Berdasarkan penelitian di tahun 2013 Indonesia termasuk pengguna terbanyak twitter tentunya ada sosmed lain seperti facebook, instagram dan sosmed lainnya. Pengguna ini dari berbagai usia termasuk para remaja. Yang banyak terlena terhadap canggihnya berbagai sosmed yang tersedia. Ada sebagian remaja yang tahu bagaimana menggunakan sosial media secara sehat dan banyak pula remaja yang tidak memahami cara menggunakan sosial media seperti social media digunakan untuk bullying, mengumpat hingga menyebabkan pertengkaran sampai dari perilaku seksual yang tidak sesuai dengan usia. Bagaimana disini peran orang tua dalam menghadapi situasi seperti ini.
Bagaimana hubungan yang sehat antara media sosial dan remaja?
- Yang pertama tujuan anak mengakses media social tersebut tujuannnya untuk apa, disitu antara anak dan orang tua harus memiliki kesepakatan. Tujuan yang benar itu harus bijak dalam menggunakannya jadi harus memiliki kerangka, seperti agar anak bias mengetik lebih cepat, uptodate terhadap informasi yang bijak
- Harus ada peraturan dan batas-batas ada bimbingan harus masuk unsure agama dalam menahan pandangan dan menjaga kemaluan saat ia menggunakan social media
- Ada evaluasi. Adanya evaluasi untuk mengetahui kontrol webset yang digunakan anak, kontrol linenya, kontaknya, percakapannya setiap harinya.
- Ada perumusan kembali
Dalam penggunaan digital sosmed ini orang tua harus berperan penting, tetapi realita yang ada terkadang orang tua banyak yang tidak mengerti terhadap pemakaian sosmed. selain itu terkadang yang mengerti saja tidak mampu mengontrol karena ada kesibukan masing-masing. Kemudian 60% orang tua Indonesia lulus dan tidak lulus SD yang sarjana saja yang menegerti tetapi sering saja kurang mengikuti. Seharusnya pemerintah disini harus mengingatkan orang tua kalau dunia maya itu harus selalu dikontrol ketika harus digunakan oleh anak.
Cara mendidik anak agar bersosmed secara sehat yaitu dengan cara dijelaskan tujuan pertama kali untuk apa, harus digunakan sesuai tujuan yang saya jelaskan dibagian awal. Kemudian bekali anak sebelum orang tua memberikan alat untuk bermedia sosial.Â
Dengan cara memberikan pengertian yang sederhana terhadap anak mengenai media social dengan cara atau contoh yang kongkrit. Misalnya anak bertanya mengapa saya belum bias daftar facebook bunda. Bundanya mnjelaskan karena kamu belum cukup umur nak, sehingga kalau semisal belum memenuhi umur tidak bisa daftar keakun tersebut. Dijelaskan dengan sentuhan kepada anak dengan bahasa anak yang lembut. Agar anak bisa memahami penjelasan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H