan mahasiswa untuk duduk dalam jangka waktu yang lama. Duduk dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan stres berlebihan dan merusak jaringan punggung bagian bawah. Duduk dalam jangka waktu lama juga dapat mengurangi lubrikasi sendi dan membuat punggung bagian bawah menjadi kaku, sehingga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat mahasiswa berisiko mengalami LBP. Mengenai hubungan posisi duduk mahasiswa dengan risiko nyeri pinggang, mahasiswa dengan posisi duduk kurang ergonomis memiliki risiko lebih tinggi mengalami nyeri pinggang dibandingkan mahasiswa dengan  posisi duduk lebih ergonomis. 

Posisi  seseorang  waktu  duduk  dipengaruhi  oleh  sudut  dudukan  kursi dengan keempukan busa, ada atau tidaknya sanggahan tangan, serta sudut sandaran punggung. Posisi ideal saat duduk yaitu memakai meja yang tingginya 92 cm. Meja itu bisa mempengaruhi posisi duduk. Saat duduk, bisa menggunakan  kursi  tinggi  yang  memiliki  sanggahan  kaki  yang  nyaman  agar  seseorang  yang  menggunakan meja itu dapat melakukan bekerja secara fleksibel serta ergonomis (Sambo, 2021).

Melihat bahwa fenomena Low Back Pain saat ini justru marak terjadi pada usia muda, menandakan perlunya ada kepedulian terhadap kondisi kesehatan fisik. Terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi permasalahan LBP ini, yaitu:

  1. Memperbanyak Kegiatan Fisik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun