Pohon itu setia menjaga dedaun yang menua,
beradu mulut dengan angin
bersitegang hujan dan petir,
sesudahnya dilerai cahaya-cahaya.
Pohon itu bergantung hidup
pada percakapan tak mengenal lembar akhir
bersama dedaun itu tiap hari,
diulang-ulang kenangan
sebelum tegap pohon itu membungkuk.
Sleman, 16 Oktober 2014
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!