Mohon tunggu...
Mas Gun
Mas Gun Mohon Tunggu... Konsultan - Executive Coordination and Strategic Planning

Saya seorang pecinta ilmu yang selalu bersemangat mencari pengetahuan baru yang bermanfaat. Saya memiliki antusiasme yang besar dalam mengembangkan bisnis melalui ide-ide kreatif dan inovatif. Di luar pekerjaan, saya sangat menghargai waktu bersama keluarga, menikmati perjalanan, menjelajahi makanan baru, dan menjalankan keyakinan agama saya dengan penuh dedikasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menyadari dan Memahami Kebaikan Dalam Keterbalikan

13 September 2023   06:10 Diperbarui: 13 September 2023   06:30 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seringkali, dalam kesibukan dan tantangan hidup sehari-hari, kita melupakan untuk bersyukur. Terkadang, kita terlalu fokus pada apa yang belum kita miliki, hingga melupakan nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita. Hadits hasan dari Ibnu Majah mengingatkan kita akan pentingannya untuk bersyukur atas segala hal yang seringkali terabaikan.

Sumber: FreePik
Sumber: FreePik

Setiap pagi yang kita sambut dengan aman dan kesehatan adalah anugerah besar. Kita kadang lupa bahwa banyak orang di dunia ini tidak seberuntung kita. Ketenangan di tempat tinggal, sehat jasmani, dan makanan untuk hari itu adalah harta yang tak ternilai. Rasulullah mengajarkan bahwa jika kita memiliki ketiganya, maka seakan-akan seluruh dunia telah kita peroleh.

Namun, bersyukur bukan hanya tentang menyadari dan mengakui kebaikan-kebaikan yang kita dapatkan dan alami. Ia juga tentang memahami kebalikannya. Ketika kita mengalami kesulitan, itu adalah pengingat bahwa ada berkah di setiap ujian. Mungkin ujian itu membuka jalan untuk kita belajar, berkembang, atau bahkan menemukan kekuatan baru yang sebelumnya tidak kita sadari.

Pentingnya memahami kebalikan juga terletak pada kesadaran akan betapa berharga setiap detik dalam hidup kita. Saat kita mengalami kehilangan, kita belajar untuk menghargai apa yang masih kita miliki. Saat kita mengalami kesakitan, kita belajar untuk bersyukur atas kesehatan yang pernah kita nikmati.

Bersyukur juga membangun rasa kedermawanan. Ketika kita menyadari betapa berlimpahnya berkah yang kita terima, kita lebih cenderung untuk membaginya dengan orang lain. Kita menjadi lebih peka terhadap kebutuhan sesama, dan kita berusaha untuk memberikan dukungan dan bantuan.

Jadi, yuk sadari kebaikan-kebaikan dalam hidup sehari-hari dan melihatnya sebagai bagian dari perjalanan yang mengajarkan kita menjadi lebih kuat dan lebih bijak. Dengan bersyukur, kita tidak hanya memahami nilai setiap detik, tetapi juga membuka pintu menuju kebahagiaan dan kedamaian yang sejati. Semoga kita semua dapat mengaplikasikan ajaran mulia ini dalam kehidupan sehari-hari kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun