A. Latar Belakang
Memajukan atau meningkatkan kualitas pengajaran adalah salah satu kebutuhan paling penting dalam peningkatan aset sumber daya manusia. Guru sebagai ujung tombak pengajaran mempunyai peranan yang sangat esensial dalam persiapan pembelajaran. Kualitas kinerja pengajar menentukan kemenangan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas guru merupakan suatu keharusan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara ideal.
Kepala sekolah, sebagai pelopor pengajaran guru, memainkan peranan penting dalam upaya ini. Sebagai pemimpin di suatu sekolah, tujuan utamanya bukan hanya pada aspek regulasi, namun juga pada penciptaan kompetensi profesional guru melalui berbagai program peningkatan mutu. Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah hendaknya mendapat peran sebagai pembantu, fasilitator, dan atasan untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi kemajuan pendidik.
Namun, berbagai tantangan sering kali muncul, seperti keterbatasan sumber daya, inspirasi pendidik suasana hati, dan perlunya persiapan yang matang. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki kapasitas visioner dan imajinatif untuk mengatasi hambatan tersebut. Melalui perannya, kepala sekolah dapat mendorong pelaksanaan persiapan, supervisi skolastik, dan peningkatan budaya sekolah yang mendasari perubahan tanpa henti dalam kualitas pendidik.
Dalam konteks ini, landasan pentingnya peran sekolah terletak pada pentingnya kolaborasi antara visi pengajaran nasional dan pelaksanaannya di tingkat sekolah. Dengan peran yang baik, pihak terdepan dapat menjadi ahli perubahan yang kritis dalam memajukan kualitas pengajar, yang pada akhirnya dapat berdampak pada tercapainya peningkatan kualitas pengajaran secara umum.
B. Rumusa Masalah
- Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kinerja guru melalui strategi kepemimpinan?
- Strategi apa yang dapat diimplementasikan oleh kepala sekolah untuk mengoptimalkan peningkatan kualitas kinerja guru secara berkelanjutan?
Tujuan
- Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru melalui strategi kepemimpinan?
- Strategi apa yang dapat diimplementasikan oleh kepala sekolah untuk mengoptimalkan peningkatan kualitas guru secara berkelanjutan?
BAB II
METODE DAN PEMBAHASAN
Â
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih untuk menggali secara mendalam fenomena yang berkaitan dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas guru. Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah dengan fokus pada aktivitas kepala sekolah dalam pembinaan, supervisi, dan pengembangan profesional guru. Data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, praktik manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Peneliti menginterpretasikan data berdasarkan teori-teori kepemimpinan pendidikan dan pengembangan profesional guru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana kepala sekolah berperan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengembangan kompetensi guru, serta mendukung upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
PembahasanÂ
Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas kinerja Guru Melalui Strategi Kepemimpinan
Selain   desain   kepemimpinan,   keterampilan   dan  teknik   yang menentukan keberhasilan kepemimpinan juga berdampak pada bagaimana tugas dan fungsi kepemimpinan kepala sekolah dilaksanakan. Menurut Hartinah dkk. (2020), jika kepemimpinan kepala sekolah diterapkan secara efektif dan memengaruhi kinerja guru, maka akan berdampak positif. Hal ini menggambarkan bahwa kepala sekolah harus mengambil peran kepemimpinan yang aktif agar kinerja guru dapat berkembang pesat. Sejumlah elemen yang berkontribusi terhadap keberhasilan kepemimpinan dipengaruhi oleh faktor- faktor keberhasilan yang digunakan pemimpin dalam pekerjaannya. Kemampuan kepala sekolah dalam memimpin, mempengaruhi, memberi motivasi, dan memberikan bimbingan kepada lingkungan agar tercapai tujuan itulah  yang  oleh  Permadi  dan  Arifin  (2007:45)  diartikan  sebagaiÂ
kepemimpinan kepala sekolah dalam pendidikan. Sebagai seorang pendidik, tugas kepala sekolah meliputi membina lingkungan sekolah yang positif, memberikan saran kepada personel sekolah, dan memotivasi guru untuk menggunakan strategi pengajaran yang menarik.
Menurut penelitian Gaol dan Siburian (2018), menciptakan budaya organisasi yang mendukung dapat meningkatkan kinerja guru. Temuan penelitian Supovitz dkk. (2010) menunjukkan nilai pekerjaan kepala sekolah dalam pendidikan, yang secara alami memengaruhi praktik guru dengan mendorong kerja sama dan komunikasi di kelas. Menurut temuan penelitian Ratno dkk. (2020), kepala sekolah yang efektif berdampak dalam sejumlah cara, salah satunya adalah dengan membantu menciptakan lingkungan tempat kerja yang baik, yang pada akhirnya menghasilkan output yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Madu dan Jailani (2013), yang menemukan bahwa kepala sekolah harus memprioritaskan kesejahteraan guru dan berupaya menciptakan iklim sekolah yang positif untuk meningkatkan kinerja, motivasi, dan komunikasi guru.
Sebagai motivator, kepala sekolah mendorong para pendidik untuk memajukan karier mereka dan terus-menerus memperbaiki diri. Mengelola lingkungan fisik, lingkungan kerja, disiplin, dorongan, dan penghargaan semuanya dapat membantu meningkatkan motivasi. Kepala sekolah menggunakan penghargaan dan dorongan sebagai bentuk motivasi yang paling berhasil. Temuan penelitian oleh Romadoni dkk. (2016) menjelaskan bahwa kepala sekolah dapat bertindak sebagai motivator dengan menawarkan bantuan kepada guru yang mengalami kesulitan dengan memberikan saran dan dorongan.
Arah kebijakan sekolah saat ini untuk memaksimalkan pencapaian mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kepala sekolah. Salah satu unsur terpenting dari pendidikan bermutu tinggi adalah kinerja guru yang konsisten. Untuk membantu mengelola sumber daya yang tersedia dan meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah harus memiliki kompetensi profesional sebagai pejabat fungsional. Kepala sekolah berperan sebagai inspirator. Motivasi merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kinerja guru.
Diharapkan bahwa kepala sekolah akan mendorong pengembangan pengetahuan dan keterampilan profesional. Tujuan motivasi adalah untuk meningkatkan antusiasme guru dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka. Dukungan dan penghargaan adalah dua cara untuk memotivasi orang. Membangun budaya kerja dan disiplin dapat membantu meningkatkan motivasi. Untuk mencegah kecemburuan sosial, kepala sekolah berupaya membangun budaya yang damai, menerima, adil, tidak diskriminatif, dan terbuka tentang semua hal melalui diskusi dan kesepakatan (Sonedi et al., 2018). Karena budaya sekolah secara langsung atau tidak langsung berkontribusi pada pengembangan kinerja berkualitas tinggi, kinerja guru juga berdampak pada kualifikasi kompetensi. Terlepas dari kenyataan bahwa studi Bredeson (2000) mengungkapkan sedikit pertanyaan bahwa kepala sekolah memiliki dampak besar pada
Efektivitas tugas kepala sekolah berdampak pada meningkatnya atau menurunnya mutu pendidikan di sekolah. Efektivitas guru dan mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh pemahaman terhadap peran kepala sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah memberikan perhatian lebih kepada guru terkait dengan kegiatan yang dilakukannya dengan memberikan instruksi-instruksi yang harus diikuti agar dapat memotivasi dan menginspirasi guru untuk mencapai potensinya secara maksimal. Hal ini dilakukan dengan memfasilitasi hal-hal yang dibutuhkan guru dalam upaya meningkatkan kinerjanya melalui workshop, yang akan membantu kompetensi dan kualitas guru untuk terus berkembang dan mampu menjalankan tugasnya sebagai guru yang profesional.
Strategi yang dapat diimplementasikan oleh kepala sekolah untuk mengoptimalkan peningkatan kualitas kinerja guru secara berkelanjutan
Kepala sekolah tentu akan merasa khawatir jika kinerja guru buruk. Kinerja guru yang buruk dapat menurunkan standar pendidikan dan mempersulit sekolah untuk mencapai tujuannya. Sekolah seperti itu tidak akan mampu menghasilkan lulusan terbaik yang dapat bersaing di pasar global saat ini. Oleh karena itu, manajemen dan pemeliharaan yang efektif diperlukan untuk mencegah penurunan kinerja guru. Padahal, hal itu harus dianggap sebagaiÂ
peningkatan yang terus-menerus. Uhar menegaskan bahwa inisiatif untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja karyawan pada dasarnya merupakan kebutuhan organisasi yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa peningkatan dan pengembangan kinerja tidak hanya diperlukan ketika terjadi kesenjangan antara kinerja aktual dan yang diharapkan; hal itu juga perlu dilakukan bahkan ketika tidak ada kesenjangan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa organisasi saat ini akan menghadapi lebih banyak tuntutan sebagai akibat dari perubahan yang sangat cepat dalam lingkungan eksternalnya.
Ada dua strategi penting yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas guru, yaitu pelatihan dan motivasi. Pelatihan digunakan untuk meningkatkan kecakapan guru, sedangkan motivasi kinerja digunakan untuk meningkatkan kebahagiaan dan produktivitas karyawan. Intensitas penggunaan kedua strategi ini bergantung pada kondisi guru. Selanjutnya, jika diperlukan, keduanya dapat digunakan secara bersamaan..
- Pelatihan Program pelatihan harus diberikan berdasarkan kebutuhan.
Hal ini berarti bahwa jenis pelatihan yang direncanakan harus sesuai dengan jenis kemampuan yang masih kurang. Guru menerima pelatihan untuk membantu mereka melaksanakan pembelajaran yang terkait dengan tanggung jawab pekerjaan mereka. Tujuan pelatihan karyawan, menurut Susan E. Randal S. Schuler dalam Sinambela (2012:213), adalah agar anggota staf menjadi mahir dalam perilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang ditonjolkan dalam program pelatihan dan menerapkannya pada tugas sehari-hari mereka. Dengan kata lain, program pelatihan yang efektif adalah program pelatihan yang menyentuh tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu, hasil pelatihan harus diaplikasikan dalam kegiatan guru, baik di dalam maupun di luar sekolah. Program pelatihan harus mampu meningkatkan kinerja guru. Tidak sedikit pelatihan yang hanya membuang-buang uang, sehingga merugikan anggaran sekolah. Guru memang pergi mengikuti pelatihan, tetapi begitu sampai di sekolah, mereka kembali pada kebiasaan lama sebelum pelatihan.Â
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Peran kepala sekolah sangat strategis dalam meningkatkan kualitas guru melalui berbagai pendekatan, seperti kepemimpinan yang inspiratif, supervisi akademik yang efektif, serta fasilitasi pelatihan dan pengembangan profesional. Kepala sekolah bertindak sebagai motivator, pengarah, dan fasilitator dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, mendukung inovasi pembelajaran, serta mendorong guru untuk terus meningkatkan kompetensi mereka. Strategi yang diterapkan meliputi pelaksanaan program pelatihan berkelanjutan, pemberian umpan balik konstruktif melalui supervisi, serta penyediaan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pengembangan guru. Dengan peran dan strategi ini, kepala sekolah dapat memastikan bahwa guru mampu memberikan pembelajaran berkualitas, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan prestasi siswa
Saran
Kepala sekolah perlu terus meningkatkan kompetensi kepemimpinannya dengan mengikuti pelatihan manajemen pendidikan dan supervisi akademik. Kepala sekolah juga disarankan untuk lebih proaktif dalam menggali kebutuhan pengembangan profesional guru, misalnya dengan melakukan survei atau diskusi terbuka untuk mengetahui tantangan yang dihadapi guru di lapangan. Kepala sekolah juga diharapkan memanfaatkan teknologi untuk mendukung pengembangan kompetensi guru, misalnya dengan menginisiasi pelatihan daring atau berbagi sumber belajar digital. Dengan pendekatan yang lebih inovatif dan adaptif, kepala sekolah dapat semakin efektif dalam meningkatkan kualitas kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, I. (2015). Strategi meningkatkan kinerja guru: apa program yang ditawarkan oleh kepala sekolah. In Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Karir Tenaga Pendidik Berbasis Karya Ilmiah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (Vol. 23, pp. 305-312).
Hanyfah, S., Fernandes, G. R., & Budiarso, I. (2022, January). Penerapan metode kualitatif deskriptif untuk aplikasi pengolahan data pelanggan pada car wash. In Semnas Ristek (Seminar Nasional Riset Dan Inovasi Teknologi) (Vol. 6, No. 1).
Karwanto, E. M. Q. (2020). Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Jurnal Inspirasi Manejemen Pendidikan, 8(3), 271-284
DosenÂ
A. yachrroji, M.Pd
Mahasiswa PGSD Untirta
Neng Hanifiah Radhia Robbi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H