Dukuh Delok -- Polaman (21/07/2022) : Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program kampus yang diharapkan mampu membangun pengalaman mahasiswa dimasyarakat. Salah satunya adalah mahasiswa KKN Kelompok 40 UIN Walisongo Semarang. Kali ini, program KKN menjadi salah satu cara untuk mengenalkan mahasiswa agar dapat terjun langsung dan menganalisi kondisi masyarakat secara langsung dilapangan.
Tim KKN-MIT UIN Walisongo Semarang Kelompok 40 berkesempatan mengadakan kunjungan ke sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Dukuh Delok Kelurahan Polaman, banyak UMKM yang berkembang seperti UMKM Produk Cemilan yaitu Cemilan Marning, dan lauk seperti Kerupuk, Tempe dan lainnya.
Bermula dari keinginan untuk membantu para pelaku usaha mikro Dukuh Delok Kelurahan Polaman UMKM Marning ini merupakan UMKM yang cukup berkembang pesat dan terkenal. Terbukti dengan banyaknya pesanan yang datang setiap harinya. "Setiap hari kami selalu memproduksi cemilan marning ini. Ada konsumen yang langsung membeli di sini ada juga yang saya antar langsung ke produsen," ucap Parmi, Owner UMKM Marning.
Pembuatan cemilan ini terdapat beberapa proses yang harus dilakukan. "Mulai dari proses pencucian, 2 kali proses perebusan, penggorengan yang setelah itu dilanjut dengan proses pengemasan dan pemasaran. Marning yang telah selesai di kemas akan dipasarkan kepada para konsumen yang ada di Dukuh Delok maupun luar Dukuh. Dengan kemasan yang beratnya beragam, marning di kemas dengan berat mulai dari 250 gram hingga 1 kilogram dan di bandrol dengan harga Rp.5.000,00- hingga Rp.18.000,00- perkilonya." ujarnya.
Ketua mahasiswa KKN Kelompok 40 UIN Walisongo Semarang Bulan Ayu Ivanda, berharap kunjungan ini menjadi awal yang baik untuk pengalaman dan wawasan yang diberikan. Selain itu, mereka juga berharap dapat membantu pihak UMKM untuk meningkatkan kreatifitas dari Jagung.
"Kami berharap mampu berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Semoga Jagung dan bahan lainnya bisa diolah lebih inovatif lagi menjadi berbagai olahan, adanya kunjungan mahasiswa KKN diharapkan bisa menambah wawasan dan lebih cinta terhadap produk-produk lokal. Semoga dengan adanya kegiatan ini masyarakat bisa lebih mencintai produk-produk lokal, supaya bisa tetap bertahan di zaman yang serba modern ini. Pengalaman ini bisa menjadi sebuah temuan yang dapat menjadi diskusi bagaimana peran mahasiswa dalam mengembangkan potensi-potensi desa menjadi sebuah nilai ekonomis," tambahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H