Mohon tunggu...
Heznie Wulandari
Heznie Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Heznie Wulandari, S.Pd || Guru biasa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentas Seni, Menggali Minat dan Bakat Sekaligus Ajang Memperkenalkan Tari Tradisional Kepada Siswa

19 Agustus 2024   19:58 Diperbarui: 19 Agustus 2024   20:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa kelas 6 MI Alwathoniyah 4 sedang berpose menggunakan pakaian Tari Tradisonal (dokpri)

Pentas seni merupakan sebutan untuk acara yang terdiri dari beberapa seni pertunjukan yang umumnya diselenggarakan oleh sekolah-sekolah di Indonesia.Umumnya pertunjukan yang dilakukan siswa adalah tari-tarian, baik tari tradisional, maupun tari modern, kemudian membawakan puisi, drama musikal, menyanyi, pertunjukan band musik, dan lain-lain. Pentas seni diadakan sebagai sarana pengembangan bakat, minat dan daya cipta siswa sekolah dan pentas seni umumnya dilakukan di atas panggung. Menurut pandangan penulis, tiap sekolah wajib mengagendakan kegiatan positif seperti ini. Minimal tiap tahun sekali sekolah memfasilitasi siswa dalam menunjukan bakatnya.

Hal yang patut digaris bawahi adalah, bagaimana caranya agar ajang-ajang positif seperti ini diselipi nilai budaya. Seperti yang diadakan di sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Alwathoniyah 4 Jakarta Timur, Madrasah yang notabene lembaga pendidikan formal yang kurikulumnya mengacu pada kurikulum pendidikan nasional, dan juga memiliki muatan agama yang lebih banyak dibanding sekolah umum, namun sekolah kami tetap menjunjung tinggi nilai budaya nasional, khususnya tarian tradisional.

Belum lama ini MI alwtahoniyah 4 Jakarta Timur mengadakan pentas seni dalam rangka ikut serta melestarikan budaya nasional, khususnya tarian tradisional. Setelah tahun sebelumnya MI Alwathoniyah sukses membawakan tari saman yang dipertunjukan oleh kelas 6, tari ampar-ampar pisang oleh kelas 3, tari manuk dadali oleh kelas 5, tari kicir-kicir dan tari lenggang kangkung oleh kelas 1 dan 2, dan tari sajojo yang dibawakan oleh kelas 5. 

Tahun ini, tarian yang dibawakan adalah tari wonderland Indonesia, yaitu tari kreasi baru yang mengandung berbagai konsep, teori dan prinsip koreografi. Dimana pada tarian ini adalah gabungan dari tarian-tarian yang ada nusantara. Diantarnya adalah Tari Seudati, Tari Pukat dan Tari Saman dari Aceh Darussalam, Tari Legong, Tari Arje dan Tari Kecak dari Bali, Tari Andun dan Tari Bidadari Teminang Anak Bengkulu Tari Bidadari Teminang Anak dari Bengkulu.

Selain Tari Wonderland Indonesia, tari dipertunjukan oleh siswa MI Alwathoniyah 4 Jakarta Timur adalah Tari Ondel-Ondel dari Jakarta. Tarian yang dibawakan oleh siswa dan siswi dari kelas rendah, karena gerakan dan pola lantainya dapat mudah dipelajari. Mengapa Tari Ondel-ondel? Karena ondel-ondel erat sekali dengan lingkungan tempat MI Alwathoniyah berdiri, dimana hampir 60% suku yang mendiami lingkungan sekolah adalah suku Betawi. Selain itu, Ondel-ondel sering kami jumpai, baik dijalanan maupun di instansi-instansi yang berlokasi di wilayah Jakarta. Karena Ondel-ondel saat ini simbol Kota Jakarta. 

Acara pentas seni yang diadakan selama satu hari pada tanggal 15 Agustus 2024 juga menampilkan beberapa karya cipta siswa MI Alwathoniyah 4 Jakarta Timur. Mereka berlenggak-lenggok mengenakan kostum yang mereka buat sendiri dari barang bekas atau sampah-sampah yang banyak mereka jumpai disekitar mereka. Botol minuman air mineral, sampah plastik kresek, kardus bekas alat elektronik dan lain sebagainya.

siswi MI Alwathoniyah dengan kreasi baju dari sampah bekas (dokpri)
siswi MI Alwathoniyah dengan kreasi baju dari sampah bekas (dokpri)

Itulah beberapa kegiatan yang menjadi unggulan di MI Alwathoniyah 4 Jakarta Timur. Semoga untuk kedepannya, kegiatan-kegiatan positif smacam ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, juga menjadi contoh bagi sekolah lain agar tetap melestarikan budaya nasioanal tanpa mengesampingkan nilai keislaman dari sebuah sekolah itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun