Sampai saat ini masih sering terjadi kasus di daerah tertentu yang kurang memperhatikan pendidikannya. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ketimpangan pendidikan. Menurut Kurniawan secara tradisional, solusi berikut dimungkinkan; Konstruksi atau ruang belajar bagi siswa di masing-masing wilayah, gotong royong antar warga menjaga dan memelihara fasilitas yang disediakan oleh sekolah, penempatan guru profesional di daerah terpencil atau kurang terlayani, keberadaan program untuk melibatkan warga atau menyelenggarakan pelatihan tentang pentingnya mereka pendidikan seperti kunjungan rumah ke warga. Masalah biaya juga menjadi kendala dalam pemerataan pendidikan di sana. Oleh karena itu, pemerintah harus menyalurkan dana kepada masyarakat kurang mampu bisa bersekolah selain pemerintah, masyarakat juga bisa saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang memerlukan kerjasama.
- Meningkatkan kesejahteraan guru
Kesejahteraan guru dengan kemampuan profesional guru dianggap terkait. Menurut Kulla (2017), efek dari kesejahteraan masyarakat tidak mencukupi guru dapat melihat bahwa masih banyak guru yang bekerja paruh waktu, seperti berdagang atau beternak hewan ternak. Ini akan berpengaruh kinerja guru di dalam kelas. Tidak jarang guru terlalu fokus pada pekerjaan paruh waktu mereka yang membuat proses pembelajaran tidak maksimal.
- Meningkatkan kualitas pendidikan
Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan; Menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan (disesuaikan dengan kondisi peserta didik, masyarakat dan negara), memenuhi persyaratan sarana dan prasarana, menyelenggarakan kegiatan sederhana seperti kelas, program literasi, membina hubungan dengan wali sah siswa, dll.
- Meningkatkan prestasi belajar siswa
Itu sebabnya perlu untuk bertindak atau tindakan yang dapat menjadi solusi dari masalah tersebut, antara lain; Dengan cara menjadikan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, siswa harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menjadi pusat pembelajaran, bukan hanya pendengar, peran orang tua dalam mendorong anaknya untuk belajar sangatlah penting diperlukan, masyarakat mendukung proses belajar siswa dengan menciptakan sesuatu lingkungan yang baik dan menyenangkan.
Mendeskripsikan sistem pendidikan Indonesia di antara keinginan dan realita di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia. Tampaknya ada kesenjangan antara keinginan dan kenyataan. Secara makro dapat dilihat dari perspektif manajemen, peran pemerintah, kurikulum atau bahan ajar, pendekatan dan metode pembelajaran, sumber daya manusia, lingkungan kampus atau sekolah, pendanaan, dan akreditasi.Â
Kesenjangan dalam sistem pendidikan disebabkan karena politik, ekonomi, sosial budaya dll, yang selalu hadir berubah sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman. Maka dari itu, kita sudah bisa menemuka solusinya dengan cara komparatif dengan membandingkan pendidikannya supaya kita sebagai negara berkembang juga mampu mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adha, M. A., Gordisona, S., Ulfatin, N., & Supriyanto, A. (2019). Analisis komparasi sistem pendidikan Indonesia dan Finlandia. Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 3(2), 145-160.
Dwi Atmanti, H. (2005). Investasi sumber daya manusia melalui pendidikan. Jurnal Dinamika Pembangunan (JDP), 2(Nomor 1), 30-39.
Gazali, M. (2013). Optimalisasi Peran Lembaga Pendidikan Untuk Mencerdaskan Bangsa. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 6(1), 126-136.
Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 1-13.