Mohon tunggu...
Hanik Fadilah
Hanik Fadilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi

Baru memulai menulis mengenai isu-isu ekonomi ,berharap menjadi lebih kritis dan menjadi agent of change

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Kebijakan Bank Sentral Menghadapi Perekonomian dalam Mitigasi Risiko Penanganan Covid-19

22 November 2020   16:54 Diperbarui: 22 November 2020   16:59 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dunia saat ini berada dalam krisis yang tidak biasa, dimana di seluruh belahan dunia mengalami masalah akibat dari dampak Covid 19. Dampak yang ditimbulkan dari adanya Covid 19 tidak hanya melanda di satu atau dua negara saja melainkan hampir seluruh negara yang ada di dunia terkena imbasnya, hal ini tidak terkecuali negara Indonesia. Berbagai ketimpangan terjadi tidak hanya dalam masalah sektor kesehatan namun juga berdampak pada sektor perekonomian, sektor industri baik itu industri maunfaktur maupun pengolahan lainnya, dan tentunya sektor pariwisata serta masih banyak sektor lainnya.

Pandemi covid 19 sendiri ternyata masih mengalami peningkatan sampai saat ini. virus yang masuk ke Indonesia pada bulan Maret lalu sampai saat ini sudah banyak menalami peningkatan kasus baik itu, kasus meninggal, reaktif maupun yang mengalami kesembuhan.

Covid 19 sendiri tentu masih akan menjadi faktor risiko terbesar di awal tahun 2021, hal ini sesuai dengan data estimasi dari Bloomberg , John Hopkins per 5 Oktober.

Pada kasus Covid 19 secara global per 1 November 2020 total kasus kumulatif sebanyak 46,8 juta, kemudian kasus aktif sebanyak 11,85 juta jiwa, kasus yang mengalami kesembuhan sebanyak 33,75 juta jiwa dan kasus meninggal sebanyak 1,20 juta jiwa. (sumber kuliah bincang APBN 2021 oleh BKF tanggal 12 Nopember 2020 melalui zoom).

Hal inilah yang mendorong pecepatan dan pengujian vaksin secara global agar dapat disebarluaskan dan digunakan pada bulan Desember mendatang diharapkan dapat berfungsi dengan baik. Tentu keberhasilan ini tidak hanya dari salah satu pekerja namun kerjasama antara pemerintah dan badan kesehatan terus menerus dilakukan agar terciptanya  vaksin tersebut segera digunakan.

Selain itu, Perekonomian Indonesia sendiri sudah banyak mengalami sektor penurunan, dari sub sektor UMKM, pendapatan negara yang beberapa bulan mengalami penurunan bahkan hampir minus, hal ini karena dalam dua kuartal perekonomian terus mengalami penurunan namun masih dalam batas yang wajar.

Kemudian saat ini perekonomian Indonesia yang sudah memasuki jurang resesi juga menjadi masalah tersendiri yang membuat pemerintah dan bank sentral terus melakukan pengambilan langkah kebijakan, dimana dalam keadaan resesi saat ini banyak dibutuhkan masyarakat yang konsumtif agar resesi saat ini bisa teratasi dengan baik.

Pertumbuhan ekonomi negara mengalami negatif atau penurunan hingga minums 2% , seperti yang dilansir dari Badan Pusat Statistik yang mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II negatif atau mengalami kontraksi pada titik -5,32 persen year on year (yoy), dimana hal ini jauh lebih rendah dibandingkan capaian triwulan I 2020 sebesar -2,97 persen (yoy). Hal inilah yang membuat ibu Kementerian Keuangan , bu Sri Mulyani meramalkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan mengalami penurunan sebesar -2,9%. pernyataan ini juga didukung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn), bapak Luhut Binsar Pandjaitan yang mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapakan akan berada pada kisaran dua koma sekian persen dan hal in dianggap masih berada pada posisi yang baik dan aman dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara lain yang mengalami negatif yang jauh lebih buruk. (dilansir dari cnbcIndonesia.com ).

Berbagai langkah yang dilakukan pemerintah, pengambil kebijakan serta bank sentral sendiri dalam menghadapi dampak covid 19 sendiri sudah banyak dilakukan, antara lain yaitu percepatan proses pembuatan vaksin yang awal desember akan segera disalurkan setelah melalui pengujian. Mendorong sektor UMKM agar tetap berjalan dan tidak berhenti, pengambilan berbagai bauran kebijakan, baik itu kebijakan fiskal, kebijakan moneter maupun kebijakan penguatan dalam pemulihan ekonomi baik secara ekspansif maupun konsolidatif yang dilakukan dalam mendorong perekonomian tetap berjalan. Badan kebijakan fiskal sendiri juga mengoptimalkan berbagai program stimulus dalam penangananCOvid 19 dengan melakukan pemulihan ekonomi nasional dan perubahan APBN 2021. Selain itu bank sentral sendiri juga telah melakukan berbagai kebijakan baik fiskal maupun moneter dalam membantu pemulihan ekonomi dan menjaga perekonomian Indonesia , antara lain yaitu, penurunan tingkat suku bunga sehingga msayarakat daat mengambil pinjaman kredit untuk memulihkan sektor UMKM yang terus berlanjut dan tidak berhenti di masa pandemi seperti ini. kemudian penyaluran kredit perbankan yang membuat masyarakat tetap menjalankan usahanya sehingga hal ini nantinya diharapkan dapat membantu membangkitkan ekonomi negara serta adanya pemanfaatan intensif pajak sehingga hal ini mendorong pendapatan negara dari sektor perpajakan tetap optimal.

Bank sentral sendiri melakukan berbagi kebijakan untuk membantu dan menjaga perekonomian tetap stabil. Berbagai bauran kebijakan telah dilakukan untuk meminimalisir shock ekonomi yang akan terjadi di masa mendatang. Cara yang telah dilakukan yaitu dengan pengambilan kebijakan fiskal seperti adanya intensif pajak dan pemanfaat restitusi pajak dengan penerapan diskon 50%. Pemanfaatan restitusi pajak sendiri digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi negara.

Kemudian bauran kebijakan lainnya, yaitu ada kebijakan moneter yang telah dilakukan antara lain, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah tetap stabil di kisaran Rp. 14.182 menurut data di (Currency Rate pada hari Sabtu, 21/11/20), dimana hal ini mengartikan bahwa nilai tukar rupiah cukup stabil dan sedikit menguat. Kemudian kebijakan lainnya yang diambil yaitu adanya stimulus ekonomi yang diberikan kepada sektor UMKM agar tetap kembali bangkit dengan memberikan pemangkasan tingkat suku buna sehingga masyarakat akan mengambil kredit di perbankan dan menjadikan modal tersebut sebagai usaha yang nantinya akan mendongkak pertumbuhan ekonomi kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun