Mohon tunggu...
Hanik Fadilah
Hanik Fadilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi

Baru memulai menulis mengenai isu-isu ekonomi ,berharap menjadi lebih kritis dan menjadi agent of change

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Packaging yang Eye Catching dan Masuk Pasar DIgital, Kopi Bubuk Cap DJempol Nganjuk Semakin Eksis

31 Agustus 2021   08:10 Diperbarui: 31 Agustus 2021   08:57 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Desain Packaging Kopi Bubuk Cap Djempol oleh Mahasiswi KKN BTV 3 (Dokpri)

Desa Warujayeng merupakan salah satu desa dari ibukota Nganjuk. Desa Warujayeng sendiri menjadi tempat yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan banyak kegiatan usaha. Sektor ekonomi di Desa Warujayeng yang paling banyak diminati yaitu sektor usaha, baik iti pelaku UKM maupun UMKM. 

Banyaknya sektor usaha yang dilakukan membuat pengklasifikasian sub sektor usaha , baik itu usaha pakain, alat rumah tangga, bahan pokok, cafe dan salah satunya yaitu usaha kopi bubuk.

Wirausaha kopi bubuk sendiri di Desa Warujayeng sekarang sudah cukup banyak karena penggemar kopi sendiri juga cukup banyak, mulai dari kalangan Milenial sampai bapak-bapak dan usia diatas 50 tahun. 

Selain itu, banyaknya persaingan yang terjadi dengan harga dan kualitas yang terus bersaing dan adanya pandemi covid-19 yang tidak kunjung selesai, hal ini membuat para pelaku bisnis "Kopi Bubuk dan Kopi Goreng" mengalami hambatan.

Hambatan tersebut antara lain produksi yang berkurang ataupun pemesanan yang berkurang karena terkendala pengiriman yang disebabkan oleh adanya peraturan pemerintah mulai dari adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) hingga di tahun 2021 ini diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Mobilisasi).

Perguruan Tinggi merupakan wadah bagi para pemuda yang berjiwa pemimpin dan penyalur ide bangsa yang lebih baik kedepannya maupun saat ini yang sedang terjadi dan kondisi perekonomian masyarakat sekitar yang sedang tidak baik-baik saja, maka pihak kampus menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Back To Village 3 Tahun 2021 dengan mandiri yang dilaksanakan di tempat tinggal masing-masing mahasiswa dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi


Mahasiswa maupun mahasiswi melaksanakan program kerja KKN BTV 3 sendiri sebagai bentuk pengadian dan pemberdayaan ke masyarakat dengan bekal ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dengan membantu para pelaku UMKM lebih berkembang dan tetap eksis meskipun berada di kondisi pandemi seperti ini. 

Salah satu Mahasiswi KKN BTV 3 UNEJ yang bernama Hanik Fadilah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis memilih tematik "Program Pemberdayaan Wirausaha Terdampak Covid-19" dengan mitra / sasaran yaitu "Kopi Bubuk Cap Djempol" yang dikelola oleh Bapak H. Ahmad Zainuri beserta keluarga dan enam orang karyawan dikarenakan program kerja yang dilakukan akan membantu pelaku bisnis UMKM semakin berkembang kedepan dan tetap eksis.  

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswi tersebut yaitu membantu para sasaran /mitra pelaku bisnis UMKM tersebut dalam hal Pembuatan Packaging yang lebih eye catching dan pemasaran online baik melalui media sosial ataupun e-commerce dan marketplace.

Gambar 3. Desain Packaging Kopi Bubuk Cap Djempol oleh Mahasiswi KKN BTV 3 (Dokpri)
Gambar 3. Desain Packaging Kopi Bubuk Cap Djempol oleh Mahasiswi KKN BTV 3 (Dokpri)

Adanya kegiatan ini diharapkan membuat para pelaku bisnis dapat mengelola bisnisnya dengan lebih baik kedepannya karena memasuki pasar digital dengan memanfaatkan digitalisasi pemasaran secara online dan kedepannya dapat membandingkan hasil yang didapat bahwa pemasaran online jauh lebih efektif daripada pemasaran secara tradisional. 

Manfaat yang didapat lainnya di tengah pandemi Covid-19 saat ini dalam hal pemasaran online yaitu memudahkan para pelaku bisnis memasarkan produknya melalui virtual dan dapat diakses serta dijangkau oleh orang banyak dan lebih luas. Sehingga akan banyak masyarakat mengetahui produk, keunggulan produk dan kuitas produk yang membedakan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya. 

Selain itu, adanya pemasaran online juga dapat mengurangi adanya interaksi langsung yang dilakukan oleh pelaku maupun karyawan dalam mengirimkan barang secara tradisional seperti menyetorkan ke toko-toko retail tergantikan dengan pengiriman via kurir. Harapan kedepan, semoga para pelaku bisnis semakin eksis dengan tetap bijak memanfaatkan digitalisasi dalam bisnis. (Hanik Fadilah/Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Unibersitas Jember/KKN BTV 3 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun