Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) kembali melaksanakan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat Terpadu (PPMT) Periode VI. PPMT atau biasa dikenal dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia yang memadukan tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan PPMT ini melakukan pengabdian pada masyarakat dalam kurun waktu satu bulan.
Kegiatan PPMT ini dilaksanakan oleh 5 (lima) mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yaitu Hanif Salafuddin, Suwanda Ayuningrum, Yola Sabna Andriyana, Siwi Ayu Kumala dan Felicita Shalsa Lulu Melati, dengan Bapak Aditia Eska Wardana, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2022 sampai 14 Januari 2023 di Dusun Basongan, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Dalam rangka pelaksanaan PPMT Periode VI, kelompok ini melakukan survei di Kantor Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Di desa tersebut terdapat sekitar 15 pengrajin slondok, baik yang memproduksi dari awal proses (produsen slondok tawar mentah) maupun pembumbu yang membeli slondok tawar mentah dari pengrajin slondok tawar kemudian dibumbui lalu digoreng serta dipasarkan.
Dari hasil survei pada Desa Kalisalak yang telah dilakukan oleh kelompok mahasiswa tersebut, ditemukan lokasi sentra pembuatan slondok yang bernama “ Slondok Lestari ” dengan Ibu Prapti sebagai pemilik tempat usaha tersebut. Slondok Lestari merupakan usaha kecil olahan pangan yang berfokus pada pengolahan pangan jenis slondok dengan bahan dasar singkong yang berlokasi di Dusun Basongan, Desa Kalisalak. Tempat ini memproduksi berbagai jenis olahan pangan seperti potil, lanting, tempe keripik, dan jenis kripik lainnya, tetapi lebih berfokus pada pengolahan slondok yang merupakan komoditas utama yang dihasilkan pada daerah tersebut.
Keripik yang diproduksi Ibu Prapti dinilai sudah berkembang. Hanya saja dalam segi pengemasan yang masih sederhana masih kurang terlihat menarik di kalangan remaja. Permasalahan yang lain ada pada variasi rasa yang masih kurang, serta belum adanya pembukuan guna mengetahui keluar masuknya dana.
Dari adanya permasalahan tersebut, mahasiswa ini berencana untuk melakukan inovasi rasa dengan menghadirkan beberapa varian rasa baru, kemudian juga melakukan inovasi pada kemasan produk dengan tujuan agar lebih menarik bagi konsumen. Selain itu, juga melakukan perubahan dalam segi bentuk slondok yang awalnya berupa lembaran persegi panjang, menjadi bentuk segitiga kecil dengan tujuan untuk memudahkan saat dikonsumsi oleh konsumen.
Ibu Prapti selaku pemilik UMKM “Slondok Lestari” menjelaskan bahwa pihaknya masih menggunakan sistem tradisional. Yakni tanpa memperhatikan berapa uang yang dikeluarkan untuk biaya produksi.
“Sebenarnya ada pembukuannya hanya saja tidak setiap hari saya tulis, karena jarang ada waktu buat menulis lagi. Yang terpenting kan uang yang diperoleh itu dapat memenuhi kebutuhan untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan produksi,” katanya.
Dengan begitu, mahasiswa tersebut memberikan edukasi dan mengenalkan bagaimana cara melaksanakan pengelolaan keuangan yang baik dan benar agar UMKM tersebut mengetahui berapa keuangan yang telah diterima dan keuangan yang telah dikeluarkan. Sehingga keuntungan dari hasil penjualan dapat diketahui.