Mohon tunggu...
Falishach
Falishach Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajarr

Cerita ini, diambil dari sedikit pengalaman di hidupku….

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pintu Hujan (Bagian 2)

9 Desember 2024   11:58 Diperbarui: 9 Desember 2024   13:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Shiki mendadak menatap tangannya sendiri. Wajahnya berubah ketika ia melihat hal yang sama---sebuah tanda, persis seperti milik Sora, tapi berwarna putih jernih, bercahaya dingin seperti sinar bulan.

Mereka berdua saling menatap, kebingungan menyelimuti. Dunia terasa hening, seolah menahan napas bersama mereka. Hanya suara napas yang terdengar di udara.

"Apa maksudnya ini...?" gumam Sora, matanya masih terpaku pada tangan Shiki.
Shiki menggeleng pelan, tatapannya bergeming pada tanda di tangannya sendiri. 

"Aku tidak tahu... Tapi ini..." Ia mengerutkan dahi, mencoba mencari kata yang tepat, namun gagal melanjutkan.
Karena tak ada jawaban, mereka akhirnya memutuskan untuk berjalan, menyusuri tempat asing yang terasa seperti dunia lain. Udara di sekitar mereka hangat, dengan aroma samar seperti musim semi yang baru saja tiba.

"Indah sekali... semua ini berwarna merah terang," celetuk Sora tiba-tiba. Ia menatap langit dengan mata berbinar, seolah terpukau oleh pemandangan yang ada.
Shiki menghentikan langkahnya, menatap Sora dengan alis terangkat.

 "Apa? Merah terang? Tidak, tidak. Bahkan warna langit yang biasanya biru di dunia kita... yang kulihat di sini hanya putih lembut. Seperti kabut pagi."

"Hah?" Sora memutar kepalanya, menatap Shiki dengan bingung. "Yang kulihat, langit sekarang warnanya merah. Bukan merah biasa, tapi seperti buah ceri segar... sangat mencolok."
Mereka saling memandang dengan heran. Suasana menjadi ganjil.

"Penglihatan kita berbeda?" gumam Shiki, mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Sora mengangguk pelan, lalu melirik sekeliling. 

"Tapi kenapa? Apa ini ada hubungannya dengan tanda di tangan kita?"
Shiki hanya terdiam, ekspresinya serius. Seolah mencoba menyusun kepingan teka-teki yang mulai terhubung di kepalanya. Namun, sebelum ia bisa menjawab, Sora berusaha mencairkan suasana.

"Ngomong-ngomong," kata Sora dengan nada lebih santai, "bagaimana kamu bisa sampai ke dunia ini, Shiki? Aku tadi disuruh ibuku beli telur di pasar. Karena hujan, aku berteduh di pos kecil yang kupikir saat aku ke pasar aku tidak melihat pos itu. Eh, tiba-tiba saja aku sudah di sini."
Shiki menoleh, sedikit terkejut, tapi kemudian mengangguk pelan. 

"Kalau aku... aku lagi main sama adikku. Terus aku ingin buang air kecil, jadi aku pergi ke kamar mandi. Tapi waktu aku di sana, aku nggak sengaja menumpahkan sabun cair dari botol."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun