Mohon tunggu...
Moh Hanif Zulfansyah
Moh Hanif Zulfansyah Mohon Tunggu... Hoteliers - Pelajar

Hobi cari uang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketakutan terhadap Klinik Gigi yang Berakhir karena Tuntutan Program Studi dan Pekerjaan

24 Juni 2024   15:38 Diperbarui: 24 Juni 2024   15:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada saat saya masih kecil, saya merupakan anak yang memiliki ketakutan tersendiri terhadap klinik maupun rumah sakit. Pada saat melihat tempat tersebut hal pertama yang terbayangkan menurut saya rumah sakit merupakan tempat yang berbahaya dan dapat mengancam kehidupan saya.

Mengenai ketakutan saya tersebut akan saya ceritakan dalam artikel ini dalam cerita ketakutan hingga perjalanan memutuskan untuk memperbaiki kondisi dan struktur gigi.

Usia 6 tahun merupakan awal dari proses pergantian gigi susu menuju gigi dewasa. Pada saat itu gigi saya mulai goyang dan copot satu persatu. Merupakan momok menakutkan bagi saya dan kebanyakan anak-anak pada umumnya. Selayaknya orangtua pada umumnya, saya ditawarkan untuk diantar ke klinik gigi untuk melakukan prosedur cabut gigi. Namun tawaran tersebut saya tolak mentah-mentah karena sudah membayangkan hal yang tidak-tidak yang mungkin akan dilakukan terhadap saya dengan beralasan pada orangtua bahwa gigi saya akan saya copot secara mandiri. Akhirnya hingga keseluruhan gigi susu saya berganti menjadi gigi dewasa, saya tidak pernah sekalipun melakukan prosedur pencabutan gigi di klinik gigi maupun hanya sekadar melakukan cek rutin. Alhasil gigi saya tumbuh dengan kondisi gigi yang tidak rapih dan bertumpuk.

Waktu berlalu saat nya saya masuk ke dalam dunia perkuliahan di program studi manajemen perhotelan. Dalam program studi manajemen perhotelan berpenampilan menarik sangatlah menjadi pertimbangan apalagi ketika sudah masuk daam dunia kerja, mulai dari penampilan fisik, rambut, postur tubuh, pembawaan bicara hingga salah satunya ialah penampilan fisik gigi. Sedangkan kondisi gigi saya sangat berantakan dan tidak menarik. Di sinilah awal dari saya mulai memberanikan diri untuk datang ke dokter spesialis ortho untuk melakukan perbaikan dan merapikan gigi.

Awalnya pada tanggal 29 Februari saya melakukan pendaftaran terlebih dahulu di Audy Dental Surabaya untuk melakukan cek kondisi gigi. Setelah itu saya mendapati bahwa kondisi gigi saya belum memenuhi untuk melakukan prosedur kawat gigi. Lalu saya disarankan melakukan prosedur scalling terlebih dahulu. Setelah itu saya melakukan cetak bentuk gigi menggunakan sejenis gel yang dikeringkan di dalam mulut untuk mendapatkan cetakan struktur gigi. Ternyata masalah saya tidak di situ saja, saya perlu melakukan rawat akar gigi nomor 37, pencabutan sisa akar gigi nomor 36, pencabutan gigi nomor 14, 24 dan 45. Setelah semua prosedur tersebut saya lakukan akhirnya gigi saya melakukan prosedur kawat gigi dengan waktu dari awal pendaftaran hingga pemasangan sekitar 4 bulan dengan menghabiskan dana sebesar Rp16.500.000.

Seperti itulah perjalanan panjang saya untuk memberanikan diri ke klinik gigi untuk merapikan kondisi gigi. Saya tidak yakin apabila saya saat itu tidak diterima di program studi manajemen perhotelan apakah suatu saat saya akan berani ke klinik gigi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun