Tanaman hias telah menjadi elemen yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Secara umum keindahan suatu tanaman terletak pada bagian tanaman itu sendiri, diantaranya ada bagian bunga maupun daun tanaman. Salah satu tanaman hias bunga adalah Ghypsophila atau biasa di kenal dengan nama Baby's Breath yang termasuk dalam famili Caryophyllaceae yang berasal dari wilayah Eropa Tengah dan Eropa Timur serta Asia Barat. Keindahan Ghypsophila atau Baby's Breath bisa dilihat pada bunganya yang bermahkota tipis dan terdiri dari tangkai cabang yang banyak, umunya tanaman ini memiliki warna putih dan merah muda.
Baby's breath (Gypsophila paniculata) merupakan tanaman hias yang terkenal dengan bunga-bunganya yang kecil dan berlimpah. Tanaman ini memiliki batang yang ramping dan bercabang, biasanya tumbuh setinggi 60-90 cm. Bunga baby's breath berukuran kecil, berdiameter 3-10 mm, dengan lima kelopak yang membentuk formasi bintang.
Baby's Breath dikenal karena kemampuannya untuk tumbuh subur dan cepat berkembang biak. Bunga ini sering kali dianggap sebagai pelengkap yang sempurna untuk bunga-bunga lain dalam rangkaian, memberikan kesan lapang dan ringan. Di balik daya tariknya, baby's breath ternyata menyimpan potensi untuk menjadi musuh alam. Sebagai spesies invasif, baby's breath dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Akar tunggangnya yang kuat dan toleransi terhadap kekeringan, serta kecepatan tumbuh di habitatnya menjadikan baby's breath sebagai gulma yang sukses.
Ketika tanaman ini menyebar, mereka mengambil sumber daya yang dibutuhkan oleh tanaman lokal, seperti udara, cahaya, dan nutrisi tanah. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya spesies tanaman asli yang penting bagi ekosistem, serta mengganggu habitat berbagai jenis hewan. Selain itu, baby's breath  juga dapat mengubah struktur tanah dan mempengaruhi proses alami lainnya, seperti siklus nutrisi. Meskipun baby's breath dianggap sebagai bunga yang indah dan berguna, penting untuk menyadari dampak negatifnya terhadap lingkungan. Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah pengendalian yang tepat, kita dapat melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan ekosistem.Â
Hal ini akan menjadi sebuah tantangan besar bagi petani Baby's Breath (Gypsophila) terkait dampak lingkungan dari tanaman ini, terutama karena sifat invasifnya. Namun, ada beberapa solusi ramah lingkungan yang dapat diterapkan untuk mengelola pertanian Baby's Breath dengan lebih berkelanjutan. Salah satunya adalah pengelolaan tanaman yang berkelanjutan, seperti rotasi tanaman dan penggunaan tanaman penutup untuk mencegah pertumbuhan Baby's Breath serta meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu, metode pertanian organik, seperti penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama alami, dapat membantu menjaga kesuburan tanah tanpa merusak ekosistem lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H