Mohon tunggu...
Hanif Nur Azhar
Hanif Nur Azhar Mohon Tunggu... -

Seseorang yang masih belajar menulis dengan baik. Masih mahasiswa di suatu perguruan tinggi di bandung dan mulai kembali menekuni bidang tulis menulis setelah lama hiatus

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Facebook... Oh... Facebook!

18 April 2010   14:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ya, kata Facebook sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan anak muda, bahkan orang di Indonesia berbondong bondong mendaftarkan diri di facebook. Mulai dari anak anak, remaja, dewasa, bahkan orang yang sudah tua sekalipun pastinya tahu dan daftar di facebook. Iklan iklan layanan facebook membanjiri televisi mulai dari update status lewat sms, hape hape yang menawarkan akses internet gratis untuk facebook, dan lain lain. Dan kadang, berkat facebook juga heboh juga sampai dibawa bawa ke berita atau layar televisi, sedemikian hebatkah influence Facebook tersebut sampai semua orang mempercayai semua berita yang ada di facebook?

Sayapun awalnya penggemar facebook berat, setiap hari saya update status, banyak friend request masuk ke facebook saya hingga kini teman saya sudah  1062 orang. Sayapun bisa sampai nongkrong lama sekali di facebook, menunggu ada kiriman wall yang masuk, liat liat status orang dan ikut meng-comment status orang sampai panjang, hehe. Dan tentunya bermain game game yang ada di facebook juga. Tapi ya lama kelamaan sayapun bosan, banyak jadwal jadwal yang seharusnya saya lakukan dan produktif malah menjadi terlantar gara gara facebook tersebut, alhasil, sayapun jadi malas untuk online dan chat. Walaupun saya masih buka facebook, itupun chat nya saya buat offline dan hanya melihat lihat status orang dan lihat profil saya sendiri, siapa yang sudah mengirim wall  atau ada pemberitahuan apa yang dikirimkan ke wall saya.

Selain itu, facebook sekarang sudah nggak sebersih dahulu, dan tentunya saya masih rindu dengan facebook ketika saya masih awal awal mendaftar, ketika orang orang masih belum tahu apa itu facebook. Ketika nama nama tuh masih dibuat nama asli, foto asli dan tanpa ada gaya gaya yang aneh. Tanpa ada nama nama palsu yang terdaftar dengan update update status status yang nggak jelas dan kurang bermanfaat.

Sayapun agak prihatin dengan kasus remaja remaja labil yang teracuni facebook. Mereka dengan tanpa berpikir kedepan berani mejeng mejeng di facebook dengan foto foto mereka yang penuh gaya, bahkan harus dengan pakaian pakaian yang kurang enak dilihat dan kurang etis agar banyak yang meng-add dia. Kemudian, mereka nggak memakai nama nama asli mereka, dan mereka dengan tulisan besar kecil dan kata kata cute, imutz, dll menghiasi nama mereka. Bahkan, informasi pribadi di info yang seharusnya bisa di hide dengan privacy setting tidak digunakan, dan semua tentang dirinya terlalu diekspos sehingga semua orang tahu. Maaf, saya tidak bermaksud offense tetapi inilah realita yang terjadi untuk remaja remaja di facebook sekarang.

Kitapun mungkin pernah mendengar karena facebook, perempuan dibawa oleh orang yang dikenalnya hanya lewat facebook dan melakukan hal yang tidak senonoh dengan pasangannya yang baru kenal. Sang pasangannya pun dengan kata kata yang kurang enak dilihat atau didengar juga dipakai untuk merayu sang perempuan dan sang perempuan pun luluh, lebih memilih ikut dengan orang yang tidak dikenalnya daripada mendengar orang tuanya.

Yah, terlepas dari banyaknya kekurangan di facebook dan realita yang membuat miris, ternyata facebook juga menyimpan banyak informasi yang bermanfaat apabila dengan catatan anda mengikuti group atau fan page yang benar tentunya. Selain itu, anda juga dapat bertemu dengan teman teman yang lama, bahkan ada orang yang telah berpisah sekian lama pun dapat dipertemukan di facebook. Bahkan, dengan facebook juga kebijakan atau keputusan pemerintah pun dapat berubah, seperti kasus Bibit Chandra, dengan jumlah anggota facebook yang mencapai 1 juta lebih beramai ramai memberi aspirasi, pendapat, komentar, serta dukungan untuk membebaskan pimpinan KPK tersebut.

Kesimpulan akhir, sebenarnya bukan salah facebook membuat fasilitas seperti itu, tapi ya tergantung user user yang menggunakan facebook itu dengan niatan seperti apa. Terutama untuk kasus remaja remaja yang memakai facebook, dibutuhkan juga pengawasan orang tua yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun