Mohon tunggu...
Hanifah Tarisa
Hanifah Tarisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penghinaan Nabi Terjadi Lagi, di Mana Peran Toleransi?

19 Maret 2024   05:11 Diperbarui: 19 Maret 2024   22:12 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghinaan Nabi Terjadi Lagi, Dimana Peran Toleransi?

Oleh: Hanifah Tarisa Budiyanti (Mahasiswi)

            India kembali menuai kecaman dari umat Islam di seluruh negeri lantaran pernyataan salah satu politisinya yang menghina Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam. Nupur Sharma, seorang juru bicara BJP (Bharatiya Janata) salah satu partai Hindu India dalam sebuah debat di acara tv disebut telah mengolok-olok Al-Qur'an dengan menyamakan "bumi itu datar". Ia juga menghina Nabi Muhammad yang menikahi istrinya, Aisyah saat masih muda belia. Hal yang serupa juga dilakukan oleh juru bicara BJP lain, Naveen Jandaldi dalam akun twitternya yang juga turut menghina pernikahan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dengan Aisyah.

            Hal inilah yang memicu kemarahan umat Islam dan mengutuk keras atas penghinaan dan islamophobia yang terjadi di India. Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Oman, Indonesia, Malaysia dan sejumlah negeri Muslim lainnya menuntut permintaan maaf dari pemerintah India dan menyerukan pemboikotan terhadap produk India. Sebanyak 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengatakan penghinaan itu muncul karena kebencian yang semakin intens terhadap Islam di India. Hal ini terjadi secara sistematis.

            Namun yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa Islam dan ajarannya selalu dihinakan, dilecehkan dan di olok-olok? bertahun-tahun kasus penghinaan Nabi dan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam selalu terjadi dan sedihnya saat ini kita hanya bisa mengecam dan memboikot tetapi tetap saja mereka enggan meminta maaf dan semakin bertambah sombong atas tindakan mereka.

            Permusuhan dan kebencian begitu jelas dari sebagian kaum kafir melalui lisan-lisan mereka yang menghina Nabi dan ajaran yang dibawanya. Allah sendiri telah mengungkap kebencian mereka dalam Qur'an Surah Ali Imran ayat 118 : "Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi."

Tentu banyak faktor yang melatarbelakangi kasus-kasus penghinaan Nabi dan ajaran Islam. Mulai dari Islamophobia dan propaganda-propaganda negatif yang dilakukan oleh orang-orang kafir untuk menyerang kaum muslimin dan dakwah Islam. Perlu kita teliti lebih jauh mengapa penghinaan dan pelecehan terhadab Nabi dan ajaran Islam semakin masif hingga saat ini tanpa hukuman tegas bagi para pelaku. Dimana slogan toleransi dan cinta damai yang selalu mereka gaungkan setiap saat, namun khusus umat Islam sendiri mereka begitu membenci dan memprovokasi ketika ingin menjalankan agamanya? Bagaimana Islam menindak tegas para pelaku penghinaan Nabi ini?

Islamophobia dan Sekulerisme

          Islamophobia adalah sebuah fobia atau ketakutan, kebencian dan prasangka buruk terhadap Islam atau Muslim secara umum dan berujung kriminalisasi kepada ajaran dan umatnya. Namun herannya seringkali perlakuan semacam ini tampak hanya terjadi pada agama Islam saja, tidak pada agama selain Islam. Hal itu tentu disebabkan adanya orang-orang yang membenci jika Islam berdiri tegak diatas bumi. Maka, mereka yang tidak ingin Islam menguasai dunia mencoba untuk menyusun propaganda-propaganda negatif agar umat Islam takut atau phobia dengan agamanya sendiri hingga tidak menyadari bahwa Islam bisa menyejahterakan kehidupan mereka.

          Islamophobia inilah yang kemudian menjadi senjata bagi manusia yang tidak ingin terganggu kepentingannya. Mereka ingin menguasai sumber daya alam di negeri-negeri Muslim dengan sistem kapitalismenya. Mereka mengeruk sumber-sumber daya alam, meraih untung sebebas-bebasnya untuk kepentingan diri mereka sendiri sehingga rakyat tidak pernah merasakan keuntungan hasil sumber daya alam tersebut. Kehidupan rakyat semakin hari justru semakin miskin dan fenomena kesenjangan ekonomi semakin biasa terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun