Mohon tunggu...
Falishach
Falishach Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajarr

Cerita ini, diambil dari sedikit pengalaman di hidupku….

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menerima yang Tak Terduga

28 Oktober 2024   09:51 Diperbarui: 18 Januari 2025   11:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu pukul satu siang pada bulan Juli, di ruang kelas bertuliskan "SMA Kelas Sebelas," pelajaran terakhir sedang berlangsung. Suasana kelas terasa berat.

Beberapa  siswa menatap jam dinding yang bergerak lambat, berharap waktu segera berakhir. Azaria duduk di kursinya, mengetuk-ngetukkan pensil ke meja sambil memandangi papan tulis dengan tatapan kosong.

Pelajaran terakhir ini seperti menguji kesabaran semua orang. Azaria hampir terlelap ketika Risa, teman sebangkunya, menyikut lengannya pelan.

"Eh, kamu udah  isi lembar masa depan?" tanya Risa sambil menyodorkan kertas miliknya.

Azaria melirik lembar itu sekilas. "Lembar masa depan" adalah tugas yang harus diisi setiap siswa tentang rencana mereka setelah lulus, mulai dari cita-cita hingga kampus impian. Kolom-kolom di kertas Risa terlihat banyak yang kosong.

"Kamu udah semua, kan? Bantuin dong!" pinta Risa sambil nyengir.

Azaria tersenyum kecil, lalu bangkit dan berjalan ke meja guru untuk menyerahkan lembar miliknya. Tanpa banyak bicara, ia kembali ke tempat duduknya dan memandang kertas Risa.

"Aku kasih saran aja, ya," katanya singkat.

Risa mengangguk penuh semangat, sementara Azaria melirik kolom "cita-cita"risa  yang kosong. Ia teringat masa SMP, ketika dirinya sama bingungnya seperti Risa.

Saat itu, Azaria tidak punya ketertarikan pada IPA. Bahkan, ia sering menjawab asal-asalan di ujian hanya karena malas belajar. Anehnya, nilai-nilainya tetap bagus, bahkan selalu di atas rata-rata. Orang tuanya menyadari hal itu dan mulai mendukungnya untuk mendalami IPA. Meski awalnya setengah hati, perlahan Azaria mulai terbiasa.

Satu kejadian mengubah segalanya. Di kelas sepuluh, ia mengikuti proyek penelitian perubahan iklim. Awalnya, ia hanya mengerjakan tugas seadanya, tapi ternyata, hasil analisisnya mendapat pujian dari guru. Proyek itu memberinya pengalaman pertama bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah nyata. Ia mulai menyadari bahwa meskipun tidak sepenuhnya suka, ia memiliki bakat di bidang IPA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun