Mohon tunggu...
Hanif Wibowo
Hanif Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"The ignorance of one voter in a democracy impairs the security of all." - John F. Kennedy

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Belajar dari Soedirman, Kenapa Andika Perkasa Bukan The Next Panglima TNI?

22 September 2020   11:53 Diperbarui: 22 September 2020   12:10 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berniat memulihkan ekonomi nasional dengan mengatasi Covid-19, Andika Perkasa malah kecolongan ketika beberapa cluster Covid-19 justru muncul dari TNI Angkatan Darat.

Ada Cluster dari Secapa AD, TNI AD BKO Papua Barat, Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) Kodiklat AD Cimahi, dan Resimen Induk Kodam (Rindam) I Bukit Barisan Sumatera Utara. Di sini jelas ada problem kepemimpinan. Andika sejatinya fokus pada tupoksi utamanya saat ini sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Terlalu banyak ke luar membuat Pak Jenderal kehilangan perhatian pada pekerjaan pada rumah sendiri.

Tidak hanya itu, insiden penyerangan oknum TNI AD terhadap Polsek Ciracas menjadi batu sandungan bagi Andika. Setidaknya sudah ada dua kali serangan oleh anggota TNI AD terhadap Polsek Ciracas. Yang pertama di tahun 2018 dan yang kedua di tahun 2020 ini. Alasan penyerangan tentu tidak perlu dikemukakan di sini.

Pembaca bisa berselancar di internet dan mencari tahu persoalannya. Tetapi yang penting untuk dibahas adalah, mengapa kejadian berulang terjadi pada kepemimpinan KSAD yang sama? Mengapa Andika tidak belajar dari pengalaman?

Andika memang terlihat tegas saat menghadapi pelaku penyerangan yang tidak lain adalah anak buahnya tersebut. Namun di balik ketegasan, tersingkap kerapuhan kepemimpinan. Ia bahkan hendak memecat pelaku penyerangan tersebut. Ini tentu tidak lebih dari sekadar usaha cuci tangan. Sebagai pemimpin, Andika harus siap dikoreksi. Dalam kasus ini, tugas pembinaan prajurit oleh KSAD adalah titik lemahnya. Menjalankan tugas di lingkup terkecil saja masih susah, apalagi di lingkup yang besar sebagai Panglima?

Role model Panglima yang baik di negeri ini adalah Jenderal Soedirman. Sebagai pemimpin, ia adalah orang yang mau rela berkorban. Dalam perang revolusi, ketika sedang dalam sakit paru-paru, Soedirman berani berperang bersama prajurit-prajuritnya. Ia bukan pemimpin yang mau menaruh anak buahnya di depan agar bisa terlindungi dan selamat.

Tentu, dalam kondisi Indonesia yang tidak sedang perang ini, spirit Soedirman bisa dilihat dalam hal kinerja kepemimpinan. Berani mempertaruhkan nyawa demi anak buahnya adalah sikap yang harus dimiliki seorang panglima.

Lebih lanjut, Soedirman bukan tipe orang yang suka tampil di muka. Baginya perjuangan adalah jalan sunyi. Keberhasilan yang digapai merupakan perjuangan bersama dalam rangkaian revolusi yang panjang. Siapa pun yang menjadi petinggi militer di negara ini mesti tunduk terhadap pelayanan dan bukan mengejar nafsu jabatan.

Sekarang ini kita tengah menghadapi Pandemi Covid-9. Keputusan yang dibuat oleh elit adalah keputusan yang menentukan hidup dan mati.

Maka, siapa pun yang memegang jabatan, harus menjalankannya dengan sebaik mungkin demi kepentingan masyarakat. Yang ada, malah saling klaim paling berhasil agar citra dirinya bagus di mata publik sehingga memiliki kans yang baik dalam kontestasi politik. Kalau sudah seperti ini, nasib masyarakat benar-benar menjadi bahan perjudian. Kembali ke Andika, harus diakui memang bahwa ia adalah Jenderal yang Pancasilais.

Namun, menjadi Pancasilais itu tidak cukup. Ia harus memiliki etos kepemimpinan yang baik agar mampu mereformasi TNI. Salah satu yang paling utama dan yang paling dinantikan masyarakat sipil adalah penyelesaian kasus HAM. Apakah Andika Perkasa orangnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun