Mohon tunggu...
Hanif Ibrahim
Hanif Ibrahim Mohon Tunggu... Relawan - Newbie

لا يكلف الله نفسا إلا وسعها

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi Organisasi Menurut Perspektif Islam dan Contoh yang Dilakukan oleh Rasulullah SAW

22 Juli 2020   17:41 Diperbarui: 22 Juli 2020   17:38 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sedangkan menurut Dr. Sondang P. Siagian, organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.

Sehingga dapat dipahami bahwa kegiatan organisasi adalah kegiatan yang membutuhkan koordinasi, komunikasi, beserta pembagian peran dan tugas untuk mencapai tujuan tertentu dengan perintah yang terarah.

Jadi komunikasi organisasi adalah suatu proses penyampaian ide, gagasan, sikap yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dalam sebuah perkumpulan orang atau kelompok sehingga berpengaruh untuk mencapai sebuah visi dan misi yang telah ditetapkan.

Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Islam

Dalam islam Rasulullah SAW. Juga mengajarkan kepada kita bagaimana pola berkomunikasi dan berorganisasi yang baik. Terdapat beberapa karakteristik berkomunikasi yang telah Rasul ajarkan dalam Hadits seperti dibawah ini;

Menyampaikan pesan yang jelas, tidak mengandung kesamaran, dan dapat difahami komunikan. Seperti yang terlihat dalam hadits riwayat Bukhari, Aisyah ra: "Rasulullah SAW tidak pernah berbicara cepat dan terburu-buru atau samar seperti kalian"(al-Handzalii, 1991: 983).

Ucapannya memuat kebenaran berlaku jujur, "Selayaknya bagi kamu untuk berlaku jujur, karena kejujuran megantarkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menghantar ke surga. Sesungguhnya, seseorang jika berlaku jujur akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hindarilah berlaku dusta, karena dusta mengantar kepada kejahatan, sedangkan kejahatan mengantar ke neraka. Sesungguhnya seseorang jika berlaku dusta akan ditulis di sisi Allah sebagai pendusta" (Muslim, 1983: 29).

Menyampaikan dengan kata-kata yang lembut "permudahlah dan jangan kalian persulit dan gembirakanlah dan jangan kalian buat mereka lari" (al-Bukhari, 1987: 27). "Senyummu terhadap wajah saudaramu itu adalah shadaqah" (atTurmudzi, 1987:339)43 "sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut mencintai kelembutan dan memberi atas orang yang lemah lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang keras dan sesuatu yang tidak diberikan atas lainnya" (Muslim, 1983: 22).

Perkataan Nabi menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkari pendengar, dan sesuai dengan kemampuan intelektualitas pendengar. "Aku berbicara dengan mereka (manusia) berdasarkan kadar kemampuan akal mereka" (al-Ashbahi, 1991: 24).
Komunikasi Nabi selalu menggunakan strategi sehingga tidak bersifat jenuh,

"dari Ibnu Mas'ud,berkata:Adalah nabi SAW tidak terus menerus menyampaiakan nasehat/pengajaran kepada kami, agar kami tidak merasa jenuh/bosan" (al-Bukhari, 1987: 38).

Dalam berkomunikasi menurut ajaran islam lebih mengutamakan budi luhur dan akhlak yang baik. Sehingga tidak ada pihak yang merasa tidak enak atau berat hati dalam menerima apa yang telah disampaikan oleh kemunikator, dan tersampaikanlah apa yang telah tipaparkan oleh komnikator kepada komunikan.
Selanjutnya islam menganjurkan organisasi untuk hal yang baik, terlebih untuk kemaslahatan ummat dan masyarakat. Seperti firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 2 :
... ...
"Dan saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah kalian saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan"
Dalam ilmu sharaf, kata "ta'aawanu" berasal dari kata "ta'aawun" setiap kata dalam bahasa Arab yang memiliki bentuk asal "tafaa'ul" memiliki beberapa makna pokok yang salah satunya adalah : saling. Seperti kata "tawaashau" dalam surat Al Ashr ayat 3 :
...   ...
"Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran."
Sehingga menunjukkan bahwa adanya interaksi dua arah dalam ayat di atas, yang mampu dimaknai sebagai kegiatan koordinasi yang berdasarkan komunikasi antar orang-orang yang memiliki satu tujuan, baik kebaikan dan ketaqwaan (yang dianjurkan) atau dosa dan permusuhan (yang terlarang). Dan dalam ushul fiqih, kata perintah dalam Al Qur'an menunjukkan bahwa hukumnya adalah wajib. Seperti yang biasa kita temui :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun