Mohon tunggu...
Hanif Putra Kurniawan
Hanif Putra Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Negeri Semarang

Suka nontin film, mendengarkan musik dan suka bintang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rendahnya Minat Pembayaran QRIS Masyarakat di Sukoharjo

16 Oktober 2024   16:05 Diperbarui: 16 Oktober 2024   16:50 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital yang terus berkembang, sistem pembayaran berbasis teknologi telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Salah satu inovasi yang signifikan adalah penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS), yang mempermudah transaksi keuangan secara non-tunai. 

Meskipun QRIS telah diadopsi di berbagai daerah, kenyataannya di Sukoharjo, minat masyarakat terhadap sistem pembayaran ini masih tergolong rendah. Berbagai faktor, mulai dari pemahaman teknologi hingga aksesibilitas, turut mempengaruhi tingkat penerimaan QRIS di kalangan masyarakat.

QRIS, sebagai standar pembayaran digital yang diusung oleh Bank Indonesia, menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi. Dengan hanya memindai kode QR, masyarakat dapat melakukan pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai. 

Manfaat QRIS tidak hanya terbatas pada kenyamanan, tetapi juga mencakup peningkatan keamanan transaksi, pelacakan yang lebih mudah, dan potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, meskipun keuntungannya jelas, adopsi QRIS di Sukoharjo masih menghadapi berbagai tantangan.

Salah satu alasan utama rendahnya penerimaan QRIS di Sukoharjo adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang teknologi ini. Banyak warga yang masih merasa nyaman menggunakan metode pembayaran tradisional, seperti uang tunai. 

ketidakpahaman ini sering kali disertai dengan ketidakpercayaan terhadap keamanan transaksi digital. Selain itu, infrastruktur yang mendukung, seperti jaringan internet yang stabil, juga menjadi faktor penentu. Di beberapa daerah di Sukoharjo, akses internet yang belum efektif membuat masyarakat ragu untuk beralih ke pembayaran digital.

Minat beli masyarakat sangat dipengaruhi oleh kenyamanan dan keamanan metode pembayaran. Dengan adopsi QRIS yang rendah, pelaku usaha di Sukoharjo juga mengalami dampak negatif, seperti berkurangnya pangsa pasar dan kesulitan dalam menarik pelanggan yang lebih muda, yang cenderung lebih akrab dengan teknologi.

 Sebaliknya, pelaku usaha yang sudah mengadopsi QRIS dapat menikmati kemudahan dalam transaksi dan kemungkinan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan QRIS dapat mendorong peningkatan minat beli jika ditangani dengan tepat.

Untuk meningkatkan adopsi QRIS, perlu ada upaya edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas lokal. Pelatihan tentang penggunaan QRIS bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) dapat menjadi langkah awal yang efektif. Selain itu, menyediakan insentif bagi pedagang yang menggunakan QRIS, seperti potongan biaya transaksi, dapat mendorong mereka untuk beralih dari metode pembayaran tunai.

QRIS memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap transaksi keuangan di Sukoharjo. Meskipun saat ini adopsinya masih minim, dengan upaya yang tepat dalam edukasi, infrastruktur, dan dukungan bagi pelaku usaha, QRIS dapat meningkatkan minat beli masyarakat. 

Implementasi yang sukses tidak hanya akan memberikan kemudahan bagi konsumen, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan inklusi keuangan yang lebih baik. Dengan demikian, kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci dalam mengoptimalkan potensi QRIS di Sukoharjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun