Mohon tunggu...
Hanifah Taqiyyah
Hanifah Taqiyyah Mohon Tunggu... Lainnya - ouuwell

dudidam dodam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Bulan Februari Hanya 28 Hari?

28 Agustus 2020   20:25 Diperbarui: 28 Agustus 2020   20:31 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernahkah kamu bertanya-tanya, kok bulan Februari hanya ada 28 hari? Mengapa bulan yang lainnya terdiri dari 30 atau 31 hari? Apa ada peristiwa sejarahnya? Nah ternyata ada sejarah uniknya loh teman- teman. Kalender yang kita gunakan saat ini merupakan kalender yang pertama-tama digunakan pada masa Romawi Kuno.

Romulus, pemimpin Roma yang legendaris, memperkenalkan kalender Romawi pada tahun 738 sebelum masehi, terdiri dari 10 bulan dengan 304 hari dalam setahun. Penggantinya, Numa Pompilius menambahkan 2 bulan.

Akibat perhitungan waktu satu tahun yang  tidak tepat itu, maka semasa Julius Caesar, kalender menunjukkan perbedaan waktu 3 bulan lebih cepat daripada musim. Karena itu pada tahun 46 SM, Julius Caesar memberlakukan kalender baru. Jumlah hari dalam sebulan berselang seling, yaitu pada bulan nomor ganjil (pertama, ketiga, kelima, dan seterusnya) mempuyai 31 hari, dan bulan nomor genap ( keempat, keenam, dan seterusnya) mempunyai 30 hari, kecuali bulan Februari dengan hanya 29 hari dan 30 hari setiap 4 tahun sekali.

Kaisar Augustus menamakan bulan ke delapan menurut namanya. Bulan ke tujuh, Juli, dinamakan menurut Julius Caesar, kaisar Romawi pendahulunya. Agar bulan Agustus sama panjangnya dengan bulan Juli, kaisar Augustus mengambil satu hari dari bulan Februari dan menambahkannya ke bulan Agustus. Karena Juli, Agustus, dan September kini menjadi 31 hari, maka kaisar mengubah jumlah hari pada bulan September dan November menjadi 30 hari, serta bulan Oktober dan Desember menjadi 31 hari.

Nah itu dia sejarah menarik dari bulan Februari yang hanya berjumlah 28 hari, semoga bermanfaat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun