Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gawat! Hiv Merajalela, Dimana Peran Negara?

1 November 2024   20:47 Diperbarui: 1 November 2024   20:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Standar kehidupan hari ini bukanlah halal haram menurut pandangan agama (Islam) melainkan diserahkan kepada masing-masing individu yang memiliki pandangan kebebasan berperilaku. Akhirnya demi memuaskan materi dan nafsu semata, seseorang rela melakukan sesuatu yang bertentangan dengan agama seperti halnya ragam penyimpangan seksual dan perzinahan yang akhirnya menambah masalah baru yaitu penyakit HIV/AIDS.

Dimana Peran Negara?

Adapun negara, juga nampak tak terlihat perannya karena negara justru seperti mem-fasilitasi pemicu-pemicu yang mendukung munculnya pergaulan bebas di kalangan rakyatnya. Adanya konten-konten berbau syahwat seperti drama dan film yang bergenre LGBT dan hubungan dewasa antar lelaki dan perempuan, keberadaannya mudah diakses oleh generasi.

Begitupun adanya tempat-tempat yang meniscayakan pergaulan bebas seperti konser, kelab-kelab malam, tempat penginapan, dan sebagainya yang menjamur di negeri ini. Inilah watak negeri kapitalis yang hanya berorientasi mendapat cuan sebanyak-banyaknya tak peduli sumber cuan tersebut merusak akhlak masyarakat dan haram dalam pandangan agama. Sistem hukum di negara ini juga tak bergigi dalam menyikapi rakyatnya yang menjadi pelaku zina atau pelaku penyimpangan seksual. Alhasil, wajar jika kasus HIV semakin banyak bahkan menyasar kepada generasi yang masih berusia anak-anak. Naudzubillaah. Ini kah yang kita inginkan? Lantas bagaimana Islam memandang hal ini?

Islam Menyelamatkan Generasi

Islam adalah agama sekaligus ideologi yang berisi aturan-aturan untuk memecahkan berbagai permasalahan manusia. Dalam menyikapi kasus HIV yang melonjak, Islam pun memiliki beberapa strategi jitu. Beberapa strategi ini bahkan berfungsi mencegah akar masalah dari kasus HIV yaitu pergaulan bebas. Jauh sebelum kasus HIV ada.

Apa saja strategi tersebut? Diantaranya adanya perintah bagi setiap individu laki-laki dan perempuan untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya. (QS An-Nur ayat 30-31), perintah untuk menutup aurat (QS Al-Ahzab ayat 59), dan adanya larangan khalwat (berdua-duaan tanpa disertai mahram) dan ikhtilat (bercampurnya laki-laki dan perempuan di tempat tertentu tanpa ada kepentingan yang dibolehkan syariat). Berbagai aturan ini wajib ditaati oleh setiap individu Muslim yang memiliki rasa takut kepada Allah sehingga tak berani untuk bermaksiat.

Adapun peran negara juga tak boleh ketinggalan. Tidak cukup rasanya hanya menerapkan aturan-aturan di atas untuk menjaga individu sedangkan lingkungan sekitar justru merusak dan mengajak kepada kemaksiatan. Oleh sebab itu, negara memiliki peran dalam menjaga lingkungan generasi agar hubungan antar laki-laki dan perempuan didasari hubungan yang sehat dan saling tolong menolong. Bukan hubungan yang didasari seksual seperti dalam negara kapitalis sekuler saat ini.

Negara harus menutup pemicu-pemicu kemaksiatan seperti media yang menampilkan konten porno, tempat-tempat yang mengundang kemaksiatan dan memberikan hukuman jera bagi rakyat yang berani melanggar. Negara tak boleh tunduk pada aturan ekonomi kapitalis yang memfasilitasi budaya bebas. Negara harus berdaulat dan menjaga rakyatnya dengan syariat Islam yang telah Allah turunkan.

Demikianlah, Islam telah memberikan penyelesaian dengan tuntas atas setiap permasalahan yang dialami manusia. Untuk menyelamatkan generasi, tidak ada cara lain kecuali semua pihak baik individu, masyarakat dan negara harus kembali kepada Islam. Hanya sistem Islamlah yang peduli terhadap nasib generasi.

Sumber: Narasi Post 26 September 2024 (https://narasipost.com/opini-daerah/09/2024/gawat-hiv-merajalela-di-mana-peran-negara/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun