Mohon tunggu...
Hanif Rangga
Hanif Rangga Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Psikolog Candidate

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Shabara (Sehati Bersaudara)

20 November 2011   15:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Remuk, manifestasi perasaan yang dirundung harap tiada batas. Semendung awan di langit, bigitu pula kusutnya pikiran. Tak sanggup menimbang dalamnya sungai je'ne berang yang keruh. Do'a yang dilayangkan pada petala langitpun tertiup angin, bahkan ada yang jatuh berguguran. Kami(semua mahluk) memiliki keyakinan akan sesuatu yang Tunggal. Tetap saja memalingkan wajah kami, menutup mata dan telinga kami, melangkah melawan arus. Kami kemudian membawa diri masing-masing, tak terwakilkan dan tak pula mewakili. Kami berlomba untuk Mu, wahai yang Maha Tunggal. Tapi Engkau malah meminta kami agar tetap bersama, bahkan dalam do'a sekalipun. Siapapun akan bertanya, apa itu tingkatan yang teratas? Tak ada aku dalam kata, hanya kami? Gamang, tersesat pada lajur-lajur yang benar. Engkau mendikte keyakinan kami, lagi. Entah, hanya Engkau yang lebih tahu segala sesuatunya. Terimalah kami di sisi Mu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun