Bencana alam dan manusia telah menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan masyarakat global. Persepsi risiko terhadap bencana memiliki peran penting dalam memandu perilaku manusia dan pengambilan keputusan terkait dengan mitigasi dan penanganan bencana dalam konteks evaluasi meletusnya Gunung Marapi. Melalui analisis persepsi risiko dan respons masyarakat terhadap bencana ini, kita dapat memahami peran penting pemahaman dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman alam yang kompleks. Sehingga aspek-aspek utama dalam persepsi risiko bencana, menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi ancaman yang dapat kita antisipasi.
Persepsi risiko bencana adalah interpretasi individu atau kolektif terhadap tingkat ancaman yang ditimbulkan oleh bencana. Bencana dapat mencakup gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, dan berbagai peristiwa yang dapat mengancam kehidupan dan keberlanjutan ekosistem. Memahami bagaimana masyarakat mengartikan dan menanggapi risiko ini adalah kunci untuk merancang strategi mitigasi yang efektif. Selain itu Evaluasi risiko bencana menjadi semakin penting di tengah ancaman letusan gunung yang mungkin terjadi di berbagai belahan dunia, khusus nya di Indonesia. Fokus penelitian ini adalah pada Gunung Marapi, yang baru-baru ini mengalami aktivitas vulkanik yang meningkat, memicu evaluasi risiko yang intensif.
Berbagai faktor dapat memengaruhi persepsi risiko bencana, termasuk pengalaman pribadi, pengetahuan, informasi yang diterima, dan faktor budaya. Individu yang pernah mengalami bencana mungkin memiliki persepsi risiko yang lebih tinggi daripada mereka yang belum pernah mengalaminya. Selain itu, tingkat pendidikan dan akses terhadap informasi memainkan peran penting dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap risiko bencana. Perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara kita memahami dan merespons risiko bencana. Sosial media dan platform daring menyediakan sumber informasi real-time, tetapi juga dapat memperkuat atau merusak persepsi risiko, tergantung pada kualitas dan akurasi informasi yang disajikan. Oleh karena itu, literasi digital menjadi keterampilan penting dalam meningkatkan persepsi risiko secara efektif.
Melalui musibah yang empat menimpa beberapa pendaki di Indonesia beberapa waktu lalu membuat Masyarakat yang tinggal di daerah rawan gunung cenderung memiliki tingkat kesadaran dan kesiapsiagaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di luar wilayah tersebut. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana dapat dicapai melalui pendidikan dan kampanye informasi. Program-program ini harus merangkul keragaman masyarakat dan mempertimbangkan kebutuhan khusus kelompok rentan. Meningkatkan kesiapsiagaan melibatkan pengembangan rencana darurat, pelatihan evakuasi, dan penguatan infrastruktur yang tahan bencana. Persepsi risiko terhadap bencana memainkan peran krusial dalam membentuk perilaku dan keputusan masyarakat. Untuk mengatasi tantangan bencana yang terus berkembang, penting untuk terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat. Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses mitigasi dan penanganan bencana dapat membantu membangun fondasi yang lebih kokoh untuk keberlanjutan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H