Mohon tunggu...
Heznie Wulandari
Heznie Wulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Heznie Wulandari, S.Pd || Guru biasa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bapak...

23 Juni 2024   04:36 Diperbarui: 23 Juni 2024   05:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain sepak bola, bapak juga jago olah raga badminton dan lari marathon. foto-foto bapak saat mengikuti pertandingan terpajang di ruang keluarga. Saya juga masih ingat betul bapak begitu telaten mengajari saya berlatih badminton, bahkan bapak pernah bercita-cita memasukkan saya pada sebuah klub badminton, tapi terkendala biaya, hehe..

Balik lagi ke cerita bapak yang pemberani, saat ada pemilihan Rukun Tetangga (RT) bapak dicalonkan oleh warga dan akhirnya terpilih, alasannya bila ada pembuat onar di lingkungan kami akan berhadapan dengan bapak. Terbukti sejak bapak menjadi ketua RT, segala bentuk kriminal level kampung seperti maling ayam, judi, mabuk-mabukan dilingkungan kami perlahan hilang. Bapak sudah seperti jawara kampung, mungkin itu yang membuatnya terkenal.  Bahkan ada yang  menjuluki bapak "RT se-Jawa Barat"(Bekasi itu Jawa Barat,hehe).

Saat saya SMP, mama pernah pulang dengan keadaan sangat marah, saat itu mama sedang  pergi berduaan dengan bapak. Saat saya tanya mengapa, kata mama bapak tadi memukul supir angkot dengan helm yang bapak kenakan perkara melihat supir angkot dan pengendara motor adu mulut, yang membuat mama marah adalah bapak memukul supir angkot padahal mama dan bapak  tidak mengetahui penyebabnya. 

Tentang sifat bapak yang satu ini, kami anak-anaknya sudah sering meminta bapak untuk berubah, bukan apa-apa, kami takut ada yang dendam pada bapak dan takut bapak dicelakai orang-orang yang tidak menyukainya. Tapi memang zaman saya kecil dulu segala konflik dan permasalahan bisa diselesaikan dengan jalur kekeluargaan, berbeda dengan saat ini, apa-apa lapor pihak yang berwajib. Seperti yang akhirnya bapak saya alami sekitar lima atau enam tahun yang lalu. Bapak dilaporkan pada pihak yang berwajib karena perbuatannya.

Peristiwa yang akhirnya menjadi titik balik bapak dalam kehidupannya. Peristiwa yang bermula dari sengketa sebuah jalan penghubung perumahan dan kampung yang diklaim oleh sebuah perumahan karena jalan utama tersebut melintasi perumahan, padahal menurut warga asli disana, jalan tersebut sudah ada sebelum perumahan tersebut berdiri. Hingga akhirnya terjadilah perselisihan antara warga kampung dan warga perumahan. Bapak sebagai warga kampung asli tentu saja tidak  tinggal diam, dan terjadilah pelaporan tersebut. Bapak dilaporkan oleh salah satu warga perumahan atas perbuatan tidak menyenangkan. 

Saat itu saya sama sekali tidak mengetahui adanya pelaporan terhadap bapak, karena sejak menikah saya sudah tidak satu atap dengan orang tua saya. Selain itu, bapak dan mama saya adalah tipikal orang tua yang tidak pernah ingin menyusahkan anak-anaknya. Mereka tidak pernah berbagi kesedihan dengan kami. Yang saya tahu saat itu adik saya mengabari kalau bapak saya kabur menghindari penjemputan paksa karena bapak berkali-kali mangkir terhadap panggilan polisi. Alasan bapak mangkir terhadap panggilan polisi adalah karena bapak merasa menjadi kambing hitam pada peristiwa tersebut. Yang berselisih orang banyak, namun kenapa bapak saja yang harus diperiksa, begitu alasan bapak. 

Kejadian tersebut yang akhirnya menyadarkan bapak, bapak perlahan mengurangi sifat kerasnya. Sebenarnya sifat kerasnya itu hanya sebatas ucapan khas orang-orang suku betawi pada umumnya, selebihnya bapak itu orang yang sangat penyayang apalagi pada kami anak-anaknya, terutama anak-anak perempuannya.

Sejak saya kecil sampai dewasa seperti ini, perhatian bapak tidak pernah surut pada saya. Saat saya hamil dulu dan dilarang membawa motor menuju sekolah tempat saya mengajar, bapak yang antar-jemput saya. Pun saat saya selesai melahirkan, bapak rela bolak-balik Bekasi-Jakarta demi membawakan masakan mama untuk saya santap setiap harinya. 

Terakhir kemarin, saat saya mengalami kecelakaan saat akan berangkat mengajar, bapak juga yang antar-jemput saya. Dan yang membuat saya terharu adalah, satu minggu setelah kecelakaan. Saat itu saya ada keperluan yang mengharuskan saya harus ke rumah teman yang rumahnya tidak begitu jauh dari rumah bapak. Setelah saya yakin saya sudah bisa membawa motor sendiri, pergilah saya dengan kecepatan yang rendah karena masih agak takut. Bapak berulang kali menawarkan agar diantar saja olehnya, tapi saya menolak karena takut lama dirumah teman. 

Sepanjang perjalanan, saya melihat spion motor dan ternyata bapak mengikuti saya dari belakang. Mungkin demi memastikan saya sampai ke tempat tujuan. Dan benar saja, ketika saya sudah sampai didepan gapura rumah teman, bapak putar arah balik. Ahh bapak, walau tidak pernah mengungkapkan rasa sayangnya, tapi dari sikap dan caranya, saya tahu bapak sangat khawatir dan sayang pada saya.

Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Ungkapan itu ada benarnya, bahkan saat saya remaja saya sempat membuat kriteria bahwa pasangan saya nanti harus seperti bapak. Bapak yang penyayang dan bisa diandalkan. Iya, bapak itu serba bisa. Hampir semua bisa dikerjakan oleh bapak. Kipas angin yang mati, genting bocor, berkebun, sampai masak semua bapak bisa kerjakan. Semua tanaman saya di rumah adalah tanaman yang saya impor dari rumah bapak lho, hehehe.. Nah yang terakhir ini tidak diragukan lagi. Bapak jagonya dalam mengolah masakan betawi. Bahkan suami saya selalu berkata bahwa masakan bapak jauh lebih enak dari restoran betawi yang pernah kami kunjungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun