Terlebih ketuanya adalah suami dari teman saya sendiri (yang setelah setahun menjabat ketua, teman saya dicerai karena suaminya memilih menikahi wanita lain satu organisasi)
Karena eksitensinya, bendera merah di perusahaan kami semakin mempunyai nama di mata serikat pekerja di perusahaan lain, Bahkan ketuanya yang notabene adalah mantan suami teman saya (teman saya akhirnya resign, dan sayapun juga resign karena suasana kerja yang sudah tidak nyaman) melanjutkan studi hingga S2 (tadinya ia hanya tamatan SMA)
Dan ketika sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman di perusahaan itu, yang membuat saya agak sedikit kaget adalah teman saya yang juga ketua organisasi serikat pekerja berbendera merah tersebut mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI. Ya, hidup memang rahasia sang ilahi. Ketua serikat berbendera merah yang dulunya saya lihat lantang berorasi di depan pintu pagar perusahaan, kini fotonya wara-wiri disepanjang jalan.
Discalimer, ini murni pendapat saya pribadi. Berserikat boleh, tidak ikut juga tidak mengapa. Namun dari pengalaman teman saya yang tadinya hanya memperjuangkan aspirasi hanya di satu perusahaan, sekarang sedang berjuang mewujudkan aspirasi kawan-kawan pekerja satu Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI