Komposisinya ada tiga; gaya hidup Hijau, Ekonomi Sirkular dan Bulkstore. Â Saya sebut ini semacam resep 3 in one---tiga aktivitas dalam satu tujuan untuk hidup hemat, hemat energi, hemat biaya dan hemat menjaga bumi. Mengapa?
Banyak cara gaya hidup hijau, tidak semuanya rumit dan membutuhkan alat apalagi biaya. Saya menemukan sebuah buku gaya hidup hijau yang sudah diterapkan di World Wide Fund for Nature (WWF), sebuah lembaga konservasi internasional yang tidak hanya konsen pada persoalan berat seperti perubahan iklim (climate change), tetapi juga pada sosialisasi penerapan gaya hidup hidup hijau.
Meskipun beberapa aktifitas itu dilakukan di kantor mereka namun dalam praktiknya bisa dilakukan dirumah kita, dan di sekolah kita---mengapa?
Sekolah saat ini meskipun menggunakan Kurikulum Merdeka, banyak aktifitas diskusinya, projectnya mengharuskan kita mempersiapkan banyak bahan berbentuk hard copy-maksudnya bahan yang bentuknya nyata, proposal, lembar soal, termasuk materi diskusi harian siswa di kelas dan bahan-bahan untuk persiapan draft project.
Sehingga mau tidak mau akan berpengaruh pada seberapa banyak kita menggunakan bahan-bahan berupa hardcopy sebagai pendukungnya. Nah, disinilah peran gaya hidup itu bisa diterapkan secara optimal. Karena ketika diaplikasikan dalam kegiatan di rumah juga tidak ada bedanya.
Seperti menggunakan kertas bekas pakai, hasil print atau fotocopy yang salah untuk coretan atau membuat draf, atau print draf tugas sekolah atau pekerjaan di rumah. Melakukan print atau cetak tugas secara bolak-balik, sehingga dapat menghemat kertas hingga 50 persen.
Ini sering saya lakukan---tentu saja awalnya demi penghematan biaya agar kantong tidak kemps alias tongpes, namun ternyata model tersebut selaras dengan gaya hidup hijau yang fokusnya pada penghematan kertas.Â
Alasannya para enviromentalis itu adalah karena bahan baku kertas berasal dari pohon-pohon---terlepas dari yang dipelihara secara khusus untuk industri kertas, atau yang berasal dari tebangan hutan bebas yang dianggap sebagai bentuk perusakan atas cadangan kayu sebagai-paru-paru dunia.
Faktanya bahan baku kertas berasal dari pohon berfamili Cemara dan Janga. Masing-masing pohon ini dapat ditemukan di banyak lokasi. Kertas dapat dibuat dari salah satu dari pohon-pohon ini. Ada banyak bisnis produksi kertas saat ini yang menggunakan pohon-pohon ini untuk membuat kertas.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya