Mohon tunggu...
Hanin Ayunis Salwa
Hanin Ayunis Salwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Saya mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada bidang yang berfokus pada pangan dan riset. Saya berharap ide serta tulisan saya mampu bermafaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wujudkan Diversifikasi Pangan Bersama Mahasiswa Teknologi Pangan

5 Juni 2023   18:19 Diperbarui: 5 Juni 2023   18:34 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

By Hanin A'yunis Salwa || Indah Puspita Sari || Jihan Salwa Nabila || Nindya Despri Cinta Hapsari || Zulfa Putri Adena

Sebagai orang Indonesia, pastinya mengenal istilah "nggak makan kalau nggak makan nasi". Istilah atau konsep makan tersebut masih menjadi suatu pola pikir yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Hal inilah yang membuat beras menjadi komoditas superior makanan pokok. Adanya pola pikir tersebut dapat menjadi salah satu faktor krisis pangan. Selain itu, dengan adanya krisis pangan maka ketahanan pangan tidak mampu tercapai. Padahal pemerintah Indonesia sendiri sedang menggaung-gaungkan ketahanan pangan di negeri ini.

Lalu apa itu ketahanan pangan? 

Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi dimana kebutuhan pangan, baik rumah tangga ataupun personal, mampu terpenuhi. Hal ini tercermin dari ketersediaan bahan pangan, mutu pangan yang baik, beragam terjangkau, dan tidak menyimpang baik dari sisi agama maupun sosial budaya. Ketahanan pangan menjadi faktor penentu kesejateraan rakyat suatu negara dan ketahanan negara itu sendiri. Hal tersebut karena sektor pangan akan berpengaruh pada sektor-sektor lain, seperti sektor ekonomi, sosial, keamanan, dan sebagainya.

Dari permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu solusi untuk menghindari atau mengatasi permasalan tersebut agar masyarakat Indonesia tidak hanya mengandalkan beras sebagai satu-satunya komoditas makanan pokok. Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah dengan diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan merupakan upaya meningkatkan konsumsi aneka ragam makanan pokok supaya tidak terfokus pada satu makanan pokok yaitu beras. Dengan dilakukannya diversifikasi pangan nutrisi yang diperoleh akan beragam serta seimbang.

Apakah peran mahasiswa teknologi pangan Universitas Diponegoro dalam menyukseskan diversifikasi pangan?

Teknologi pangan merupakan suatu program studi yang mempelajari ilmu pangan yang berfokus pada pengolahan, pengawetan, pengemasan bahan pangan pasca panen. Pada kegiatan pembelajaran, mahasiswa teknologi pangan mempelajari karakteristik bahan pangan sehingga mampu mengolah bahan pangan dengan benar. Selain itu, untuk meningkatkan skill dalam pengolahan pangan, program studi ini membekali mahasiswanya dengan kegiatan praktikum, kuliah umum, magang, dan kunjungan industri sehingga mahasiswa tahu kondisi di lapangan serta memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai ilmu pangan.

 Mengenai pembekalan ilmu untuk mahasiswa, Universitas Diponegoro sebagai salah satu perguruan tinggi yang menaungi program studi teknologi pangan telah berhasil menyukseskan diversifikasi pangan. Salah satunya melalui kuliah umum yang membahas mengenai metode food traceability dilakukan untuk melacak dan mengikuti seluruh tahapan produksi, pengolahan, dan distribusi pangan, mulai dari pengadaan bahan baku sampai dengan menjadi produk makanan siap konsumsi. Kuliah umum tersebut disampaikan oleh Prof. Indrawati dengan tujuan agar seluruh mahasiswa teknologi pangan mampu mewujudkan diversifikasi pangan nasional. Kuliah umum tersebut dilaksanakan secara daring melalui zoom dan terdapat live di youtube yang masih dapat diakses sampai sekarang sehingga memudahkan semua orang yang ingin menontonnya kapan pun dan dimana pun.


  Mahasiswa teknologi pangan memiliki peran penting dalam menyukseskan diversifikasi pangan. Salah satu peran mahasiswa dalam upaya diversifikasi pangan adalah menciptakan produk inovasi seperti beras analog yang berasal dari umbi-umbian, mi yang berasal dari tepung mocaf, dan sebagainya. Selain itu, biasanya terdapat kegiatan abdi desa yang menjadi peluang bagi mahasiswa untuk melakukan sosialisasi mengenai diversifikasi pangan. Lalu, dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai produk inovasi makanan pokok. Terakhir, akan dilanjutkan dengan pelatihan kepada warga sekitar terkait dengan pembuatan produk. Di dalam penyuluhan dan pelatihan tersebut, mahasiswa juga dapat menyampaikan manfaat dari produk inovasi tersebut dan peluang produk apabila dijual di pasaran sehingga masyarakat lebih tertarik dan diversifikasi panganpun dapat terlaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun